twelve

2.5K 112 36
                                    

Mungkin hari ini bisa dikatakan hari yang tak terduga oleh Kanaya but in different way. Pertama mendapat semprot dari Pak Bowo saat pelajaran fisika, kemudian harus satu meja di kantin dengan Satria, walaupun tidak hanya ada Satria aja disana tapi tetap aja itu tak terduga untuk Naya dan yang terakhir untuk sekarang ini adalah, Naya kembali membaca apa yang ada di layar hpnya. "Tidak mungkin," batinnya. Sedaritadi Naya masih tidak menyangka dengan apa yang dia lihat di layar hpnya. Satria mengirim pesan kepadanya.

It's unpredictable. Seorang Satria gitu loh, chat duluan. It is like a dream for Naya. Naya mencubit pipinya, mengecek apakah ini mimpi atau bukan. "Aw," ringisnya sambil mengusap pipi yang dia cubit. And it isn't a dream, it is real.

Naya bener-bener ngga tau mau ngapain. Daritadi dia hanya melihat ke layar hpnya lalu melihat ke arah kamarnya, dan berulang begitu terus. Dia tidak tau, jika di sebrang sana ada yang menunggu pesannya dibalas.

SatriaD: Nay

Satu kata tapi berhasil memporak-porandakan hati Naya. Hati Naya jumpalitan kalau bisa dilihat oleh orang lain, sayangnya hati manusia ngga bisa dilihat.

Beruntung Naya sedang duduk di pinggiran kasur. Bagaimana jika saat dia membaca pesan tersebut, Naya sedang berdiri? Mungkin dia akan langsung luruh ke lantai atau malah salto. Mungkin juga dia akan pingsan seketika dan kepalanya terbentur lantai kamarnya. Lebay kalau dibayangkan, tapi yang namanya di chat duluan sama doinya ya apapun bisa terjadi, right?

"Aku harus bales apa? Astagaaaaa," gumamnya sambil mengetukkan hp ke dagunya.

Naya mulai mengetikkan balasan untuk Satria.

Kanayanaya: Kenapa Sat?

Naya menghapus apa yang dia ketik. Dan mencoba mengetikkan kata-kata yang lain

Kanayanaya: Tumben Sat, ada apa?

Naya menggelengkan kepalanya lalu menghapus pesan itu lagi. Naya berfikir sejenak. Setelah yakin mau membalas pesan Satria, dia mengetikkan pesan tersebut dan langsung mengirimnya tanpa mengeceknya kembali.

Kanayanaya: Ada apa?

Dan buru-buru dia menutup aplikasi tersebut. Naya masih tidak menyangka. Naya kembali mencubit pipinya karena masih tidak percaya apa yang terjadi beberapa menit yang lalu. Masih terasa mimpi baginya. Tapi nyatanya itu bukan mimpi. Itu kenyataan.

Tak lama, kembali ada notif dari Line.

SatriaD: harus ada apa-apa dulu ya buat ngechat lu?

Naya merasakan oksigen di sekitarnya hilang. Dia tak menyangka Satria akan membalas chatnya seperti itu.

Naya menahan nafasnya sejenak, mungkin lebih tepatnya dia tidak sengaja menahan nafasnya. Jawaban Satria sungguh di luar perkiraan Naya. Dia pikir Satria akan membalas pesannya dalam waktu yang lama atau malah tidak akan membalasnya sama sekali dan dia sempat berfikir kalau Satria sedang ikutan truth or dare bersama teman-temannya itu.

"Aku mesti bales apalagi, Tuhan? Bantu Naya dong."

Naya menimang-nimang hpnya sambil melihat balasan dari Satria. Dia masih ngga percaya kalau Satria yang memulai chat itu.

"Sumpah ini ada angin muson apaan ya di rumah Satria sampe-sampe dia ngechat duluan?"

Naya berjalan mondar-mandir sambil memikirkan apa yang mesti dia jawab.

"Ah kelamaan banget deh aku mikirnya, keburu Satria kabur kalau gini ceritanya."

Naya mengetikkan jawab yang sekita terlintas dibenaknya.

ChatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang