DI PART INI NANTI ADA FLASHBACKNYA. FLASHBACKNYA PAKE POV ORANG KETIGA YA... :) ENJOY READING :)
BACANYA SAMBIL DENGERIN LAGU ARI LASSO - CINTA SEJATI...
MAAF GUYS KEBANYAKAN TYPONYA WKWK
"Ini baru seminggu Dimaz. Aku ngga habis pikir gimana kehidupan aku berbulan-bulan sama kamu dulu. Apa kamu masih kaya gini? Apa aku bahagia?"
Aku baru tersadar dari kata-kataku. Apa aku bahagia?
Seharusnya secara logika aku bahagia memiliki suami tampan, kaya, dan muda. Tapi, entah kenapa hatiku seolah meneriakan keenggananku saat dekat dengannya.
"Kamu bakal bahagia, sayang. Sekarang denger." tangannya nenyentuh pundakku, seolah memaksaku untuk melihat ke dalam matanya. "Aku janji gak akan buat kamu sakit hati." Ucapnya penuh dengan keyakinan di matanya.
Dengan kesal aku mengembuskan napasku. "Kamu ganti baju."
"Hmm."
Dia berjalan menuju lemari dan mengambil beberapa stel kemeja yang terlihat lebih manusiawi dipakainya dibanding baju sok mudanya itu.
Kaia. Dia memang muda. Ucapku dalam hati.
"Yang mana, Ay?"
"Yang biru cocok."
Dimaz tersenyum ke arahku. Tanpa malu dia membuka bajunya dihadapanku dan Ya Tuhan dia juga mengganti celana robek-robeknya dengan celana yang lain saat ini juga. DI HADAPANKU.
"DIMAZ! JANGAN GANTI DISINI. GANTI DI KAMAR MANDI." Aku menolehkan kepalaku ke samping agar tidak melihat sesuatu yang seharusnya tidak aku lihat.
"Selaw aja sayang. Udah makhram ini." dia menaik turunkan alisnya. "Kalo kamu inget rasanya juga bakal minta lagi."
"Yaudah aku gamau inget biar gak ada kata minta lagi."
"Bagus dong kalo begitu, berarti kamu pengennya ngerasain kayak yang pertama kali yaaa?" Dimaz mulai meledekku. "Jangan pernah inget kalo gitu, Ay." ucapnya serius sambil menatapku sendu.
Akhirnya Dimaz benar-benar menggantinya di hadapanku. Wajahku panas melihatnya hanya pakai baju dalaman.
"Aku udah selesai, ayo." ajaknya setelah puas membuat wajahku ini memerah.
"Lain kali kalo ganti baju jangan didepan aku yaa." aku berjalan membawa tas kecilku di meja rias.
Dia malah mengikutiku dan mengacak rambut yang sudah aku tata susah payah. "Kalo inget ya sayang. Tapi, kalo udah terlanjur lanjutin aja." tangannya merangkulku membawanya ke dadanya.
Aku mengomel tidak jelas sampai kami ada di depan mobil merah yang berbeda lagi dari yang kemarin.
"Kamu rental mobil ya?"
Mobilnya kali ini kelihatan mahal. Kisaran 2 milyar lahh. Kalau jual diripun gak yakin bakal seharga ini.
Dia terkekeh. "Mobil kak Rumi."
Aku masuk ke dalam mobil. "Siapa?"
"Dia kakakku, kemarin mobilku di tabrakin ke tiang listrik jadi aku pakai mobilnya dulu."
Dimaz menstarter mobilnya kemudian mulai menjalankannya.
Oh gini rasanya naik mobil milyaran. Enak sih. Banyak yang liatin.
"Kamu harus kenal sama kak Rumi. Dulu kamu deket sama dia. Omongan kalian nyambung." Dimaz aku rasa sedang mencairkan suasana yang begitu kaku antara kita.
"Kita seumuran ya?"
Dimaz menggenggam tanganku dengan tangan kirinya yang bebas. "Kak Rumi ngerti kamu banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry I Forget You
RomanceBangun-bangun langsung di peluk brondong. Masih anak kuliahan lagi. "Sayang, udah bangun?" "Lo siapa?" "Kamu lupa? Aku Dimaz suami kamu." Baru beberapa jam yang lalu masih single eh pas bangun langsung jadi istri anak ABG. Gila. Setelah itu, hidup K...