Seminggu telah berlalu, dan Zayn masih dapat menikmati kehidupannya.
"Safaa, dimana kau berada?"
Zayn sedang mencari-cari Safaa, adiknya.
Zayn menemani Safaa bermain petak umpet. Zayn menyerah karena tidak dapat menemukan keberadaan Safaa.
Safaa yang bersembunyi di suatu tempat, hanya bisa tertawa dengan suara yang amat pelan.
Safaa pun berubah, Safaa berubah menjadi sosok nenek-nenek dengan mata yang bolong.
Zayn tidak tahu bahwa Safaa yang diajak main olehnya adalah sesosok makhluk yang mengerikan.
Safaa yang asli sedang ikut dengan Waliyha pergi ke taman.
Di rumah hanya ada Zayn sendirian. Mom dan Dad-nya pergi ke Pakistan untuk bertemu Nenek Zayn.
"Safaa, kau berada dimana?" Zayn masih mencari Safaa.
Angin berhembus kencang, Zayn merasa badannya amat dingin.
Bulu kuduk Zayn berdiri, "Safaa, kau dimana? Aku tidak tahu dimana kau berada, dan aku menyerah."
Tidak ada jawaban dari Safaa. Hanya saja tiba-tiba angin berubah sangat kencang, Zayn semakin bingung.
Bagaimana bisa angin masuk kedalam rumah dengan sangat kencang?
Pintu yang tertutup pun kini sudah terbuka tanpa Zayn yang membukanya.
Zayn masih sibuk mencari Safaa, Zayn sangat menyayangi Safaa. Zayn tidak ingin Safaa terluka.
"Safaa, kumohon keluarlah." Safaa tetap tidak menampakkan dirinya.
Zayn kembali meneriakkan nama Safaa, namun Safaa tak kunjung datang.
"Aku akan menelepon Mom."
Zayn pergi ke arah telepon rumah.
Zayn memencet nomor telepon orang tuanya, dan menempatkan telepon ke telinganya.
"Sial." Umpat Zayn kesal.
Zayn sangat kesal, berbagai macam pertanyaan muncul didalam benaknya.
Mengapa disaat-saat seperti ini dirumah tidak ada sinyal?
Mengapa Safaa tidak muncul?
Mengapa bisa tidak ada sinyal? Padahal dirumah ini tidak pernah sama sekali ada kata 'tidak ada sinyal'?
"Uh, ada apa sebenarnya?"
Muncul-lah sesosok nenek-nenek tua dengan mata yang bolong.
Nenek itu tersenyum. Zayn bingung apa maksud senyuman nenek tersebut.
Dan tiba-tiba...
Zayn merasakan kegelapan.
***
Zayn terbangun, Ia mengedarkan pandangannya. Zayn tidak tahu berada dimana.
Namun disisi lain, Zayn mendengar ada teriakan seseorang meminta tolong.
"Tolong, tolong aku!"
Seorang wanita cantik meminta tolong karena Ia diculik dan tangannya di ikat.
Disana terdapat anak seusia Zayn, hanya memandangi wanita itu.
Anak itu melihat kejadian penculikan, namun Ia kembali mengalihkan pandangannya pada Gadget miliknya.
Zayn ingin menolongnya, namun mobil si penculik sudah jalan mendahuluinya.
Zayn bingung akan mengejar menggunakan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUIJA ➖ One Direction
FanfictionJanganlah bermain permainan yang dapat mengundang para roh. Karena itu sangat berbahaya. Kalau kau tidak ingin celaka maka kau tidak boleh memainkan permainan yang seperti ini yaitu, OUIJA. Copyright 2016 by : frekuenshit