bab 9

902 53 2
                                    

Typo bertebaran ya

Happy reading guys :)

"Ze, ayo pulang" ajak Andrew pada Zela.

"Gue pulang sama Revan, Drew" tolak Zela membuat Andrew menghela nafas.

"Yaudah, gue balik dulu" pamit Andrew yang di balas anggukan kepala oleh Zela.

Zela menunggu Revan sambil memainkan ponselnya, kemudian Zela merasakan seseorang menepuk bahunya.

"Udah lama nunggu? Sorry ya gue tadi belum selesai nyatet makanya gue nyatet dulu sampe selesai" ujar Revan.

"Gak papa kali santai aja sama gue"

"Yaudah yuk" ajak Revan sambil menggandeng tangan Zela membuatnya merona.

▫▫▫▫▫▫

Sebelum mengantar Zela pulang, Revan berniat mampir untuk membawa Zela ke suatu tempat.

"Lo gak ada acara kan?" tanya Revan membuat Zela bingung.

"Gak ada deh, emang kenapa sih?"

"Ikut gue ke suatu tempat dulu, mau?"

"Terserah lo aja deh, kan lo yang bawa motor" Balas Zela sambil terkekeh membuat Revan gemas ingin mengacak rambut Zela.

▫▫▫▫▫▫▫

Lena yang baru sampai di rumahnya di kejutkan oleh kedua orang tuanya yang sedang bertengkar. Selalu seperti ini batin Lena.

Lena seakan tak peduli dengan kedua orang tuanya memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya. Ia merenung mengulang kejadian yang membuat keluarganya hancur seketika air matanya pun keluar dan dengan cepat ia menghapus air matanya. Seketika ponsel Lena pun berbunyi membuat ia mengalihkan pandangannya pada ponsel.

From 0812345xxxx

Ellena simpen nomer gue ya

-Radit

Sebuah pesan dari Radit membuatnya tersenyum entah karena apa Lena merasa nyaman jika berada di dekat Radit. Dengan cepat Lena membalas pesan dari Radit.

Oke udah gue simpen.

▫▫▫▫▫▫▫

"ck, Van kita mau kemana sih? Daritadi jalan mulu kapan berhentinya" decak Zela.

"Kita naik motor bukan jalan, sayang" ucapan Revan membuat Zela merona.

"lucu banget sih pake blushing segala" ucap Revan sambil terkekeh.

"ish, apaan sih? Siapa juga yang blushing?" Zela mengelak sambil memukuli bahu Revan.

"Udah sampe. Yuk turun" ajak Revan sambil mengulurkan tangannya membantu Zela.

"lo kira gue gak bisa turun?" cibir Zela namun tetap meraih tangan Revan membuat Revan tersenyum geli.

Zela kemudian mengikuti Revan yang berjalan duluan. Namun seketika matanya terbelalak mengetahui ia sekarang berada dimana.

"Nice, lo nemu tempat gini darimana?"

Pertanyaan Zela tidak di jawab oleh Revan, namun sebuah pertanyaan Revan membuatnya bingung.

"Lo pernah gak nyaman sama seseorang meskipun kalian baru deket sama dia beberapa hari?"

"pernah, karena nyaman itu gak harus lo deket sama dia dalam waktu lama atau tidak. Dan kadang rasa nyaman itu bikin gue takut kalau status kita cuma teman" jawab Zela sambil menghela nafas.

"kalau gue nyaman sama lo, apa kita cuma teman?" Pertanyaan Revan sungguh membuat Zela terdiam bingung ingin menjawab apa.

Tak beberapa lama setelah Zela memilih untuk bungkam, Zela dikejutkan dengan kata-kata Revan yang ingin membuatnya menghentikan waktu.

"Azela, will you be mine?"

▫▫▫▫▫▫▫

Sesampainya di rumah, Andrew dikejutkan oleh seseorang yang membuatnya membeku. Dia tahu betul siapa orang itu meskipun orang tersebut membelakanginya.

Dalam benaknya, ia selalu mengubur semua kenangan masa lalunya dan mengapa setelah ia berhasil mengubur semua kenangannya ia kembali kekehidupannya? Seolah-olah takdir sedang mempermainkan Andrew.

Andrew pun segera menghampiri gadis tersebut dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"lo ngapain kesini?" Wajahnya berubah sangat dingin tetapi tidak dengan tatapannya, semua orang juga tau bahwa tatapan Andrew pada gadis di depannya ialah tatapan terluka,sendu dan -mungkin- rindu.

Pertanyaan Andrew membuat gadis tersebut menoleh kebelakang tanpa aba-aba kemudian ia memeluk Andrew, sedangkan Andrew hanya diam tidak membalas pelukan gadis yang tengah memeluknya. Membuat gadis tersebut merasakan sesak didadanya.

Gadis tersebut kemudian melepaskan pelukannya membuat Andrew seperti agak kehilangan.

"Aku kembali Drew, maafin aku yang udah ninggalin kamu tanpa alasan. Tapi aku gak ada pilihan lain selain ninggalin kamu waktu itu" lirih gadis tersebut.

"Terserah, gue udah gak mau dengerin lagi semua omongan lo, Keira Annastasya dan sebaiknya lo pergi. Lo masih tau kan pintu keluar di sebelah mana?" Jawab Andrew sambil meninggalkan gadis yang bernama Keira.

Keira Annastasya, ya gadis keturunan Jerman-Indo. Gadis cantik, lemah lembut, ramah kepada semua orang membuat Andrew jatuh hati pada gadis keturunan Jerman-Indo tersebut. Mereka sempat menjalin hubungan selama kurang lebih 1 tahun lebih, namun tiba-tiba saja Keira menghilang bak di telan bumi membuat Andrew seperti orang gila.

Andrew pun selalu mencari Keira, tetapi hasilnya nihil membuat Andrew lelah untuk mencarinya

Dan disaat Andrew telah melupakan Keira-nya. Tiba-tiba saja gadis itu kembali ke kehidupannya membuat Andrew bingung dengan semua permainan apa lagi yang sedang di buat oleh Keira.

▫▫▫▫▫▫

Alden menimbang-nimbang haruskah ia menghubungi gadis tersebut. Apa yang harus di bicarakan jika ia menghubunginya?.

Setelah dipikir-pikir, akhirnya Alden kalah dengan perang batinnya.

To: Ellena Daviandra

Hai Ellena :)

-Alden

Seketika Alden meruntuki dirinya yang kelewat bodoh. Bagaimana seorang Alden Julian Denandra bisa mengirim pesan tidak penting seperti tadi?

Tak lama kemudian terdengar getaran dari ponselnya membuat Alden memekik girang.

From: Ellena Daviandra

Iya :)

Jawaban simpel dari Ellena membuat Alden seketika lupa dengan rencana yang telah ia buat. Dan satu lagi yang ada di kepala Alden bahwa gue hanya kagum sama Ellena gak lebih karena rasa suka serta sayang bahkan cinta gue masih milik dia.

Hai lama ya gak update cerita hahaha. Sorry deh kemarin aku gaada ide sama sekali buat lanjutin cerita ini HAHA. Oke deh jan lupa Voment nya ya thankyou xx

Give Me LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang