HATI-HATI TYPO BERTEBARAN..
ENJOY READING :)Azka sepertinya tahu kalau aku sedang tidak ingin ditanya. Dia pun hanya diam sambil melihat jalanan di depan.
"Jangan pulang."
Azka sedikit terlunjak kaget saat aku bicara dengan tiba-tiba. Tatapannya tertuju padaku selama beberapa detik.
"Baru mau tanya rumah." Azka sedikit terkekeh saat mengucapkannya. Aku rasa dia tengah mencairkan suasana di mobil ini.
"Saya mau ke rumah Mama." ucapku datar dengan tataoan masih menerawang ke depan.
"Rumah kamu yang dulu? Jangan sok sopan gitu deh Kay." sekali lagi kata-katanya penuh dengan senyuman.
"Hmm." gumamku sambil sedikit tersenyum.
Sepertinya Azka tahu dimana rumahku karna dia sama sekali tak bertanya dimana alamatnya. Mungkin dulu saat aku belum lupa dia memang pernah ke rumah Mama. Entah untuk apa.
"Kamu udah kasih tau suami kamu?" tanyanya saat hampir sampai. Tatapannya seolah memancarkan kekhawatiran.
"Kalau dia nanya bilang aja aku ke rumah Mama."
Dia membelokan mobilnya di tikungan terakhir menuju rumah Mama. Rumah yang aku tinggali selama bertahun-tahun. Kapan terakhir aku kesana ya?
Menit berikutnya, kami habiskan hanya dengan kesunyian. Lagu di mobil Azka matikan saat aku baru masuk mobil tadi.
Sesampainya di rumah Mama aku merasakan aura yang berbeda. Rasanya bukan seperti pulang ke rumah. Harumnya udah beda.
"Mau aku antar sampai dalam?"
"Aku sendiri aja pak." aku mengangguk padanya tak lupa ucapkan terimakasih, kemudian keluar dari mobil.
"Hati-hati, Kay."
Aku mengangguk lagi sambil berdiri di pinggir mobil. Menunggu Azka cepat pulang.
Saat mobil Azka sudah tak terlihat lagi termakan tikungan, aku membalikan tubuhku menghadap satu-satunya peninggalan Papa dan Mama yang aku punya, selain Julian tentu saja.
Rumah sederhana yang tampak asri.
Apa Julian ada di rumah?
Aku melangkahkan kakiku masuk, tetapi aku malah melihat seorang wanita asing yang keluar dari rumahku.
Dia menatapku kemudian tersenyum. Seolah tahu siapa aku dan kita sudah kenal lama. Membuatku menaikan alisku dan mengerutkan dahi.
"Mau cari apa mbak Kaia?" dia bertanya pertanyaan yang aku tidak mengerti.
Tanpa sadar mulutku malah bicara. "Dimana Mama?"
Dia mengerutkan keningnya. Alisnya naik ke atas seolah bertanya-tanya apa yang sedang aku bicarakan. "Maaf?"
"Ah aku salah. Aku mau bertemu Julian." aku menyadari kebodohanku yang mencari Mama padahal Ia telah tenang di surga.
Wanita di depanku ini malah semakin bingung dengan omonganku.
"Mbak Kaia lupa ya?" dia tersenyum pada akhirnya. "Rumahnya kan udah aku beli." dia mengelus pelan pundakku.
Apa? Dia beli rumah ini?
Julian.
Pikiranku langsung tertuju pada Julian. Tinggal dimana dia sekarang? Oh Ya Tuhan.
"Mbak. Mbak Kaia mau masuk?"
Aku tersadar dari lamunanku, lalu menggelengkan kepala. "Saya mau tanya aja deh mbak. Si Julian sekarang tinggal dimana ya?" jujur sekarang cuma Julian yang aku pikirkan selain kematian mamaku tentu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry I Forget You
RomantizmBangun-bangun langsung di peluk brondong. Masih anak kuliahan lagi. "Sayang, udah bangun?" "Lo siapa?" "Kamu lupa? Aku Dimaz suami kamu." Baru beberapa jam yang lalu masih single eh pas bangun langsung jadi istri anak ABG. Gila. Setelah itu, hidup K...