Typo bertebaran dan no edit ya, happy reading :)
Revan Pov
Mungkin gue sangat keterlaluan dengan apa yang gue lakukan pada Zela. Gue mengutuk diriku sendiri, bagaimana bisa gue bisa memaki Zela dengan kata-kata kasar.
Gue tersentak saat merasakan tangan mungil yang berada di bahuku. Dia tersenyum lembut membuat jantungku berdebar.
"Van, gak seharusnya lo ngomong kasar ke cewek tadi" ucapannya berhasil menohokku. Yah benar sekali seharusnya gue lebih bisa menahan emosiku.
Marsha menggenggam tanganku semata-mata ingin membuatku tenang dan yah berhasil hanya dengan genggaman tangannya gue pun sangat nyaman dengan dia ada di dekatku.
Yah gadis itu Marsha bukan Mareta yang notabenenya adalah sahabat Zela.
Marsha tersenyum tipis "Sekarang ceritain sama gue kenapa cewek tadi tiba-tiba ngamuk ke kita?" tanyanya yang harus membuatku tersenyum kecut.
Aku ingin menceritakan semua kepadanya tetapi bagaimana tanggapan Marsha jika gue menceritakan semuanya. Marah atau yang lebih parah adalah kecewa?.
"Mau cerita yang jujur apa palsu?" tanyaku sambil menggodanya.
Namun Marsha malah menjitak kepalaku. "Serius deh Van!" ketusnya sambil mengerucutkan bibirnya membuatku gemas dengan sifatnya.
"Beberapa hari yang lalu gue nembak dia"
"APA??!!"
"Ya, dia nolak gue dengan alasan kalau kita baru aja dekat dan dia gak mau buru-buru ngambil keputusan" Jelasku. Memang Zela menolakku karena dia bilang kalau kami hanya baru saja dekat dan dia tidak ingin kalau gue hanya nyaman dengannya karena hanya sesaat.
"Ya, tapi lo kan juga—" Sebelum ia melanjutkan kalimatnya, gue segera memotongnya. "Makan es krim yuk, gue yang traktir. Itung-itung first date kita" potongku membuatnya memutar bola mata.
"Revan, jangan mengalihkan pembicaraan" ucapnya malas membuatku segera menariknya untuk bangkit dari kursi taman itu. "Udahlah yuk, sebelum gue berubah pikiran". Ajakku terus membuatnya pasrah dan akhirnya tersenyum.
Ah membuatnya tersenyum adalah kebahagiaan sendiri untukku.
▫▫▫
Zela Pov
Aku berjalan sendirian ke kelas tanpa Andrew ataupun dia. ya aku malas menyebut nama penghianat itu. Aku hampir sampai di depan kelas jika saja seseorang itu tidak menabrak tubuhku sampain aku merasakan pantatku mencium lantai.
"Aww... kalau jalan liat-liat dong, jangan jalan sambil main ponsel!" cibirku sambil berusaha berdiri namun tiba-tiba seseorang dihadapanku mengulurkan tangannya berniat membantuku namun segera aku tepis.
Aku tidak peduli dengan cowok tersebut tanpa melihatnya aku segera masuk ke kelas namun cowok tersebut menepuk bahuku membuatku mau tak mau membalikkan badanku untuk melihatnya. Sedetik kemudian aku tercengang dengan cowok di hadapanku itu.
"LO.." teriakku membuat ia tersenyum ntah jenis senyum apa yang ia berikan kepada namun membuatku bergidik ngeri.
"Hai" ucapnya sambil terkekeh membuatku malas.
"Maaf ya, gue tadi agak meleng waktu jalan jadi nabrak lo" ucapnya yang hanya kubalas dengan cuek.
"Eh tunggu" ujarnya menahan tubuhku membuatku geram.
"Apasih? gue udah maafin lo, jadi jauh-jauh deh lo sama gue" balasku sambil melepaskan tangannya dibahuku namun Alden tetap menahanku.
"Ehm, nanti lo pulang sama gue ya"
"Hah" aku kaget bagaimana mungkin seorang Alden Julian Denandra menawarkan pulang bersama? Secara aku dengannya tidak pernah dekat kami hanya sebatas saling mengenal dan dia pernah mengantarkanku pulang.
"Nanti pulang bareng gue, gue tunggu di perkiran ya" ucapnya kemudian meninggalkanku yang masih kaget.
Bel masuk pun berbunyi membuatku mau tak mau harus masuk ke kelas. Saat aku masuk ke kelas aku teringat jika dia sebangku denganku.
"Woy Farah, duduk sama gue ya"
"Loh gak bisa gitu dong Ze, kalau lo duduk sama Farah, gue gimana?" tanya Nata dengan wajah kesalnya. Sebelum aku menjawab pertanyaan Nata tiba-tiba suara yang sangat amat memuakkan untukku berucap. "Loh Ze, kenapa lo pindah sama Farah?" ujarnya bingung namun aku tetap tidak mengindahkannya.
"Ayo dong Far"
"Gue sih terserah, tanya aja sama Nata"
Aku pun menatap Nata sambil memasang wajah yang sangat melas yang membuat semua akan mengiyakan permintaanku namun tidak dengan Nata.
"Gak. Gue gak mau pindah. Udahlah duduk lagi di tempat lo" tolaknya membuatku mendengus kesal dan akhirnya aku pun segera duduk di bangku.
"Ze, lo kenapa sih?" tanya Mareta namun aku tetap tidak menjawab.
"Lo ada masalah apaan? Cerita deh sama gue"
"Ze, lo sakit?" tanyanya sambil memegang keningku namun segera aku tepis.
"Gak. Usah. Sok. Peduli. Sama. Gue" ujarku disertai dengan penekanan disetiap katanya.
"Lo beneran sakit deh kayaknya. Ayo gue temeni ke UKS" ajaknya sambil menarikku namun tiba-tiba bu Tania masuk kedalam kelas.
"Kalian mau kemana? Ini sudah jam pelajaran" tanya bu Tania dengan tatapan tajamnya.
"Ini bu, saya mau nganter Azela ke UKS dia lagi sakit bu" jelas Mareta.
Tanpa menunggu jawaban dari Bu Tania, Mareta langsung menarikku ke ruang UKS.
"Lepas" lirihku namun Mareta tetap fokus dengan jalannya.
"Gue bilang lepasin!" aku pun akhirnya berontak membuat Mareta sedikit tersentak.
"Lo kenapa sih Ze?" tanyanya dengan wajah bingung membuatku tersenyum sinis.
"Gak usah sok baik sama gue, katanya lo temen gue, katanya lo sahabat gue tapi kenapa kemaren gue mergoki lo lagi jalan sama Revan dan sialnya lagi Revan nembak lo dan lo terima" aku kecewa bukan karena Mareta merebut Revan tetapi kenapa Mareta tidak pernah jujur kepadaku kalau ia dekat dengan Revan.
Tiba-tiba Mareta tertawa, membuatku semakin bingung. Apakah ia tertawa karena meledekku?.
"Gila lo" ucap Mareta sambil tertawa semakin keras membuatku kesal.
"Terserah" ucapku kemudian kembali ke kelas. "gue gak pacaran sama Revan. Trust me, lo salah orang" jawab Mareta, aku terdiam. Salah orang? Yang benar saja mataku ini belum rabun kali.
Sebelum aku menjawab, Mareta meneruskan upacannya "Pulang sekolah ikut gue, ok" setelah itu ia pun meninggalkanku sendirian.
Sialan Mareta.
Hi, ketemu lagi hahaha. Kalau kalian lupa ceritanya baca lagi aja haha *kaya ada yang mau baca ceritaku aja*. Maaf lama updatenya karena bener2 ga ada ide sama sekali dan ya mungkin bakal lama banget update lagi hehe. Mungkin aku bakal revisi cerita ini karena awal ceritanya sangat2 gajelas hehe. Ok jangan lupa voment ya hehe thx xxx
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Love
Teen FictionKarena tidak selamanya cinta pertama akan jadi cinta terakhir. Ya seperti itulah kisah cinta Azela Clarissa. Ketika cinta pertamanya bertepuk sebelah tangan, ia bertemu dengan Alden Julian Denandra. Terdengar mainstream tapi percayalah bahwa tidak s...