Spica Corona Cassiopeia

1.5K 108 15
                                    

Spica Corona Cassiopeia.

Begitulah namanya. Sungguh cantik. Seperti orangnya. Nama bintang mahkota Ratu Etiopia. Itulah artinya. Kenapa harus mahkota Ratu Etiopia, kenapa bukan mahkota Ratu dihatiku saja?

* * *

Aku berjalan setenang mungkin mengikuti langkah seorang wanita separuh baya berseragam layaknya guru-guru yang lain. Sampailah aku disebuah ruangan yang penuh dengan siswa dan siswi yang sedang mengobrol ataupun bermain, atau yang sibuk sendiri. Ya, aku berada disebuah kelas. Aku semakin gugup saat suasana kelas mendadak hening, lalu kumasukan kedua tanganku disaku celana.

"Selamat pagi, anak-anak!"

"Pagiiii, buuuu."

Sekarang semuanya menatapku. Aku mencoba menyembunyikan rasa gugupku dan bersikap sewajarnya.

"Silahkan perkenalkan dirimu."

Aku menoleh menatap wanita tersebut. Esti Novianti, itulah yang dapat kulihat di name tag nya. Aku kembali menatap murid-murid disini, berdeham, sekali, dua kali.

"Nama gue Orion Pavoleo Andromeda, biasa dipanggil Rion, Leo, Andro. Terserah lo semua mau manggil apa."

Suasana masih hening. Mendadak aku merasa canggung sendiri. Sayup-sayup kudengar bisikan, gumaman, atau bahkan teriakan.

"Nama lo keren, bro!"

"Cakep ya?"

"Omaigat, cool pisan euy! Pengen cubit elah!"

"Ganteng kayak Cameron Dallas.."

"Gile dah, gue diabetes akut.."

"Duduk disebelahku aja ya,"

"Duduk disebelah gue aja, bro!"

Suasana kelas mulai gaduh oleh suara siswa yang mulai berkomentar ini-itu. Sebenarnya aku sudah terbiasa dengan ini karena aku memang sering berpindah sekolah, tetapi entah mengapa aku merasa sangat gugup hari ini.

Lalu tak sengaja pandanganku jatuh kepada seseorang yang sedang membenamkan wajahnya dikedua tangannya yang dilipat diatas meja. Rambutnya yang kemerah-merahan membuatku kagum melihatnya.

Disemir kalik ya, pikirku waktu itu.

Lalu dia mengangkat kepalanya dan menatapku. Dapat kulihat wajahnya yang menatapku malas. Aku tersenyum tipis tetapi dia hanya menatapku datar.

"Ya silahkan kamu sekarang duduk di sebelah Spica."

Aku menatap Bu Esti. Aku bahkan belum tau anak yang bernama Spica itu. Lalu semua anak yang berada dikelas tersebut menatap gadis berambut merah tersebut. Gadis tersebut melayangkan pandangan bingung. Dalam hati aku tersenyum lebar melihat wajahnya itu, cantik.

Segera aku melangkahkan kakiku menuju bangkunya. Dia hanya melayangkan tatapan datar, tanpa minat. Lalu menatap depan.

"Hey, gue-"

"Udah tau."

Aku terdiam saat dia memotong pembicaraanku. Tangannya mengibas-ibaskan agar aku tidak melanjutkan ucapanku. Lalu dia kembali membenamkan wajahnya dikedua tangannya yang dilipat diatas meja. Tak lama nafasnya mulai teratur seiring waktu berjalan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Spica Di Angkasa Andromeda (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang