part21

435 24 5
                                    

  "Barb. Gabung sih sama kita" ajak Nica.

"Iya sii, Barb. Masa lo sendiri mulu" itu Nomi.

"Em.. yaudah ayo. Kantin aja yuk!" Kataku.

Dikantin aku lebih banyak diam. Aku tidak tahu Fadil dimana. Dia tidak menjemputku pagi ini.

"Kenapa bengong mulu sih, barb?" Natasya membuyarkan lamunanku.

"Gak apa-apa. Fadil sekolah gak sih?" Tanyaku.

"Tuh si Fadil" ucap Natasha "Tapi kok sama cewek?" Lanjutnya.

"Hah?!!!!" Aku terkejut lalu mencari sosok Fadil. Dan menemuinya yang sedang berjalan berdua dengan Rahma.

"Barb!" Fadil memanggilku. Aku mengalihkan mataku menutup mukaku.

"Kamu kenapa?" Tanya Fadil yang sekarang sudah didepan mataku.

"Hm? Kenapa apanya?" Tanyaku balik.

"Kenapa tadi pagi kamu berangkat sama-" aku langsung menutup mulut Fadil dan menarik lengan Fadil menjauh dari gengku.

"Kenapa, Barb? Aku tadi jemput kamu. Terus rada telat eh ternyata kamu udah berangkat sama Andreas." Fadil memasang wajah cemberut.

"Abisnya kamu lama terus liat Kak Andreas ada depan rumah. Mau nolak gak enak. Lagian juga udah telat." Jawabku menjelaskan. "Terus kenapa kamu tadi jalan berduaan sama Mantan kamu?" Tanyaku.

"Aku tadi nyariin kamu, terus dibelakang aku ada dia. Dia ngajak ke kantin bareng aku sebenernya males diintilin mulu ya tapi gimana lagi" jelasnya. Aku mengangguk.

"Ehiya soal Kak Andreas jangan bilang Barbara ya!" Pintaku. Fadil mengangguk.

  Aku kembali ke kantin dan duduk dimeja bersama gengku.

"Kenapa, Barb?" Tanya BG.

"Gapapa" jawabku.

"Mau main rahasia-rahasiaan nih?" Nomi menunjukku dengan telunjuk digoyang-goyangkan.

"Hffft" aku mengabaikannya.

"Ya deh kita gak paksa. Tapi gue mau tau cewek yang sama Fadil itu. Kayaknya baru liat." Itu Clarie.

"Yaa.. Dia emang anak baru." Jawab Barbara.

"Oh.. Kayanya deket banget sama si Fadil." Tanya Clarie lagi.

"Mantannya." Pekikku.

"MANTAN?!!!!" Semua berteriak dan menatapku kaget.

"Emang. Waktu Daddynya Fadil meninggal gue kan ke rumah Fadil terus pas mau pamitan pulang ke orang tua Fadil, ada cewek nyamperin gue nah cewenya itu namanya Rahma dia bilang mantan Fadil ternyata sekarang cewek itu sekolah disini" aku menghela napas. "Terus nyokap gue telpon pas gue lagi ngobrol ama cewek itu ga ngobrol banyak sih cuma dia nanya udah berapa bulan gue pacaran sama Fadil. Disitu gue baru inget hari itu gue mensiv sama Fadil. Gue berniat ke kamar Fadil lagi mau ngucapin Mensiv. Eh tiba-tiba ada si cewek itu lagi pelukan sama Fadil." Jelasku.

"PELUKAN?!!!" Mereka semua bertanya serempak.

"Yaaa terus gue balik kan. Fadil gak ngejar gue. Lo masih inget gak Barb yang gue ke rumah Kak Andreas itu? Disitu gue mau cerita ama dia eh nemuin lo lagi sama Kak Andreas dikamar. Dalam posisi gak enak diliat lagi" jelasku setengah menyindir Barbara.

"Posisi gak enak gimana, Barb?" Tanya BG menyelidik.

"Udah si gak usah dibahas dih. Terus gimana lagi?" Barbara mengalihkan pembicaraan.

"Terus gue balik besoknya pas ke sekolah gue cuekin Fadil. Pas istirahat gue masih diemin Fadil terus Fadil marah sampe nyentak-nyentak gue. Terus gue ke taman belakang sekolah. Gue mewek disana. Eh gue ketiduran sampe jam balik sekolah. Terus gue balik ke kelas buat ngambil tas pas gue udah ambil tasnya gue mau jalan ke pintu ke luar eh malah ngeliat Fadil sama si Cewek itu Ciuman." Jelasku.

"CIUMAN?!!!!" Mereka semua memang cocok jadi paduan suara.

Aku mengkorek telinga kanan dan kiriku karna mereka teriak ditepat telingaku.

"Ya gitu." Ujarku.

"Terus Fadil udah jelasin kejadian aslinya gimana?" Tanya BG aku mengangguk lalu menceritakan semuanya.

"Jangan terlalu percaya lagi Barb siapa tau itu alesan." Saran Natasya.

"Tapi itu jawabannya masuk akall kok, Sya" itu Natasha. Memang si kembar itu selalu beda pendapat.

"Liat aja nanti endingnya gimana nih cerita" jawabku.

♥♥♥

Bel pulang sekolah berbunyi. Aku jalan beriringan dengan Fadil. Tapi tidak berdua, melainkan dengan Rahma juga. Dia berdiri disamping kanan Fadil.

"Lo balik sama Rahma, dil?" Tanyaku.

"Iyalah!" Jawab Rahma sendiri.

Fadil mengangkat tangannya sebelah ke arahku menandakan 'tidak'. Aku mengangguk.

Diparkiran

"Naik, Bie" Kata Fadil sambil menepuk jok belakangnya.

Yang naik bukan aku tapi Rahma. Aku mundur dua langkah. Rahma memeluk Fadil. Fadil belum menyadari kalau yang ikut dengannya itu bukan aku.

Aku menunggu gerbang sekolah untuk mencari bus sekolah.

Fadil POV

"Kok kesini,dil?"

hah? Itukan bukan suara Barbie.

Aku langsung memberhentikan motorku.

"Kenapa berhenti? Kenapa gak puter balik? Kan rumah aku masih jauh"

Aku membuka Helm.

"Lo ngapain disini?" Aku balik tanya.

"Balik bareng lo" jawabnya polos.

"Barbie mana?" Tanyaku lagi.

"Turun!" Suruhku.

Rahma menggeleng.

"TURUN!!" Ucapku dengan nada tinggi.

Rahma pun turun dari motor dan aku menggas kencang motorku. Berbalik arah menjadi ke arah sekolah.

Setan emang kenapa gue gak sadar kalo yang gue tumpangin itu si Rahma. Anjing baru juga baikan sama Barbie udah bakal dapet masalah lagi.

Hujan turun.

Aku belum sampe sekolah. Masih jauh. Aku menggas lebih cepat hingga tak terasa hujan semakin deras. Aku tidak berfikir untuk meneduh karna difikiranku sekarang hanyalah BARBIE.

Tidak sampai 30 menit aku sudah sampai depan halte sekolah. Aku melihat beberapa siswa sedang berteduh aku mencari sosok Barbie. Tapi hasilnya nihil. Aku menyerah aku berniat untuk ke rumah Barbie.

barbie?

Aku menemui sosok wanita yang aku cari. Sedang berdiri dipinggir jalan tanpa berteduh. Aku menghampirinya. Dia langsung terjatuh. Untung saja aku tepat waktu. Aku menggapai tubuh Barbie.

Barbie POV

Kenapa kepalaku berat sekali, ya. Aku membuka mata aku berada diatas motor. tubuhku basah sekali. Aku menaruh kepalaku ke pundaknya lagi. Terasa nyaman.

♥♥♥

SPECIAL TRYOUT. DARIPADA MIKIRIN MTK GITU YA GAK MASUK2 OTAK MENDING BIKIN CERITA. DAN AHIRNYA CERITANYA ABSURD BANGETTTT SORRY.

VOMENTTTT:*:*:*

I'm Not The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang