part17

376 22 1
                                    

Sepertinya sudah menjadi kegiatan pokok Fadil untuk menjemputku dirumah setiap pagi. Hari ini fadil menjemputku memakai motor ninja merahnya. Hari ini Queen berangkat bersama Fansyah.

"Yuk" Aku menaiki motor Fadil lalu Fadil menggas motornya dengan kekuatan yang benar-benar kencang. tidak sampai setengah jam kita sudah sampai Parkiran sekolah. Fadil memakirkan motornya. kami berjalan menuju kelas. Disamping kelas ku yaitu kelas10 IPA2 ada keributan. Aku dan Fadil berlari menghampiri keributan tersebut. Ternyata itu Riko anak 11 IPS1 dan Tian anak 11 IPA3.

Barbara yang melihat dari awal ternyata keributan tersebut dikarnakan Tian yang pacaran dengan BG itu karna taruhan dengan teman sebangkunya(valent). Riko tidak terima sahabat perempuannya dipelakukan seperti itu. Lia teman dikelas BG memberi tahu kalau BG menangis dikelasnya yaitu kelas 11 IPA2. Aku dan Barbara menghampiri BG.

"Lo jangan mewek mulu, tenang Tian gak ganteng-ganteng amat kok masih ada si Riko ini" Bujuk Barbara. Sebenarnya Barbara senang karna Tian dan BG tidak pacaran serius. Tapi disisi lain dia juga sedih melihat sahabatnya diphpin.

Tiba-tiba Tian datang ke kelas BG. Dengan keadaan bonyok dan robek pada bagian bibir. BG langsung memeluk orang dibelakangnya. Riko. Dia memeluknya lalu menangis. Barbara menarik Tian lalu membawanya ke uks. Aku kembali ke kelas ku. Dimana Fadil. Kok gak keliatan ya gumamku dalam hati.

"Ngelamun neng" Ucap seseorang membuyarkan lamunanku.

"Fad.." aku membalikan tubuhku "eh Kak ada apa?" Ternyata itu Kak Andreas. "Lo kemaren ga bales sms gue" Jawabnya dengan menaikan satu alisnya.

"Baru dibaca tadi pagi kak. Malem ketiduran di sofa beres beresin rumah" ucapku bohong.

"Kamu ngapain disini? Aku nyariin kamu!" Seseorang menarik lenganku. Lalu aku mengikuti tatikannya.

"Aww tangan aku sakit, dil" Ucapku sambil memegang tanganku yang masih ditariknya. Fadil melepaskan tarikannya

"Abisnya ngapain kamu malah duduk berdua-duaan sama mantan kamu" Fadil cemberut. Ah so Baby Face.

"Kamu kalo marah lucu deh gemesiiiiiin" ucapku sambil mencubit pipinya.

"Tau ah" Fadil meninggalkan ku lalu pergi ke lapangan basket. Kata dia Aku itu kalo kesel pengennya megang bola basket. Bukan buat main basket tapi nanti bolanya aku lempar ke orang yang aku kesel. Lalu aku ingin membuktikan ucapan itu. Aku berlari ke lapangan basket.

"Ayo lempar" ucapku.

"Maksudnya?" Tanya Fadil heran.

"Kamu pernah bilang ke aku katanya kalo lagi kesel pengennya lempar bola ke orang yang kamy kesel" Cibirku dengan muka so marah.

"Gamau ngelempar kan aku sayang" Rayunya. "TAPI PENGENNYA DIBAKAR DIMUTILASI TERUS DI KASIH KE SUMANTO BIAR DIMAKAN SAMA DIAAAAA" Fadil tertawa terbahak-bahak.

"Ih kamu mah jahat yaudah bodo terserah aku mau nangisssss hwaaaaaa" aku mengekspresikan anak kecil nangis.

"Bodo amat nangis aja sana huu" ejek Fadil.

Aku lari ke kelas. Lalu nangis beneran.

Fadil mengejarku, duduk disampingku.

"Jangan nangis lagi dong, kan aku becanda" Rayunya agar aku tidak nangis lagi.

"GAK" lalu aku melanjutkan tangisan ku. Semakin besar.

Lalu Fadil memelukku dari samping lalu dia berbisik "jangan nangis lagi sayang, kalo nangis lagi berati ga sayang sama aku"

Aku mengangkat kepalaku lalu tersenyum walaupun wajahku masih basah dengan air mata.

"Nah gitu dong kan cantik" Ucapnya.

Fadil mencium keningku. Aku mulai nyaman dengannya.

♥♥♥

Vomentnya guys♥

I'm Not The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang