Hari ini aku datang ke sekolah terlambat. Pertama karena telat bangun dan yang kedua Kak Kevan ninggalin aku, dia berangkat kuliah duluan. Alhasil aku mesti naik angkot ke sekolah. Sebel.
Dan sinilah aku sekarang, di depan guru piket. "Naya, kenapa kamu datang jam segini? Kenapa kamu bisa telat?"
"Maaf bu, saya terlambat bangun," kataku sambil menundukkan kepala.
"Alasan klasik!" ucap guru piket, Bu Jenny ketus.
Aku masih menunduk dan berkata, "Tapi kenyataannya emang gitu Bu. Terus saya mesti naik angkot karena kakak saya ninggalin saya."
"Saya ga terima alasan apapun. Sekarang kamu bersihkan taman belakang sekolah, kalau sudah selesai, kamu balik lagi ke sini untuk ambil surat masuk ke kelas!" kata Bu Jenny tegas.
"Iya Bu." Aku berjalan ke taman belakang sekolah, tidak jauh dari aku berdiri sekarang, aku mendengar suara teriakan Bu Jenny.
"Satria, mau kemana kamu?" Aku langsung menolehkan kepalaku ke arah suara Bu Jenny.
"Mau ke toliet, Bu" ujar Satria.
"Itu arah ke kantin bukan ke toilet. Kamu ga bisa nipu saya, Satria. Cepat balik ke kelas atau saya beri kamu hukuman!" ucap Bu Jenny sambil bertolak pinggang.
"Iya Bu iya," kata Satria malas. Setelah melihat itu, aku kembali berjalan menuju taman belakang.
"Ini ga pernah dibersihin atau gimana sih," gerutuku. Banyak sekali sampah disini, kayak ga pernah diurus. Padahal kalau bersih, tempat ini bagus buat duduk-duduk saat istirahat. Aku mencari sapu dan peralatan lainnya yang bisa aku gunakan buat membersihkan tempat ini.
Aku melihat jam yang melingkar di tanganku, 8.20. Sudah sejam aku membersihkan taman belakang dan hasilnya not bad lah. Sudah terlihat rapi dan ga ada sampah. Yeay. Aku mengembalikan peralatan yang tadi aku gunakan ditempatnya dan bergegas ke meja piket untuk meminta surat masuk kelas.
"Bu, saya sudah selesai," ucapku sambil mengelap sisa-sisa keringat di dahiku.
Bu Jenny menoleh ke arahku dan berkata, "Oh, cepat juga Nay. Ini surat masuknya. Besok jangan terlambat lagi."
"Baik Bu." setelah mengambil surat masuk aku langsung menuju kelasku. Aku kembali melihat jamku, 8.30. Kelas Pak Seno. Semoga ga dapet ceramah deh.
****
Sesuai dugaan, pas masuk kelas dapet ceramah dari Pak Seno. Udah dihukum masih juga dapet ceramah.
"Kok lu bisa telat sih Nay? Ga biasanya gitu" kata Lana. Kita lagi mau ke kantin. Dan aku juga bawa bekel. Kue buatan Bunda yang paling enak serumah.
"Ya bisalah. Kan gue manusia," jawabku sekenanya.
"Bukan itu maksud gue Nayong. Ga biasanya gitu lu telat," Lana mulai sebal.
Aku tertawa kecil melihat tingkahnya. "Kan gue telat bangun. Otomatis gue telat juga ke sekolah. Dan gue ditinggal sama Kak Kevan."
Dan Lana cuma ber-oh ria. Aku hanya mengedikkan bahu.
Aku dan Lana mencari tempat duduk yang agak di pojok. Kita ga terlalu suka duduk di kantin yang agak ke tengah, karena biasanya ditempatin sama anak-anak famous dan semacamnya, dan juga biasanya rame banget. Menurut aku, kita tipikal cewek yang ga begitu suka rame walaupun Lana anaknya rame banget, apalagi kalau di kelas tapi kalau urusan kantin, kita milih mojok aja.
"Lu mau beli apa Nay? Sekalian gue beliin deh" tawarnya.
"Dibayarin juga ga?" tanyaku becanda.
"Iya deh. Mumpung gue lagi baik nih." Lana sudah berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chat
Teen FictionAwalnya aku iseng, tapi kenapa ujungnya jadi begini? -Kanaya Ini cewek ga bisa apa kalau ga chat gue sehari aja? Ganggu banget. -Satria Start from chat and how is the ending? Copyright © 2016 by thebubblegum