bab 5

1.1K 77 3
                                    

Warning: typo berserakan hehe

Happy reading guys:)

Hari ini tak biasanya Zela bangun sepagi ini membuat mamanya bingung biasanya Zela sangat susah di bangunkan dan melihat wajah Zela tampak sangat ceria atau mungkin bahagia tak seperti hari biasanya yang selalu lesu jika harus berangkat sekolah.

"Aduh tumben banget anak mama udah bangun?" Tanya mamanya

"Hehehe, apaan sih ma?"

"Oiya muka kamu kenapa kayak orang lagi jatuh cinta aja" tanya mamanya lagi.

"mama tau aja sih kalau gue lagi jatuh cinta" gumam zela tapi masih bisa di dengar oleh mamanya.

"Ciye anak mama udah gede ciye, ngomong-ngomong jatuh cinta sama siapa? Andrew ya?" Tebak Bella membuat Zela melongo bagaimana tidak mamanya mengira ia sedang jatuh cinta pada kutu kupret satu itu.

"Bukan kali ma" balas Zela tiba-tiba terdengar bunyi panggilan masuk.

"Halo"

"......."

"Kenapa?"

"......."

"Hm, oke gapapa kok"

"......."

"Santai aja kali" jawab Zela dengan tersenyum sedih.

"Loh kenapa Ze?" Tanya mamanya bingung melihat wajah Zela yang tadinya ceria berubah menjadi muram.

"Revan gak jadi jemput aku ma" jawab Zela.

"Oh jadi cowok buat kamu jatuh cinta namanya Revan. Emang kenapa dia gak jadi jemput kamu?"

"Dia ada urusan mendadak katanya ma. Hm yaudah Zela mau ganti baju dulu ya ma" pamit Zela yang langsung di angguki oleh mamanya

▫▫▫▫▫▫▫

Zela memasuki sekolahnya dengan lesu bagaimana tidak kemarin Revan yang membuat janji akan berangkat bersama tetapi tiba-tiba membatalkan semuanya. Hm ngapain juga gue kesel gini, emang gue siapanya Revan? Batin Zela.

Tiba-tiba teriakan seseorang membuat Zela berbalik badan.

"ZELAAA" teriak seseorang sambil berlari.

"Apa?"

"Lo kenapa muka lo ditekuk gitu" tanya Andrew.

"Gapapa. Gue ke kelas dulu" jawab Zela sambil meninggalkan Andrew yang masih bingung dengan Zela. Mungkin Zela belum bisa cerita ke gue batin Andrew.

▫▫▫▫▫▫▫

Andrew bosan dengan pelajaran sejarah yang di terangkan oleh guru di depannya. Daritadi ia menunggu bel istirahat namun semakin ia menunggu semakin pula lama.

"Ck, Duh lama amat si" decak Andrew membuat Bian -teman sebangkunya- mengernyit.

"Nungguin apa sih lo? muka lo gak enak dilihat"

"Nunggu istirahat lah. Kenapa lama banget sih elah" gerutu Andrew membuat Bian terkekeh.

"Nunggu istirahat kurang 15 menit aja lo ngeluh sedangkan lo nunggu doi bertahun-tahun aja gak nyerah" goda Bian

"Sialan lo!" Andrew pun menjitak kepala Bian membuat ia meringis.

"Anjir sakit bego" teriak Bian.

"FABIAN AXELO DIPETRA COBA JELASKAN APA YANG TADI SAYA JELASKAN!" Teriak Pak Hasan membuat yang mendengar langsung bergidik ngeri.

Andrew pun memberi tatapan -mampus lo- pada Bian. Sedangkan Bian menatapnya tajam.

"AYO JELASKAN FABIAN? KENAPA DIAM SAJA?!"

"Eh-ehm jadi----"

KRING KRING KRING

Ucapan Bian terpotong karena bunyi bel. Bian pun bersyukur dalam hati karena diselamatkan oleh bel tersebut.

"Baiklah, pelajaran kita lanjut minggu depan dan siapkan diri kalian untuk ulangan kenaikan kelas yang tinggal menghitung hari. Selamat siang" ucap Pak Hasan dengan meninggalkan kelas.

"Bi, lo gak kantin?" Tanya Andrew

"Drew plis lah jangan panggil gue Bi kayak lo manggil baby aja ke gue" balas Bian sambil memutar bola matanya.

"Alah lebay lo, yaudah kantin gak? Cepetan gue laper" ajak Andrew keluar kelas yang diikuti oleh Bian di sampingnya

▫▫▫▫▫▫▫

"Udah bangun? Mana yang sakit?" Tanya cowok tersebut pada cewek di depannya.

"Gue gak papa Van, ehm minum dong" pinta cewek tersebut pada Revan.

"Apanya yang gakpapa. Kenapa lo tiba-tiba pingsan?" Tanya Revan pada Marsha.

Marsha pun pun hanya mengendikkan bahunya tanda ia juga tidak tahu.

"Ca, lo bikin gue khawatir tau gak?" Tanya Revan khawatir sambil mengelus rambut Marsha.

"Maaf Van selalu bikin lo khawatir. Maaf selalu bikin lo kesel sama gue.Maaf selalu ngerepoti lo. Maaf-" ucapan Marsha terpotong karena tiba-tiba Revan mengisyaratkan agar ia diam.

"Gue gak merasa kalau lo repotin. Gue malah seneng. Dan satu lagi jangan segan-segan telfon gue kalau lo ada apa-apa. Karena gue selalu ada buat lo" ucap Revan sambil tersenyem tulus kemudian mencium kening Marsha dengan sayang.

"Hm makasih ya Van. Lo sahabat gue paling baik sama gue" ucap Marsha tulus namun membuat Revan tersenyum tipis.

"Yaudah lo istirahat lagi deh, gue keluar dulu"

▫▫▫▫▫▫▫

"Zela my baby unyu-unyu kantin yuk" ajak Mareta.

"Males ah, gue nitip lo aja" ucap Zela dengan wajah lesu.

"Lo kenapa deh daritadi lo diam aja sama wajah lo lesu gitu?" Tanya Mareta.

"Kemaren Revan ngajak gue berangkat sekolah banget. Ya gue senenglah diajak gebetan berangkat ke sekolah. Tapi tadi pagi dia telfon katanya dia gajadi jemput gue karena ada urusan mendadak" jelas Zela pada Mareta.

"Udah lah mungkin aja Revan lagi ada masalah penting banget" hibur Mareta.

"Yaudah yuk kantin" sambil menarik tangan Mareta

"Yee, tadi katanya gamau sekarang main tarik aja" cibir Mareta membuat Zela tertawa.

Hm aku tau ini cerita absurd hm. Segini dulu aja deh jangan lupa vote sama commentnya ya thankyou xx

Give Me LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang