Chapter 4

353 52 0
                                    

Enjoy

***

Zayn beserta teman-temannya mengikuti langkah Harry menuju kamar miliknya.

"Duduklah ditempat yang kalian suka." Harry mendaratkan bokongnya diatas kasur. Kamar Harry sangatlah luas. Ada meja belajar yang sebesar meja makan. Coba bayangkan saja betapa luasnya kamar Harry. Itu dikarenakan Harry adalah orang yang mampu. Seluruh harta warisan kedua orangtuanya diberikan pada Harry. Harry pun melanjutkan perusahaan milik ayahnya.

Aku tidak ingin mati muda, ya tuhan. Batin Niall.

"Let's play the game, guys."

Harry memulai permainan. Diikutinya panduan buku MYSTERIOUS, Harry sangat antusias dalam bermain Ouija. Teman-temannya hanya ketakutan membayangkan nasibnya.

"Shit, ada apa dengan kalian?" Harry mulai geram dengan sikap teman-temannya.

"Lanjutkan saja." Jawab Liam tenang. Walaupun pikirannya tidak setenang jawabannya.

"Baiklah."

Harry mulai menggerak-gerakkan coin-nya. Asal kalian tahu. Coin ini sangatlah besar. Jadi setiap orang mendapatkan bagian untuk menggerak-gerakkan.

"Spirit, Spirit of the coin... Spirit, Spirit of the coin... Spirit, spirit of the coin... Please come out and play with us!" Kelima pria itu membaca mantra yang telah disebutkan oleh buku MYSTERIOUS.

"Whoa! Coin-nya terasa lebih berat." Seru Harry.

"Ya tuhan.." Gumam Niall.

"Siapa yang ingin bertanya terlebih dahulu?" Tanpa basa-basi Zayn segera menanyakan hal ini. Bertujuan agar permainan ini cepat selesai.

"Aku." Ucap Harry lantang.

"Hei, wahai arwah. Siapa namamu?"

Coin pun mulai bergerak dengan sendirinya. Tanpa digerakkan oleh kelima pria itu.

Coin itu bergerak menuju huruf. M-A-R-R-Y. Selanjutnya S-A-L-D-O-V.

Zayn yang mengerti permainan pun menyimpulkan, "MARRY SALDOV! Apa kau Marry Saldov?"

Coin itu pun bergerak lagi menuju tulisan 'YES'. Tubuh Niall semakin menegang.

"Mengapa kau berada disini? Dan apa alasanmu ingin bermain bersama kami?" Liam memberanikan dirinya untuk bertanya.

Coin bergerak menuju huruf-huruf. I-N-I M-E-M-A-N-G R-U-M-A-H-K-U. Harry yang melihat ini pun menyimpulkan. "Jadi kau penunggu dirumahku?"

Coin bergerak menuju kata 'YES'. Harry terkejut atas jawaban dari arwah Marry Saldov. Harry tak pernah tahu tentang rumah yang Ia tempati saat ini.

Tubuh para pria itupun mendadak tegang.

"Kau belum menjawab pertanyaanku yang tadi. Apa alasanmu ingin bermain bersama kami?"

Coin pun bergerak, A-K-U M-E-M-B-U-T-U-H-K-A-N T-E-M-A-N. Coin itupun berhenti.

"What the...?" Louis berteriak.

"Coba tanyakan lagi. Apa maksudnya membutuhkan teman." Ucap Liam.

"Sekarang giliran kau, Ni. Kau harus menanyakan apa maksud dari Marry membutuhkan teman." Harry melirik Niall.

"Kenapa harus aku?" Niall memberanikan dirinya untuk bertanya pada Harry.

"Karena sekarang memang giliranmu." Jawab Harry asal.

Niall mendengus kesal, "Huuh... Baiklah."

Batin Harry tertawa sangat keras.

"Hai, Marry. Apa maksudmu dengan membutuhkan teman?" Niall menanyakan hal itu dengan was-was.

Coin bergerak, A-K-U M-E-N-G-I-N-G-I-N-K-A-N K-A-L-I-A-N S-E-M-U-A.

Wajah kelima pria itu pun tegang. Sekarang mereka semua tahu apa yang dimaksud Marry.

"Noooo!" Jawab mereka serempak.

Mereka pun mulai melihat buku dan membaca cara mengakhiri permainan ini.

"Zayn, bagaimana ini? Aku sangat takut sekali." Bisik Niall pada Zayn.

"Lebih baik kita jangan panik. Terima saja apa nasib kita nanti."

Harry dan teman-temannya melakukan cara untuk mengakhiri permainan itu.

"Ayoo! Ya tuhan. Semoga bisa." Niall bergumam.

Semua cara telah mereka lakukan. Akhirnya mereka telah menyelesaikan permainan itu.

"Yeah, kubilang apa? Benarkan. Ini tidak semengerikan yang kalian kira." Harry mengucapkan dengan lantang.

Kuharap seperti itu. Batin Zayn berbicara.

Akhirnya kelima pria itupun menginap dirumah Harry. Karena hari sudah hampir pagi. Mereka pun memilih untuk tidur.

***

A/N

Haaae! Gimana-gimana? Ini ada lanjutannya lhoo. Jadi ini kek baru permulaan gituu.

So, Vomments for the next chapter!

- bhay!

OUIJA ➖ One DirectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang