Mi, mami salah sangka.

578 31 0
                                    

"Udah jangan dengerin tuh bocah. Gue gakan biarin lo kenapa-kenapa kok" Kak sukma menenangkan ku. Aku mengangguk.

Kak Sukma mengajakku keluar ruangan dan jalan-jalan ke taman RS ini. Aku mengiyakan. Aku melihat Queen, sepertinya dia mencari ku. "Queeen!" panggilku. Dia melambaikan tangannya dan menghampiriku dan Kak Sukma. Dia melihat Kak Sukma aneh seperti pertama aku melihat Kak Sukma. "Lo sama kakak lo sama aja ya, ngeliatin gue aneh banget. Gue ganteng" Kak Sukma tertawa. "Kak kok dia mirip banget sama ka Fansyah? Punya tanda lahir yang sama pula sama kakak" Queen berbisik kepada ku. "Iyaaa dia mirip Fansyah, tapi dia nakal" aku balas bisikan Queen.

"Lah kok malah pada main bisik-bisikan?" Tanya Kak Sukma.

"Hehehe ini urusan cewek" aku memeletkan lidahku.

"Iya deh iyaaa" sahut Kak Sukma.

"Eh ngomong-ngomong lo mau apa kesini?" Tanya ku ke Queen

"Gue kemaren dikasih tau mami katanya lo berantem ama temen lo disekola terus lo ketusuk pinggangnya. Lo berantem sama si Cabe-cabean Cindy ya?" Tanya Queen.

"Iyaaa gue digebukin si Cindy. Gua ketusuk paku doang kok. Tenang kakak lo kan Strong" jawabku

"So Strong lo" sambung Kak Sukma.

So Strong lo.

Kata-katanya sama persis dengan Fansyah. Yatuhan apa dia Fansyah?

"Kok malah pada bengong-bengongan sih?" Kak Sukma membuyarkan lamunan ku dan Queen.

"Kak, kakak kok mirip sama...." Aku langsung menutup mulut queen.

"Mirip siapa? Kok ditutup mulutnya queen, barb?" Tanya nya heran.

"Engga engga kok ni anak emang suka nyeplos kalau ngomong" sahutku dengan melirik Queen sinis. "Eh lo gak sekolah, queen?" Aku mengalihkan pembicaraan.

"Hehe gue bolos kak, soalnya gue khawatir sama kaka" ucapnya dengan nada di-imut-imutin.

"Heh gua bilangin mami lo!" Ancam ku.

"Jangan dong, kak. Janji deh ini first and last" Ucapnya memohon.

"Untung lo adik gue paling imutt" Cibirku.

"Heheiya dong baru kakak yang baik" ucap queen dengan senyum yang sangat manis.

"Kok gue jadi kacang?" Tanya Kak Sukma yang memang sedari tadi diam melihat ku dengan Queen.

"Eh ngga kok kak, hehe. Balik, yuk. Laper nih" pintaku.

Kita bertiga menuju ruang rawat ku. Kak Sukma mengambil makanan yang ada dimeja dan menyuapiku. Aku melihat mata Kak Sukma yang coklat dan bersinar. "Ngapain lo liatin gue kaya gitu?" Tanya Kak Sukma yang menyadari kalau aku melihatinya. "Dih geer. Kak beres makan kita cerita-cerita yuk?" Pintaku. Kak Sukma mengiyakan.

"Nah, beres. Kamu mau cerita? Cepet aku pengen denger" ucap Kak Sukma. "Guys gue ke toilet dulu yaaa" Kata queen kami berdua mengangguk.

"Gini, aku punya kembaran namanya Fansyah. Dia cowo, Tapi kita akur banget. Kita punya tanda lahir yang sama dileher. Waktu dia kelas 6 SD dia dapat beasiswa ke Italy, Mamiku tidak setuju karna khawatir. Tapi papi kebalikannya. Papi menandatangani Surat beasiswa itu. Lalu Fansyah berpisah dengan aku, queen, mami, dan papi. Awalnya kita biasa-biasa aja, Fansyah juga masih suka sms dang telpon. Waktu aku kelas 2 SMP dia langsung diloncat ke kelas 3 SMP karna kepintarannya. Semenjak dia kelas 3 SMP dia tidak pernah sms dan telpon lagi sampe sekarang." Aku menarik napas panjang "Aku, Queen, mami, papi sangat khawatir. Mami dan Papi pernah mencari dia ke Italy. Namun hasilnya nihil. Sampai akhirnya kita frustasi. Mami hampir gila. Papi tidak bekerja 3 bulan. Akhirnya Mami dan Papi mulai menenangkan diri. Mereka mulai bekerja lagi, tidak dengan Queen. Queen tidak ingin melanjutkan sekolah. Setelah kita bujuk ahirnya dia mau meneruskan sekolah. Semenjak Fansyah pergi dan tidak ada kabar Queen menjadi nakal. Dia sering ke diskotik dan mabuk-mabukan. Queen ketauan papi. Papi langsung memasukan dia ke asrama. Kelas 2 SMP dia dipindahkan lagi ke SMP GARUDA. Queen berubah menjadi lebih baik dan menjadi siswa berprestasi. Dia pernah dapat beasiswa ke singapur tapi Mami dan Papi tidak mengizinkan karna kejadian Fansyah tidak ingin terulang." lanjutku bercerita panjang lebar. Kak Sukma hanya membuat huruf O dimulutnya dan sesekali dia tersenyum miris melihat ku. "Terus sampe sekarang kalian gak pernah sms atau telpon lagi? Ini cobaan buat kalian. Pasti tuhan sudah membuat rencana yang baik. Kalian yang sabar yaa" Kak sukma menenangkan ku. Dia memelukku. aku merasakan kalau yang meluk aku itu Fansyah, Fansyah yang pergi 4tahun yang lalu. aku membalas pelukannya. krekkkkkk. Pintu kamarku terbuka dan kami melihat ke arah pintu. Ternyata itu Mami. Mami shock melihat wajah yang mirip dengan anaknya. Anak laki-laki satu-satunya. Mami memeluk Kak Sukma dan mengeluarkan air mata. "Nak, kemana saja kamu. Mami khawatirr" tangis Mami semakin menjadi-jadi. Kak sukma heran. mami melepas pelukannya. Mami menghapus air matanya. Setelah tenang dan tangisnya berhenti, Mami memegang pipi Kak Sukma. Mami sangat-sangat senang sekaligus terharu.

"Mi, ini bukan Fansyah. Dia Kak Sukma. Kaka kelas ku" Ucapku pelan-pelan.

"Tidak, Barbie. Dia Fansyah dia mirip dengan Fansyah. Kamu tidak lihat apa? Walaupun sudah 4tahun tidak melihatnya mami masih ingat dengan wajahnya" Sahut Mami meyakinkan.

"Tante, my name is Sukma. Bukan Fansyah" Kata Kak Sukma yang dari tadi diam.

"No, kamu lupa dengan Mami kamu sendiri? Ini Mami Fansyahhh ini Mami" tangis mami pecah lagi. Dan sekarang memelukku.

"Kakak mending pulang ajaaa, Mami pasti lagi sedih inget anaknya" seruku kepada Kak Sukma.

"Yaudah iyaiya. Lo jangan lupa makan yaa. Kalau ada apa-apa langsung telpon gue." Aku mengangguk faham.

♥♥


Seminggu sudah aku di Rumah Sakit. Hari ini aku diizinkan pulang. Karna luka-luka ku sudah pulih. Hanya kepalaku kadang terasa nyeri. Mami ingin bertemu keluarga Kak Sukma. Dia yakin sekali bahwa itu Fansyah. Papi juga penasaran. Besok aku ingin sekolah. Aku sms Barbara supaya besok dia menjemputku dirumah.

To: Barbara (+6281300990099)
From: Barbie

Barb, gue besok udah boleh masuk sekolah. Lo ke rumah gue ya. Soalnya gue masih belum bisa bawa motor.

Setelah mengirim pesan kepada Barbara aku merebahkan tubuhku ke kasur dan tidur.

"Nonnn bangunn, non jadi sekolah tidak? Non Barbara sudah menjemput non" Aku pun bangun. Karna ada yang membangunkan ku. Yap, itu suara Bi Mara.

"Iya, Bi. Bilang setengah jam lagi beres. Kalau nggak suruh dia masuk ke kamar ku." Jawabku dengan mata masih tertutup.

Aku mandi, dan memakai baju. Menyiapkan buku-buku sesuai jadwal hari ini. Setelah selesai aku turun ke bawah dan menemui Barbara. "What's up, bro? Apa kabs mannn?" Salamku dengan gembira. "Lo kira gue cowok man man" barbara mengurucutkan bibirnya. "Ayo cepet udah telat nih, sejam lagi masuk" lanjut Barbara sambil menatap jam tangannya. "Yaelah sejam lagi ini. Eh, Bi. Queen mana? Bilangin mau bareng gak?" Tanyaku ke Bi Mara. "Dia udah duluan non, bawa motor non" jawab Bi Mara. "Ohyaudah aku berangkat ya, Bi" aku salim ke Bi Mara dan menghamipiri Barbara yang sudah dimobil.

Sesampai disekolah. Semua melihatku dengan berbagai tatapan. Aku sangat risih dengan tatapan itu. Aku langsung menutup sebagian muka ku dengan sweater yang dijinjingku.

♥♥

Udah dulu yaaa guys mau mandi dulu hehe. Keep reading guys. Jangan lupa voment♥♥ jangan jadi silent readers please:'(

#debby monica

I'm Not The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang