Terpekur aku di bawah temaram cahaya bulan
Menyurusi lorong yang ramai oleh gerimis
Anak laki-laki bercelana merah menangis
Menyusul ibu mengemisTawa meledak dalam bilik kayu
Satu dua orang membuang kartu
As hati: lembar-lembar biru penghuni kantong celana
Hingga pagi pulangkan merekaKaki-kaki berlari
Berlomba dengan gerobak-gerobak kayu
Lelaki tua terjatuh
Empat pukulan rontokkan gigi satu-satunyaKisah-kisah pilu menjelma hujan semalam
Bersihkan jalanan dari maksiat
Biarkan sesekali percopet berteduh
Mengistirahatkan tangannyaTuhan berbisik padaku,
Semua baik-baik saja
Aku percaya
Sungguh aku percayaPengemis yang baik-baik saja di lampu merah
Penjudi yang baik-baik saja di bilik kayu
Pedagang kaki lima yang baik-baik saja yang kehilangan gigi satu-satunya
Pencopet yang baik-baik saja yang berteduh di emperan tokoAku hanya senyum-senyum saja
Melihat semua begitu baik adanya
Termasuk diriku yang kerap mereka ludahi
Karena aku gila
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak-Sajak Kematian
PoésieSerpihan-serpihan kekecewaan, kesedihan, kekelaman, kegelapan, ketidakpastian, kehilangan dan juga kematian itu sendiri yang menjelma menjadi kata-kata.