~Training~

230 6 0
                                    

Gedung belakang sekolah terlihat amat luas apalagi tersambung dengan hutan lebat dibagian belakangnya dan mengingat tempat ini sedang sepi karna pelajaran belumlah selesai. Hebat bukan? Aku datang sebagai utusan tapi yang kulakukan hanyalah bersantai? Jangan bercanda!!

Aku menggerutu dalam hati. Mood ku sedang jelek-jeleknya apalagi aku mendapat partner yang sepertinya-tidak-bisa-bicara dan terus mengabaikanku. Entah kenapa Sai tak ingin melihat wajahku. Aku hanya melihatnya dari belakang. Rambut hitamnya begitu memesonaku.

"Jadi, apa yang bisa kau lakukan?" Tanyanya setelah sekian lama

"Ee...."

".. hei kau! Jangan melamun. Aku tidak ingin ke sekolah ini. Tapi aku tak punya pilihan! Apa kau tau rasanya tidak diperhatikan? Dan hanya menjadi alat? Apaan itu!?" Sai marah, aku hanya terkejut melihat reaksinya yang tidak terduga itu.

"Aku juga tidak ingin ke sekolah ini..." kenapa dia marah..? , "tidak diperhatikan? Hanya alat? Maksudmu?"

"Lupakanlah" Sai membuang muka , kali ini aku sangat penasaran

"Mana bisa dilupakan semudah itu?"

"Tck. Ini bukan urusan mu. Ngerti?"

"Baik baik baik..! Tapi setidaknya jangan suka marah-marah..!"

"Heh! Mau keliling sekolah? Selagi sepi" ajaknya

"Ok"

~

Aku begitu capek berjalan-jalan mengitari sekolah bersama Sai. Mungkin dia pendiam, tapi dia cukup baik. Aku terkapar di meja ruang tamu. Dengan jelas kulihat Killy yang mondar-mandir dengan sebuah senyuman lebar diwajahnya. Begitupun dengan Shiro yang entah kenapa tampak kesal.

"Ciee ciee... Killy, ada apa nih??" Godaku penasaran

"Tidak, tidak ada apa-apa. Hanya saja... aku senang berpasangan dengan Keito"

Ku putar bola mataku sambil mengingat kejadian sebelumnya bersama Keito "Benarkah? Ku pikir dia galak?"

"Dia baik hati!" Bentak Killy, sontak aku kaget, "dia mengajakku makan siang bersama, dann... dia keren" lanjut Killy

"Bukannya wajar dia mengajak mu makan siang bersama? Mengingat kalian partner?" Aku beranjak menuju kamarku setelah berkata "saranku, jangan terlalu salah mengartikan hal itu dengan suka atau semacamnya"

Aku merenungkan apa yang kukatakan tadi. Sepertinya aku terlalu kasar. Harusnya aku mendukung teman sekamarku bukan menambah beban pikirannya.

Selain itu, aku tidak tahu apa kemampuan khususku.

~

Seperti kemarin, setiba di sekolah sebuah rantai muncul ketika teman partnernya datang, begitupun denganku. Dan seperti biasa, Sai hanya cuek. Yahh.. begitupun denganku. Aku duduk di bangku ku, begitupun Sai.

Seperti biasa, bel berbunyi dan bu Castella masuk. "Maaf, ibu lupa mengatakan sesuatu yang penting. Selama seminggu ini, kalian tidak perlu datang kekelas ini. Kalian bebas kemana saja" ucap bu Castella , "datang saja saat bel pertama untuk bertemu partner kalian. Kalau sampai jam 9 pagi kalian belum bertemu partner kalian, kalian akan dapat hukuman" lanjut bu Castella sinis, kemudian pergi.

Tunggu, tadi katanya selama seminggu tidak perlu datang kesini. Berarti kami bebas berkeliaran?

Sesaat setelah bu Castella keluar Sai kemudian beranjak keluar, begitupun denganku tertarik keluar

"Hei! Tunggu!" Sai berjalan cepat menarik tanganku "sakit..!"

Dia berhenti tiba-tiba dan aku pun menabraknya, "kita harus terus berusaha. Apa kau sudah dapat kemampuan khususmu? Belum kan?" Aku tidak menjawab, Sai melanjutkan jalannya dan aku hanya bisa mengikutinya. Dia memang misterius

My Beautiful KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang