Chapter7

12.1K 1.1K 113
                                    

"Kenapa kau meminta maaf?" Kai melepaskan pelukan Krystal menatap gadis itu lekat. Kai terlalu takut tentang sebuah penolakan dan Krystal adalah satu-satunya cara untuk menebus semua keegoisannya kepada Taeoh.

Krystal menunduk tak berani menatap Kai. Ia terlalu takut berbicara isi hatinya. Ini menyangkut masa depannya dan apakah salah jika Krystal berharap menikah dengan atas nama cinta? Tidak! Semua orang pasti berharap seperti itu.

Syaratnya terlalu sulit bagi Krystal, ia tak tau harus bersikap apa. Dulu bahkan Krystal berusaha keluar dari perusahaan karna tak tahan dengan sifat Kai dan pernikahan dengan Kai?

Kai sangat tampan, Krystal sangat kagum dengan wajah Kai diawal tapi semua sirna saat ia mengetahui sifat Kai yang pengatur dan tidak manusiawi sebelumnya.

Rasa kesalnya pada Kai memang sudah berkurang sejak ia mengetahui sisi lain dari seorang Kai tapi itu tak berarti Krystal melupakan perlakuan seenaknya dari Kai dulu.

Ini bukan hanya untuk Taeoh, ini juga untuk masa depan Krystal.

"Maafk..."

Dreet dreet dreeet

Mereka tersadar oleh lamunan mereka masing-masing karna getaran dari ponsel Krystal.

"Yeoboseyo, eomma" ucap Krystal saat mengangkat panggilan di ponselnya.

"Yak! Kenapa kau menangis hyejung ahjumma!" Bentak Krystal. Kai menatap Krystal penuh tanda tanya.

"Jangan bercanda" Krystal menumpahkan air matanya membuat Kai sedikit kuatir

"Ne" lirih Krystal disela tangisnya dan berbalik berniat segera pergi dari kamar Kai.

"Wae?" Kai menarik pergelangan Krystal seakan enggan untuk menggantungkan pembicaraan mereka sebelumnya, ia ingin Krystal segera mengambil keputusan dari tawaran yang ia berikan.

"Ibuku sedang dirawat di Busan, kumohon lepaskan" Krystal mencoba melepaskan genggaman keras dari tangannya.

"Aku antar" Kai menarik Krystal keluar kamar dan ia menelfon penjaga untuk menyiapkan mobil.

***

"Bagaimana keadaan eomma saya?" Ucap Krystal setelah berlari di koridor rumah sakit melihat dokter baru saja keluar dari kamar eommanya.

"Seharusnya dia melakukan operasi tapi..." ucap dokter.

"Yak! Terus kenapa kau tidak mengoperasinya hah!" Bentak Kai yang baru saja sampai.

"Ia tak memiliki uang tuan, kami hanya mengikuti prosedur rumah sakit" dokter itu mencoba untuk menahan amarahnya atas bentakan Kai. Krystal hanya menangis meratapi kehidupannya yang semakin rumit.

"Berapa uang yang kau butuhkan! Sombong sekali rumah sakit ini, aku bahkan bisa membeli rumah sakit ini kalau aku mau" Kai memandang kesekitar menatap remeh bangunan rumah sakit ini.

"Cukup Kai, ini rumah sakit" Krystal menarik lengan Kai menjauhkan Kai dari dokter itu dan segera memasuki ruang rawat.

Air mata Krystal semakin deras mengalir saat dirinya melihat seorang wanita paruh baya yang sedang tersenyum kearah Krystal dan Kai dari ranjangnya.

"Kenapa eomma tak bercerita tentang penyakit eomma padaku?" Krystal memeluk eommanya.

"Eomma tak mau kau terlalu kuatir, eomma baik-baik saja" wanita paruh baya itu mengelus rambut Krystal yang berada dalam pelukannya.

"Bagaimana bisa eomma mengidap tumor otak tapi eomma bilang baik-baik saja?" Ucap Krystal disela tangisnya.

"Siapa laki-laki tampan yang kau bawa ini?" Eomma Krystal mencoba mengalihkan pembicaraan tak ingin anaknya terlarut dalam kesedihannya.

Eomma? [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang