Butterfly Without Wings [Jilid II] ✅

1. He's Back

Saat kupu-kupu sudah tak memiliki sayapnya lagi

Apakah akan ada keajaiban yang membuatnya tetap hidup?

Jika tak ada, apakah kau mampu menciptakan keajaiban untuknya?

Atau setidaknya bisakah kau menjadi sayap untuknya?

Kupu-kupu itu sudah sekarat

.

.

.

__ Butterfly Without Wings Chapter 1 "He's Back"__

"DOKTEEERRRR!" teriakan tersebut membuat langkah lelaki bersurai hitam legam itu terhenti seketika, ia menolehkan kepalanya mendapati wanita berseragam perawat berwarna biru berlari tergesa-gesa mendekatinya.

"Apa yang terjadi suster Yoo?" tanya lelaki itu.

"Nona muda, bukan maksudku pasien Jung Yein. Dia menghilang!"

.

.

.

"WAAHHH! Indah sekaliiiiiii!!" ujar gadis yang terduduk di kursi roda itu dengan senyum merekah di bibirnya. Matanya memandang ke depan, hamparan pasir putih dengan ombak yang menggerus tepian terpampang indah di hadapannya.

"Kau suka?" tanya lelaki yang kini melingkarkan lengannya di sekeliling leher wanita itu. Gadis bernama Jung Yein itu mengangguk pelan, ia menolehkan kepalanya sejenak mengecup pipi lelaki itu.

"Gomawo, Jungkook oppa," ucapnya lalu kembali memandang pemandangan di depannya.

"Kau ingin ke sana?" Yein mengangguk pelan menanggapi pertanyaan Jungkook membuat lelaki itu mulai mendorong kursi roda Yein, namun Yein terlihat menahan tangan Jungkook agar tak mendorong kursi rodanya.

"Aku ingin berjalan!" pintanya.

"Baiklah," Jungkook mengulur tangannya membantu gadis itu turun dari kursi rodanya. Ia menuntun Yein agar berjalan perlahan menikmati sepoi angin musim semi yang berembus menerpa mereka.

Yein menarik napas dalam lalu, lalu menghembuskannya, "Apa kita pernah ke tempat ini sebelumnya?" tanyanya, Yein menolehkan kepalanya menatap Jungkook yang tengah menatap lurus ke depan.

"Belum. Terlalu banyak hal yang kita lewati dulu, hingga kita belum sempat ke tempat indah ini," Jungkook menoleh menatap Yein, membuat pandangan mereka beradu mengalirkan perasaan rindu yang menggebu.

"Aku ingin tahu, apa yang terjadi dulu. Bisakah?"

Jungkook menghela napas pelan, pandangannya terlihat gusar. Tangannya bergerak memegang kedua bahu Yein, "Tolong berhenti menanyakannya, yang perlu kita lakukan adalah melihat masa depan kita. Saling mencintai dan menyayangi. Menikah lalu hidup bersama anak-anak kita!" lelaki itu berucap dengan nada serius.

"Kenapa? Kenapa aku tidak boleh tahu? Apa kau dulu berbuat salah padaku, jadi kau tak ingin mengatakannya? Apa kau pernah mengkhianatiku, jadi kau malu padaku?" Desak Yein. Namun Jungkook hanya menatapnya tak menjawab.

"Jika itu yang terjadi, aku tanpa ragu akan mengatakannya padamu. Tapi di sini, bukan aku yang berbuat salah, kau yang dulu berbuat salah padaku. Bukan aku yang mengkhianatimu, tapi kau yang mengkhianatiku. Jadi bagaimana bisa aku mengatakan itu padamu?" ucapnya dalam hati.