Chapter 2

446 57 0
                                    

Happy reading and enjoy!

***

Saat ini Niall sedang berada dirumah Zayn. Niall selalu berada didekat Zayn saat susah maupun senang. Niall juga telah menganggap Zayn seperti kakaknya sendiri.

"Zayn, aku ingin menanyakan sesuatu padamu." Niall memulai pembicaraannya.

Zayn menoleh ke arah Niall, "Ingin menanyakan apa?"

"Hm.. Tadi saat Harry membicarakan tentang permainan Ouija mengapa kau hanya diam saja? Padahal yang lain sepertinya bersemangat sekali."

Zayn tampak murung, kemudian dia menghela napasnya. "Hm.. Sebenarnya aku tahu tentang permainan itu, Niall."

Niall terkejut dengan ucapan Zayn. Jadi Zayn tahu permainan itu? Itulah isi batin Niall.

"Memangnya itu permainan apa?"

"Itu adalah permainan yang berbahaya. Karena itu dapat menghilangkan nyawa bagi si pemain. Apa kau ingat Doniyha, kakakku? Sebenarnya Ia meninggal karena bermain permainan laknat itu. Kau tahu? Aku sudah melarangnya untuk bermain permainan itu. Tapi ketahuilah, Ia sangat keras kepala saat kuberi tahu."

Niall menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya. Ia terkejut atas penjelasan Zayn. Pasalnya menurut rumor yang beredar. Doniyha meninggal karena bunuh diri. Lehernya terikat oleh tali yang terpasang di langit-langit kamarnya.

Sekarang aku tahu yang sebenarnya. Batin Niall.

"Jadi Doniyha meninggal karena bermain Ouija? Bisakah kau bercerita denganku?"

Awalnya Zayn tampak ragu, tapi dia mengangguk. "Saat itu aku dan Doniyha sedang melakukan Movie Marathon. Lalu Doniyha berpikir untuk bermain Ouija. Awalnya aku mencegahnya, untuk tidak bermain permainan itu. Tapi Ia tetap bersikeras akan memainkannya. Setiap hari aku merasa ada yang mengganjal dirumahku. Kompor yang tiba-tiba menyala, pintu yang tertutup dengan sendirinya. Bahkan ada yang melesat tepat dibelakangku. Doniyha hanya mengabaikan itu semua dan berkata bahwa aku hanya berhalusinasi." Zayn memasang raut wajah yang sedih. Lalu dia melanjutkan ceritanya lagi.

"Aku kesal dengan ucapan Doniyha yang selalu mengatakan bahwa aku terlalu banyak menonton film yang bergenre Horror. Lalu aku melihat Doniyha yang sedang asyik bermain Ouija sendirian. Aku terkejut saat melihat Doniyha. Dan pada saat itu Doniyha melihat lampu hias kamar yang melilit ditembok tiba-tiba berjalan menuju arah Doniyha. Doniyha terkejut, dan lampu hias itupun mencekik leher Doniyha dan berpindah ke langit-langit kamar.

Seolah-olah Doniyha meninggal karena bunuh diri. Tapi itu semua bohong. Aku menangis saat melihat Doniyha. Aku tahu betul bagaimana cerita asli kematian Doniyha itu, karena aku melihatnya sendiri. Maka dari itu aku tidak berbicara apapun pada seseorang kebenaran dari kematian Doniyha. Bukan untuk apa, tapi jika aku membicarakan ini pasti mereka akan mengira bahwa aku ini sudah tidak waras. Jadi lebih baik aku simpan sendiri cerita akhir dari kehidupan Doniyha. Kuharap tidak ada lagi yang memainkan permainan itu. Tapi aku nanti akan menyusulnya." Zayn pun menitikkan air matanya.

Niall menatap Zayn dengan tatapan bersalah, gara-gara dia menanyakan hal ini jadi membuat Zayn bersedih. "Maaf sudah membuatmu jadi ingat tentang masa lalumu itu, Zayn. Biarkanlah Doniyha hidup dengan tenang, lagipula kematiannya sudah menginjak 1 tahun, bukan?"

Zayn mengangguk-anggukkan kepalanya. Niall jadi sedih melihat sahabatnya sedang membayangkan masa lalunya.

Niall menjadi takut saat Zayn menceritakan semua tentang Ouija. Ia tak ingin mati hanya karena permainan itu.

"Zayn, apa kau tidak berbohong tentang permainan Ouija itu?"

Zayn menatap Niall dengan tatapan. -Apa maksudmu?-

"Sejak kapan aku berbohong tentang sesuatu yang ada sangkut pautnya dengan keluargaku?" Zayn kembali meyakinkan pada Niall bahwa dia tidak berbohong.

Niall mulai berpikir, benar juga apa kata Zayn. Zayn tidak pernah berbohong tentang apapun yang ada sangkut-pautnya dengan keluarga. Karena Niall tahu, bahwa Zayn adalah anak yang menjunjung tinggi nilai kejujuran didalam sifatnya.

"Kau memang tak pernah berbohong, Zayn. Tapi semenjak kau memberi tahuku tentang permainan itu, aku menjadi sedikit takut."

"Sebenarnya aku tak mau ikut dalan permainan itu. Tapi mau bagaimana lagi? Aku sudah kesal dengan Harry sehingga membuat keputusan yang salah bagiku."

"Kau memang benar, Zayn. Ya sudah, kita terima saja takdir yang sudah ditentukan." Niall menunduk dengan raut muka yang sedih.

"Lebih baik, kau menginap saja dirumahku. Besok kita akan langsung pergi ke rumah Harry."

Dengan gaya kekanak-kanakan. Niall menjawab ucapan Zayn layaknya karakter spongebob yang sedang diberi tugas. "Siap bos."

***

Di malam hari yang terang karena adanya cahaya rembulan. Harry dan kawan-kawannya telah berkumpul dirumah miliknya. Saat ini mereka akan membicarakan tentang permainan itu. Permainan yang berbahaya.

"Oke, guys. Sudah kumpul semua? Lebih baik kita bicarakan dahulu tentang permainan Ouija." Harry mengawali perbincangannya.

"Mari kita baca buku MYSTERIOUS." Teriak Louis dengan suara melengkingnya.

"Siapa yang ingin membacanya?" Ucap Liam.

"Zayn. Lebih baik Zayn saja. Ia kan anak kutu buku, Haha..." Harry berkata dengan sarkatis.

Semua tertawa terkecuali Niall dan Zayn. Mereka hanya terdiam. "Kemarikan bukunya." Liam memberi buku MYSTERIOUS pada Zayn.

***

a/n

Hei guys, what do u mean? garing or kering? Ehehe apasi krik.-.

ada yg penasaran sm kelanjutannya? Ehehe sosoan bat gua ye, dahal ada yg baca jg gua uda hamdalah:)

Btw, nama buku mysterious itu gue ngasal ehehe, abis gua gatau mo namain tu buku apaan:"

vomments gaez❤

- cecannya niall ma luplup

OUIJA ➖ One DirectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang