Pengakuan

61 6 2
                                    

Part sebelumnya kependekan ya? wkwk author baru nyadar deng abis nulisnya di angkot sih. nggak gaul? cuek. eh malah curhat, kepo nggak sih sama ceitanya? Kasih saran dong biar akunya ada kemajuan.

Enjoy guys(!)

*******

Lexi Pov~

"Cukup puas untuk menyebutmu pengecut"

"Terserah" dan akupun berlalu, apa yang dikatakan Callia memanglah benar. Namun aku tak siap untuk kehilangan lagi, tidak untuk saat ini.

Tinggal beberapa langkah anak tangga ini habis. Kulihat Anna sedang mematung disana dengan air mata yang sudah menetes di pipi merahnya, bahkan sampai saat ini dia tak menyadari kehadiranku.

Oh Tuhan apa yang sudah aku lakukan?

Kuberanikan diri memanggil namanya. "Anna?"

Perlahan dia mendongak, menatap tepat di manikku dengan kepedihan yang sarat didalamnya. Sejahat itukah aku?

Belum sempat aku membuka suara, dia sudah berlari dari hadapanku. Dan tanpa berpikir panjang aku mengikutinya.

Kubuka pintu kamar yang dibanting olehnya. Hatiku tertohok saat melihatnya sesenggukan dalam diam diatas ranjangnya.

"An, apa kau mende?"

"Apa kau mengenal Yuna sebelum malam itu? Tanyanya serak memotong ucapanku.

"Iya" jawabku akhirnya. Aku tau ini akan semakin menyakitinya tapi aku tak akan menutupinya lebih jauh lagi.

"Sejak kapan?" Kali ini suaranya tersendat tangisan yang kuyakini dia tahan sejak awal. Ingin aku memeluknya saat ini juga, tapi apalah daya disini akulah tersangkanya.

"Sejak kau mengalami kecelakaan itu" entah mengapa sangat berat aku mengatakannya. Logika dan batinku berperang saat ini.

"Apakah kau kekasih Yuna?"

"Kami bertunangan." Oh tuhan haruskah aku menyakitinya lebih jauh dengan mengatakan bahwa kami sudah menikah?

"Jadi selama ini kau anggap aku sebagai Yuna?"

"Tidak An, aku..."

"Jadi selama ini aku hanya sebagai pengganti? Lalu kencan tadi pagi? Menu makanannya dan semuanya ini untuk Yuna bukan untukku?"

"Maafkan aku An, aku tidak bermak"

"Kumohon tinggalkan aku sendirian, dan jangan pernah menampakkan wajahmu lagi." Kalimat itu lolos dari bibir manisnya. Dia memunggungiku masih dengan tangis yang bisa kudengar. Mungkin dia butuh sendiri, akhirnya kumantapkan hati untuk meninggalkannya. Semoga ini bukan pilihan yang salah.

Bahkan saat kau tak lagi ingin memandangku, hatiku masih mencintaimu.

*********

Anna Pov~

Entah sudah berapa lama aku menangis seperti ini, hingga tak kusadari aku sudah ditelan damai.

Kurasakan sebuah belaian lembut dirambutku yang membuatku semakin merapatkan pelukanku. Dulu ini adalah pelukan Ayah, namun sekarang entahlah. Mungkin aku sedang bermimpi indah dengan Ayah.

Aku terbangun saat ketukan pintu mengagetkanku, kesan pertamaku adalah mataku saat ini seperti panda. Kulihat kearah pintu, Callia ada disana. Aku masih diam, menerka apa tujuannya datang kemari.

"An, boleh aku masuk?"

"Masuklah" dan perlahan dia duduk dipinggir ranjang.

"An, maaf aku telah mengacaukan hubunganmu dengan Lexi."

"Bukan salahmu Ca, lagipula aku tak ingin membahasnya lagi"

"Tapi kulakukan semua untukmu An, aku tak bisa melihat kedua sahabatku tersakiti karnanya."

"Kedua sahabatku? Apa maksudmu cha?"

"Dulu Lexi juga menyakiti Yuna, dia berkencan dengan gadis lain tanpa sepengetahuan Yuna"

"Kasihan sekali Yuna" lagi-lagi aku hanya bisa menangis disaat seperti ini.

"Oleh karena itu An, aku tak ingin kau mengalami hal yang sama. Aku menyayangi kalian, kuharap setelah ini kau mau menjauhi Lexi."

"Pasti Ca, akupun tak ingin terus bersamanya" dia memelukku menyalurkan hangatnya pada hatiku yang pedih.

Cukup tau seberapa jauh kau ingin menyakitiku, karna setelahnya jangankan bersamamu bertemu denganmu saja ada diurutan terakhir keinginanku.

***************

Huwaaaa akhirnya diupdate lagi. Jumpa lagi di next part guys !

~21 Maret 2016

tears AnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang