kembaran

446 30 0
                                    

Kenapa manusia ini sangat pintar dan aku sangat iri dengannya setelah mengetahui kalau dia sudah selesai s1 dan menjadi guruku sekarang.

Umur 17 sudah menjadi guru memang terlalu muda. Apalagi dia sodara kembarku sendiri. Sedangkan aku? Tidak pernah memperoleh beasiswa apapun. Padahal aku diSMP menjadi murid berprestasi. Aku menjuarai olimpiade IPA tingkat provinsi dan Team Basketku juara tingkat kabupaten. Kenapa aku tidak bisa sejenius diaa?

"Bengong aje lu kampret" natasha membuyarkan lamunan ku. Pelajaran kali ini aku tidak fokus karna memikirkan Fansyah yang sangat jenius. Jika didunia nyata mungkin ini sangatlah mustahil.

"Eh gurunya kemana?" Tanya ku yang melihat tidak ada siapa-siapa dimeja guru.

"Mewek dijailin si Fadil" sahut Barbara.

"Fadil? Yang mana?" Tanyaku karna seminggu ini aku tidak masuk sekolah. Dan kau tahu aku masih anak baru. Baru sekolah 1hari sudah sakit seminggu.

"Noh yang rambutnya di skin" tunjuk Barbara kepada seorang laki-laki yang begitu tampan. Sangat tampan.

"Oh," jawabku singkat. Barbara mengangkat satu alisnya.

"Terus kita ngapa-" tiba-tiba Fansyah datang ke kelas ku disebelahnya ada Pak Adha yaitu kepsek disini.

"FANSYAH?!!!!!" Teriakan ku membuat seluruh murid menoleh ke arah ku. Termasuk fansyah dan pak kepsek.

"lo kenal dengannya?" Tanya Natasha.

"Dia kembaran gue" semua menatapku lagi dengan macam-macam tatapan. Ada yang menatapku tidak percaya, ada yang mentertawai dengan maksud meledek, dan ada juga yang mencibirku.

"Sudah semua balik kesini. Kenal kan guru baru kita. Namanya Pak Fansyah. Silahkan perkenalkan diri anda." Ucap pa kepsek mempersilahkan fansyah memperkenalkan diri.

"Perkenalkan nama saya Fansyah. Panggil saja saya Fansyah tidak usah pake pak" dengan menekan kan kata pak. "Umur saya 17tahun"

"Seumuran sama kita guys"

"Udah punya gebetan belom?"

"Kece bat sih boleh minta pin bbnya gak?"

"Udah punya istri belum?"

Ya, itu adalah suara-suara perempuan genit dikelas ku.

Fansyah hanya tersenyum "saya mengajar pelajaran Matematika dan IPA disini" Serunya "Semoga kalian nyaman belajar dengan saya" lanjutnya.

"Ada yang mau ditanyakan lagi?" Tanya Pak Kepsek.

"NO HPnya berapa fansyah?" Celetuk salah satu murid disana.

"Bisa ditanya ke kembaran saya, Barbie" Ucapnya.

Semua melihatku (lagi). Kecuali Barbara. mengapa dia bilang minta no HPnya ke aku? Aku aja gatau nomor HP dia berapa. Aku saja baru bertemunya hari ini setelah 4tahun tidak ketemu gumamku dalam hati.

"Ohh ternyata benar,lho"

"Deketin yuk si Barbie"

"Lumayan kembarannya temen sekelas kita guys"

"Sudah.. sudah.. Fansyah? Ada yang mau disampaikan lagi?" Tanya Pak Adha.

"Tidak,pak"

"Yasudah kemari ikut saya" Pak Adha dan Fansyah meninggalkan kelas. Baru saja Pak Adha melangkah satu kaki keluar kelas, Pak Adha kembali lagi. Mungkin ada yang tertinggal.

"Hmm pelajaran siapa kalian? Kemana gurunya?" Tanya Pak Adha. Ya betul dia baru sadar jika kelas ku tidak ada guru.

"Nangis pakk" satu kelas menjawab, terkecuali fadil.

"Nangis kenapa?" Tanya Pak Kepsek lagi. Kali ini mukanya memerah.

"Dijailin fadil pak" satu kelas menuduh fadil. Fadil melotot.

"Hoalah fadil.. fadil.. ikut saya ke ruangan saya" Ucap Pak Kepsek.

"I-iya pak" seru Fadil dengan muka cemberut. Terdengar dia mendengus dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu berjalan keluar kelas dengan penampilam acak-acakan dan baju dikeluarkan.

♥♥♥

Don't forget to voment gaisss:* jangan jadi silent readers pleaseeeee:'(((((((

CEK MULMED ADA FADILLLL YEAH

I'm Not The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang