Pangeran tak Berupa

80 12 0
                                    

Lengannya menggandeng tanganku, menggiringku ke mobil dan mulai hening ketika mobil itu memecah jalanan.

Yuna mulai berbicara saat suasana sudah sangat kaku. Menceritakan kisahnya selama di SMA, ya Yuna tergolong anak yang cerdas. Di usianya yang 17 tahun, dia sudah lulus SMA. Aku hanya sesekali menanggapi ceritanya, selebihnya aku memilih diam.

30 menit berlalu, kurasa kami sudah sampai. Yuna menautkan jarinya padaku dan kami melangkah keluar dari mobil.

Meski aku tak dapat melihat, namun instingku mengatakan bahwa banyak pasang mata yang sedang menatap kami. Meski aku terkesan tertutup pada orang, dalam hal firasat aku cukup kuat.

Dan kini aku tengah dibawa Yuna, lagi. Entah kemana. Karna seindah apapun itu aku tak dapat menikmatinya.

***

Yuna Pov~

Air mataku terus saja menetes saat cerita demi cerita itu mengalir. Anna hanya menanggapiku sesekali, selebihnya dia hanya diam. Entah apa yang ada didalam otak cantiknya itu, aku tak tau. Yang kutau dia tersiksa, andai aku bisa menggantikannya. Mungkin dia tak akan serapuh ini.

Kuhapus segera air mataku, kami sudah sampai. Sengaja kutautkan jemariku padanya, dia tersenyum. Dia sungguh cantik. Meski kami sama, dia tetap terlihat berbeda. Sangat rapuh namun mempesona.

Baru beberapa langkah kami berjalan, semua mata sudah tertuju pada kami. Biarlah aku tak peduli, kali ini saja aku ingin menunjukkan pada dunia bahwa dia adikku. Adikku yang kusayang.

Bila disekolah aku menjadi most wanted female. Maka kurasa malam ini Anna yang akan menjadi ratunya.

"Hey" seseorang menepuk bahuku dan aku menoleh.

"Iya Ca?" sahutku. "Kamu udah dicariin Pak Lucas tuh, katanya 15 menit lagi acara dimulai."
"Okey. Bentaran ya aku anterin adikku dulu" "Okey Na, aku duluan bye"

Setelah itu langsung saja kuajak Anna disalah satu bangku yang ada disudut kolam.

"An, kau tunggu disini ya. Aku akan kembali 15 menit lagi, jangan pergi kemanapun" dia mengangguk sebagai jawaban lalu tersenyum. Kulangkahkan kakiku meninggalkan dia yang masih diam disana.

*****

Anna Pov~

Angin berhembus menerpa wajahku, kuhirup udara sebanyak yang kubisa. Aku mulai berdiri, kurasa tak ada salahnya. Toh aku tidak kemana-kemana. Kurentangkan tanganku perlahan hingga ,

Brukkk

Tubuhku oleng, "Lo jadi orang buta apa ya?" marah seseorang padaku. Aku hanya diam, batinku menjawab "ya aku memang buta".

"Apakah kamu baik-baik saja?" Baru kusadari ada tangan yang merengkuhku saat aku hendak terjatuh tadi. Jantungku seakan terkoyak mendengar suara itu, begitu halus hingga mampu menerbangkan hati tak bertuan ini. Aku masih terdiam berusaha menormalkan getaran hatiku.

"Hey" dia memanggilku. Aku terkesiap berusaha bangkit.

"Terima kasih" ucapku seraya meraba kursi yang aku duduki tadi.

"Oh Tuhan, bahkan aku jatuh cinta hanya dengan mendengar suaranya"


*******

Jengjeng author lagi semangat nulis nih. Ntar malem dilanjut lagi deh ya. Sengaja dibikin nggantung biar kepo, wkwk.

tears AnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang