"Nay, kantin yuk," ajak Lana sambil menengok ke arah Naya yang berada duduk disebelahnya.
Naya menjawab dengan anggukan dan berkata, "ayo. Gue capek banget abis mikirin fisika tadi."
"Yeeee, lu mah cuma mikirin doang, bukannya dikerjain," ledek Lana.
Naya, tipikal cewek yang tidak begitu suka dengan pelajaran fisika. Selalu pusing dengan fisika. Dan selalu kena sasaran Pak Bowo, guru fisikanya. Jika di tanya mau mengerjakan soal fisika atau kimia, pasti Naya akan berteriak untuk mengerjakan banyak soal kimia dibanding mengerjakan 5 soal fisika yang beranak pinak ala Pak Bowo. Kenapa 5? Karena kalau cuma 1 atau 2 soal masih tidak masalah, kalau lebih dari 5 dan semua beranak pinak seperti soal yang sering di berikan oleh Pak Bowo, Naya langsung menyerah. Menyerah total.
Naya memijit kepalanya yang terasa pusing. "Yuk buruan ke kantin. Kayaknya lu butuh asupan makanan biar ga pusing," ajak Lana sambil menarik Naya keluar dari kelasnya. Naya yang di tarik Lana cuma bisa pasrah. Kepalanya benar-benar pusing, serasa ingin meledak.
Selama jalan ke arah kantin, Lana banyak berbicara tentang Rafa yang begini lah di line, begitu lah di line. Naya hanya menggumam kalau di tanya sesuatu tentang apa yang di ceritakannya.
Naya merasa kalau Lana ada hati terhadap Rafa. Walau Lana sering menyebut Rafa itu gesrek dan segala macam nama yang spontan keluar dari mulut cantik Lana itu.
"Lu mah gue ajak ngomong cuma ham hem ham hem aja. Bete tau. Gue sebel pokoknya sama Rafa. Gue ga mau ketemu si gesrek itu hari ini. Titik," ucap Lana.
"See? Lagi-lagi Lana menyebut Rafa itu gesrek. Padahal Lana maupun Rafa sama gesreknya," pikir Naya.
"Terserah Lana aja," jawab Naya sekenanya.
"Ish Naya nyebelin," Lana melipat kedua tangannya didepan dada.
Lana dan Naya memasuki kantin yang sudah ramai dengan siswa-siswi yang kelaparan.
"Mau mesen apa Nay?" tanya Lana sambil melihat sekeliling kantin.
Naya mengetukkan jari telunjuk ke dagunya sambil berfikir, "Gue mau ke sebelah sana deh Lan, gue kepengen nasi sama ayam bakar." Naya menunjuk salah satu tempat yang ada di kantin.
Mata Lana mengikuti kemana jari Naya mengarah. "Gue jadi mau masa, Nay," ucapnya sambil mengusap perutnya.
"Dasar tukang ngikutin," ejek Naya sambil berjalan menuju sang penjual makanan. Dan Lana mengikuti Naya tanpa membalas ejekan dari sahabatnya itu.
Akhirnya Lana dan Naya memesan nasi dengan ayam bakar serta es teh manis dan es jeruk. Mereka melihat sekitar untuk mencari tempat duduk. Semua meja penuh dengan siswa-siswa kelaparan. Dan sepertinya hari ini bukanlah hari keberuntungan Lana maupun Naya. Meja yang terlihat mampu menampung keduanya berisikan oranga yang membuat Lana malas dan Naya gugup.
"Nay, tinggal itu satu-satunya kayaknya," ucap Lana tak bersemangat sambil memegang nampan yang berisikan makanannya.
Naya menarik nafasnya lalu membuang nafas sedikit kasar. Dia benar-benar belum siap untuk bertemu lagi dengan laki-laki itu. Akhirnya Naya angkat suara, "mau gimana lagi Lan, emang lu mau makan sambil berdiri?"
Yang ditanya hanya mampu menggelengkan kepalanya lemas. Mau tidak mau Lana dan Naya duduk bersama mereka. Naya dan Lana berjalan kearah meja yang bisa mereka pakai untuk makan.
Naya dan Lana berdiri didepan ketiga laki-laki yang sedang asyik dengan makanan mereka. Naya dan Lana hanya bisa saling pandang. Entah harus siapa yang memulai bicara dan meminta izin untuk menumpang di meja tersebut.
"Ehm, boleh duduk sini?" tanya Naya hati-hati. Akhirnya Naya mempunyai inisiatif untuk memecahkan keheningan. Selain itu, Naya memang sudah lapar sekali.
Ketiga laki-laki tersebut kaget melihat siapa yang ada dihadapan mereka, tapi salah satu dari mereka buru-buru merubah air mukanya yang awalnya terkejut menjadi biasa, malahan bisa disebut datar. Dan yang lainnya ada yang wajahnya dari terkejut menjadi senang sumringah dan ada yang dari terkejut menjadi senyum canggung.
Setelah cukup lama menunggu akhirnya salah satu dari mereka menjawab pertanyaan Naya. "Boleh. Boleh banget. Duduk duduk. Apa sih yang engga buat Ayang Lana dan sahabatnya," jawab laki-laki itu sambil memberikan senyuman paling lebar yang dia punya. Dan Lana yang digoda oleh laki-laki itu memasang tampang cemberut.
14 Mei 2016
akhirnya aku bisa update setelah sekian lama. maaf ya, karena bener-bener sibuk dan gatau mau update apa tapi bisa baca cerita diwattpad. too busy in my real life. dan baru kelar uts juga. huf, masih ada yang harus kuselesaikan setelah uts ini berakhir. semoga ga bener-bener menyita waktu banget, karena tugas buat uas tinggal beberapa yang presentasi aja sih kayaknya, i hope i'm not wrong about my schedules. semoga part ini ga mengecewakan banget ya. buat part ini juga karena ga bisa tidur. vomment kalian masih aku tunggu
KAMU SEDANG MEMBACA
Chat
Teen FictionAwalnya aku iseng, tapi kenapa ujungnya jadi begini? -Kanaya Ini cewek ga bisa apa kalau ga chat gue sehari aja? Ganggu banget. -Satria Start from chat and how is the ending? Copyright © 2016 by thebubblegum