8. Other Side

1.8K 287 9
                                    


__Butterfly At The Last Gasp Chapter 8 "Other Side"__

Jungkook berjalan dengan tenang melewati koridor rumah sakit menuju kamar Yein, di sampingnya Hwanhee dan juga Jisoo sedikit bercengkrama walau masih terlihat canggung. Setelah tiba, tangan Jungkook bergerak memegang kenop, memutarnya perlahan. Ia memasuki ruangan tersebut, namun langkahnya tiba-tiba saja terhenti, matanya membulat menatap sekitar. Suster Yoo dan seorang petugas kebersihan terlihat sedang merapikan kamar yang cukup berantakan itu, "Apa yang terjadi?" tanyanya pada Seokjin.

"Oppa?" Yein berucap lirih

Seokjin berbalik menatap Jungkook tajam, ia berjalan mendekati Jungkook dengan langkah yang semakin cepat-

BRAKK

Tubuh Jungkook terdorong menabrak dinding yang berada di belakangnya, ekspresi terkejut terlihat jelas dari raut wajah, Seokjin semakin mencengkram erat kerah baju Jungkook, "Kau darimana saja?" tanya menggeram.

"Hyung?"

"YEIN DALAM BAHAYA! KAU TAHU, KALAU AKU TERLAMBAT SEDETIK SAJA, SEKARANG YEIN MUNGKIN SUDAH MATI!" ujarnya dengan penuh amarah.

"Apa maksudmu, hyung?" tanyanya shock

"Seseorang mencoba mencelakai Yein -dengan aconite!" ucapnya dengan nada yang direndahkan pada akhir kalimat. Jungkook semakin membulatkan matanya.

"Ne?"

"Kau bodoh Jeon Jungkook, tidakkah kau mencintainya? KENAPA BISA KAU MENINGGALKANNYA SENDIRIAN?"

"Siapa orang itu?" tanyanya dengan perasaan yang sudah tak karuan.

Seokjin melepaskan cengkramannya pada Jungkook dan bersamaan dengan itu pula tubuh Jungkook merosot turun ke lantai dengan ekspresi yang sangat terkejut, "Dia perawat disini, keamanan sudah membawanya ke kantor polisi"

Mata Seokjin beralih menatap Jisoo, "Sekali lagi hal ini terjadi, aku pastikan kau berhenti dari kepolisian!" ujarnya tajam, ia melangkahkan kakinya keluar ruangan meninggalkan orang-orang yang ada disana. Ia terus melangkah melewati koridor, dan akhirnya tiba-tiba saja terhenti. Tangannya bergerak mengeluarkan benda segiempat yang berada pada saku jas putihnya, dimainkannya sebentar lalu diletakkan di telinganya.

"Yeobseo. Namjoon-ah!"

"Ne hyung!"

"Hari ini mungkin Jiyeon akan pulang ke Korea, tahan dia agar tak pulang hari ini!" perintahnya.

"Kenapa aku harus menahannya?" tanya Namjoon bingung.

"Lakukan saja! Sepertinya ini yang Jimin inginkan!"

"Jimin? Bukankah dia sudah mati?"

"Aku juga merasa ini tidak masuk akal, tapi Jimin mengatakannya pada Yein. Dan aku -mempercayainya. Jadi lakukan saja!"

.

.

.

Jiyeon beranjak dari tempat duduknya sesaat setelah petugas bandara mengumumkan keberangkatannya, ia menarik gagang koper berjalan dengan langkah yang pasti. Sudah tiga bulan ia melakukan penelitian di Jepang dan saat ini laporan penelitiannya sudah rampung, memang waktunya sekarang untuk kembali ke negeri asalnya.

"UISA-NIM! KIM UISA-NIM!" Jiyeon menghentikan langkahnya kemudian berbalik arah, matanya langsung menangkap sosok Namjoon yang sedang berada di hadapannya.

"Kim Namjoon-ssi? Bagaimana bisa kau berada disini?" tanya Jiyeon heran dengan kedatangan pria itu yang sangat tiba-tiba.

Namjoon berhenti, ia sedikit membungkuk memegang lututnya mengatur napas akibat berlari, "Batalkan keberangkatanmu hari ini!" ucapnya masih dengan napas tersedat.

Butterfly Without Wings [Jilid II] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang