Kau pernah menari-nari di atas pecahan kaca hingga dari telapak kakimu mengalirkan darah? Aku telah melakukannya berkali-kali setiap rindu itu menyaru kabut menuruni gunung.
Kabut rindu menunggu di depan jendela. Aku membukanya, menghirupnya.
Rindu itu menyesakkan dada, buatku kehilangan napas. Aku tahu, aku akan mati. Dan aku memang telah berkali-kali mati kala rindu menyaru kabut pulang ke gunung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak-Sajak Kematian
PoetrySerpihan-serpihan kekecewaan, kesedihan, kekelaman, kegelapan, ketidakpastian, kehilangan dan juga kematian itu sendiri yang menjelma menjadi kata-kata.