3. Rahasia (Dimaz dan Kaia)

6.5K 312 9
                                    

Dimaz POV

Aku tahu apa yang tadi aku bicarakan di depan Kaia, istriku. Emang dasar bener-bener bodoh jadi cowok.

Bukannya ngga denger ucapan Kaia waktu aku masuk kamar mandi. Tapi, aku sengaja tidak ingin dia tahu sekarang atau bahkan, selamanya?

Aku memang pria egois yang memaksanya untuk terus percaya padahal sudah berulang kali hati lembutnya aku sakiti.

Air dingin aku harap bisa menyegarkan pikiranku yang sedang kalut. Bagaimana aku cerita ke Bunda tentang keadaan Kaia. Apalagi bilang ke Julian tentang keadaan Kaia. Bisa-bisa mati duluan sebelum punya cucu.

"ARGHHH.."

"Maz, gapapa?"

Hah?

Pikiranku kenapa bisa jadi mesum kaya gini. Tadi dia panggil aku Maz rasanya kok beda banget ya sama sebelum dia lupa semua. Mas, boleh juga? Gak jauh beda sama 'sayang'.

"Gapapa, Ay."

Daripada mikir yang iyaiya gara-gara kelamaan di kamar mandi mending udahan aja.

Ya Tuhan cobaan apalagi ini? Kaia memunggungiku dengan baju tidurnya yang sebenernya biasa aja. Tapi kenapa malem ini keliatan beda?

Aku berdehem buat mastiin dia udah tidur atau belum.

"Ay?"

"Hmm?"

Ya Tuhan, dia belum tidur. Makin susah aja cobaannya. Sudah seperti malam pertama yang ketunda rasa gugupnya.

Kaia berbalik melihatku yang tengah memandanginya. Jelas banget kalau dia juga sama gugupnya denganku. Sumpah, udah kayak pengantin baru. Padahal kita berdua udah sering banget ngelakuin yang iyaiya. Dulu. Eh ngga sering banget juga sih.

"Tadi, temen kampus kamu nelpon. Katanya jangan lupa besok, janji kamu." ketika dia berbicara, aku semakin dekat ke tempat tidur.

"Biarin aja, udah malem gini. Nelpon buat apa?"

"Ya ngga tau, pokoknya aku udah sampein pesan dari Diandra."

"Diandra?"

"Iya yang telpon dia."

Buat apa tuh cewek masih hubungin. Padahal udah pernah bilang putus berkali-kali tapi jiwanya bener-bener tak gentar. Dann.. Ya Tuhan kenapa harus Kaia yang angkat telponnya?

Aku melihat wajah Kaia yang biasa saja. Tidak ada ekspresi marah ataupun sejenisnya. Apa karena dia lupa semuanya?

"Ay?" aku tidur disampingnya.

"Hmm." dia menjawab singkat tapi ini yang buat aku ingin menggodanya terus.

"Kamu ngga kangen aku apa?" tanganku mencoba untuk memeluknya.

Sial, dia malah bangun dari tempat tidur.

"Mau kemana?"

"Haus."

"Yaudah, jangan lama-lama ya Ay!"

Aku melihat pundak Kaia yang sedikit bergetar saat aku mengucapkan kata-kata tadi.

Bodoh. Jelas-jelas aku mencintai dia tapi kenapa aku bisa bertindak bodoh seperti waktu itu. Kali ini aku akan pastikan kalau aku tidak akan pernah menyakitinya lagi.

Drtt..drtt..

"Diandra?"

'Reject'

Tanpa pikir panjang aku langsung menekan tombol merah. Buat apa dipikir-pikir lagi? Diandra itu masa lalu.

Sorry I Forget YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang