ENJOY
A/N : OnThePhone.
Zayn yang Italic.
Niall yang Bold.
Don't forget! Because this is Important. Takutnya malah nanti gangerti.***
Niall sedang berbaring dikamarnya. Ia masih sangat terpukul saat mengetahui Harry tewas.
"Kenapa harus Harry yang mati? Kenapa bukan aku?" Niall berteriak sendiri.
Tiba-tiba angin bertiup kencang. Bulu kuduk Niall berdiri dengan sendirinya.
BRAK
Pintu kamar Niall terbuka dengan sendirinya. Tubuh Niall semakin menegang.
Tiba-tiba terdengar bisikan tepat ditelinga Niall.
Tunggu saatnya... Kau akan mati...
Suara itu terdengar sangat jelas ditelinga Niall. Niall segera mencari HandPhone-nya lalu mencari Contact Zayn.
***
Zayn melihat bunyi dari HandPhone-nya. Ia pun segera mengangkat panggilan yang ada di HandPhone-nya.
"Zayn, Maaf mengganggumu. Apa kau sedang sibuk?"
"Hi, Niall. Kau sama sekali tidak menggangguku. Aku saat ini sedang tidak sibuk. Memangnya kenapa?"
"Zayn, datanglah ke Starbucks dekat Taman. Nanti aku akan ke–AAAAA."
"Niall? Are you stay here? Please. Jangan bermain-main denganku. Niall? NIALL!"
Sambungan pun terputus. Zayn yang khawatir dengan Niall pun segera menuju Apartment Niall.
Tak lupa dituliskannya juga Pesan Text untuk Louis dan Liam.
To : Louis and Liam.
Hi! Maaf mengganggu. Aku butuh kalian. Cepat kalian datang Apartment milik Niall. SEKARANG!
Itulah isi pesan text dari Zayn untuk kedua temannya. Zayn sangat khawatir dengan Niall. Ia sudah menganggap Niall sebagai adiknya sendiri. Walaupun mereka terlahir hanya berbeda beberapa bulan.
Diperjalanan menuju Apartment Niall sangatlah macet. Padatnya kendaraan membuat kemacetan panjang.
Zayn mendengus kesal, "Huuh. Mengapa disaat-saat seperti ini, jalanan macet?" Zayn membanting stir mobilnya.
Zayn pun dengan hati yang sabar tetap melewati jalan yang macet. Karena itulah satu-satunya jalan dari rumah milik Zayn menuju Apartment Niall.
***
Liam melihat pesan text dari Zayn segera menuju Apartment Niall. Rumah Liam memanglah lumayan dekat dengan Apartment Niall.
"Semoga tidak terjadi apapun padamu, Nialler." Gumam Liam.
***
Louis menerima pesan text dari Zayn segera menancapkan gas menuju Apartment Niall.
"Semoga tak terjadi apa-apa denganmu, Niall." Gumam Louis.
***
Liam telah sampai di Apartment Niall. Ia segera masuk ke dalam Lift. Liam memencet tombol 3. Niall memang berada di lantai 3.
Liam berlari menuju kamar Niall.
Liam terkejut melihat keadaan Niall saat ini. Liam menghampiri tubuh Niall yang sudah terkapar.
"Niall..." Liam menangis dengan posisi memangku kepala Niall.
Niall tewas dengan cara mengenaskan. Kedua matanya tertancap cermin. Cermin di kamar Niall pecah. Dan salah satu pecahannya tertancap di kedua bola mata milik Niall.
Tak lupa rahang Niall pun terkoyak. Dagingnya terlihat dengan campuran darah segar.
"Mengapa ini bisa terjadi padamu, Ni?" Isak tangis Liam menggema di Apartment milik Niall.
Tiba-tiba derap langkah menghampiri Liam. Ia adalah Louis.
Louis terkejut melihat darah yang ada di pangkuan Liam. Louis menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya.
"Oh, Gosh!" Gumaman Louis.
"What happened with Niall? Oh god! Lihat wajah Niall? Ini sangat mengerikan." Louis bergidik ngeri.
"Shut the fuck up, Lou."
Louis diam mematung. "Kenapa tidak dibawa kerumah sakit?" Tanya Louis.
"Kita harus menunggu Zayn, bodoh!" Gertak Liam.
"Where's Zayn?"
"Kau bertanya padaku? Aku saja baru sampai. Lebih baik kita tunggu Zayn selama 5 menit. Jika tak kunjung datang maka–"
"Vas Happenin'?" Ucapan Liam terpotong oleh suara Zayn.
Zayn melihat Niall yang mengenaskan pun menangis. "Oh God! Niall!"
Zayn berlari menghampiri Niall. "Ada apa denganmu, Niall? Mengapa ini bisa terjadi padamu?"
Zayn kembali menangis. "Maafkan aku Niall."
Niall tewas saat sedang menelepon Zayn. Disaat itu Niall sedang ketakutan. Tubuhnya menegang.
Niall melihat seorang Nenek dengan bola mata kosong tersenyum padanya.
Niall terkejut melihat sesosok penampakan itu. Sang Nenek pun akhirnya mendekati Niall. Niall melangkah mundur.
Nenek itu melihat ke arah cermin. Dengan satu gerakan, cermin itu pun pecah. Potongan dari cermin itu menancap di mata Niall.
Niall mengerang kesakitan. Diambilnya lagi potongan cermin itu. Lalu digoreskan pada rahang Niall. Darah menetes dari mata maupun rahang Niall.
Saat itupun Niall menghembuskan napasnya. Tak lupa juga disisi Niall tergeletak sebuah Coin berdarah.
***
"Kenapa kau harus mati dengan cara mengenaskan seperti ini, Niall?" Liam memegang batu nisan Niall.
"Sudahlah. Biarkan saja. Ia sudah istirahat dengan tenang. Kita doa kan saja yang terbaik untuknya." Zayn mengelus punggung Liam.
"Lebih kita pergi dari sini. Mari kita pergi ke Starbucks. Aku akan menunggu kalian di mobil." Louis melangkah pergi menjauh dari pemakaman Niall. Pemakaman Niall terletak disebelah pemakaman Harry.
Liam dan Zayn masih setia melihat batu nisan Niall. Tak lama mereka pun menyusul Louis.
***
A/N
HAAAAI? GIMANA-GIMANA PENDAPATNYA TENTANG CHAPTER INI? DAPET FEEL NGERINYA GA?
BTW, GUE GARELA ANJ NIALL MATINYA NYEREMIN GITU..
HARRY SAMA NIALL UDAH PADA MATI. SELANJUTNYA SIAPA YANG BAKALAN NYUSUL?
KEEP VOMMENTS for the next chapter!
- Bhay!
KAMU SEDANG MEMBACA
OUIJA ➖ One Direction
FanfictionJanganlah bermain permainan yang dapat mengundang para roh. Karena itu sangat berbahaya. Kalau kau tidak ingin celaka maka kau tidak boleh memainkan permainan yang seperti ini yaitu, OUIJA. Copyright 2016 by : frekuenshit