~Pangeran Silvandia~

235 3 0
                                    

"Apa yang sebenarnya terjadi? Ada apa ini?"

~

Mika kini diambang kebingungan. Apa yang terjadi? Sampai-sampai ia harus meninggalkan Ivana dan orang-orang istana yang tengah terluka (walau mereka berusaha menangkapnya)

"Sepertinya itu kemampuan mu" , perkataan dari lelaki yang menerbangkan sapu itu membuyarkan segalanya.

Kini Mika mengingat lagi apa yang baru saja terjadi. Batu-batu tadi berhenti. Ia menyadari bahwa hal yang sama pernah terjadi. Dimana?

"Dan sepertinya itulah alasan aku tidak lelah setelah menerbangkan sapu ini berjam-jam" lanjut lelaki tadi. Keito

"Emm... apa hubungannya?"

"Mungkin kemampuanmu berhubungan dengan gravitasi? Jadi intinya selama kita terbang kau menggunakan kemampuanmu secara tidak sadar" jelas Keito

Gadis itu hanya tersenyum kecil "semoga saja begitu". Kini ia mengingatnya. Ya, hal serupa pernah terjadi di perpustakaan.

"Kembali ke topik utama. Ada yang aneh di istana" kini suara Keito menegang.

"Sebenarnya apa maksud kalian 'aneh'?"

"Lihat saja sendiri" kata Keito setelah istana Silvandia sudah didepan mata. Keito menurunkan sapunya bukan digerbang masuk istana melainkan di beranda sebuah kamar.

"Kenapa kita turun disini? Kamar siapa ini?" Tanya Mika yang merasa aneh

Keito menyodorkan sebuah kertas ke arah Mika , "pelayan tadi memberikanku ini. Ini kamarku"

'Remilia Mika berada di bagian luar kerajaan. Keluar lewat jendela, jangan lewat pintu. Datanglah sendiri' , begitulah isi pesannya

"Jangan lewat pintu... maksudnya gerbang istana?" Gumamku

"..."

"Tapi kenapa..." rasa penasaran menghantui Mika. Kini Keito menarik tangan gadis itu dan dengan cepat berjalan keluar kamar

"Yukiko, Shiro, Kuro dan Sai juga mengkhawatirkanmu, mereka sempat ingin mencarimu diluar istana tapi di tahan dengan alasan 'kami akan mencari temanmu' atau 'dilarang keluar saat malam' " jelas Keito

Mika tertegun. Sejak kapan peraturan seperti itu ada? , pikirnya .

Kini mereka berhenti didepan sebuah pintu besar , "Kita akan tahu saat perjamuan nanti" Keito mendorong pintu besar itu.

Dan pintupun terbuka...

~

~> Mika P.O.V

Sebuah meja panjang yang terlihat saat pertama kali memasuki ruangan ini. Berjejer 12 kursi kiri-kanan dan sebuah kursi di ujung salah satu meja. 3 kursi masih kosong termasuk yang berada diujung meja.

Bu Castella beranjak dari kursinya dan menghampiri kami "Kalian hampir terlambat..! Dari mana saja kalian!?" Kata bu Castella, wajahnya terlihat marah.

"Maafkan kami..." kataku dengan nada rendah

"Jika ada masalah katakan saja. Ibu akan melindungi kalian. Sekarang cepat ke kursi kalian..!!"

"Ba-baikk..." kami lalu menempati 2 kursi yang kosong. Seketika aku merasa 'mungkin bu Castella orang yang baik'

Aku kembali memerhatikan tempat kosong yang terletak diujung meja itu. Kursi itu milik siapa? Bukan untukku? , pikirku aneh

Semua murid saling bercakap-cakap hingga pintu besar itu untuk kesekian kalinya terbuka. Seseorang berjalan masuk menuju kursi diujung meja itu

"Selamat malam bu Castella dan teman-teman. Sebagai penguasa Silvandia kuucapkan selamat datang ke kerajaan ku. Maaf atas keterlambatannya. Baru saja ada kegaduhan diluar istana" kata yang diucapkan lelaki yang baru masuk itu membuatku secara spontan berdiri.

My Beautiful KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang