"Kau ingin menamainya siapa?" Ucapku saat melihat Taeoh asik mengelus anjing ras terrier alredale berwarna coklat.
"Menurut eomma, nama apa yang cocok untuknya" ucap Taeoh.
Deg
Jantungku berdebar kencang saat mendengar Taeoh memanggilku eomma. Aku tak dapat menggambarkan kebahagiaanku saat ini, aku sangat bahagia sangat sangat bahagia.
"Terserah Taeoh saja, eomma bingung" aku mencubit pipinya gemas.
"Jika appa disini ia pasti dengan cepat memberikannya nama" gumamnya.
Seandainya Kai disini bersama kita sebagai keluarga kecil pasti aku menjadi perempuan paling bahagia di dunia ini.
'Anii! Aku tak boleh berfikir seperti itu! Kai sudah memiliki Krystal dan aku tak berhak untuk mengharapkannya' batinku terus berseteru dengan keegoisan yang ada pada diriku.
"Maafkan eomma" lirihku.
"Aku sudah memaafkan eomma, Taeoh juga menyesal kemarin berlaku tidak sopan terhadap eomma" kulihat ia berdiri kemudian membungkukkan badannya 90 derajat.
"Maafkan eomma, maafkan eomma. Eomma tak tau hidupmu akan sesulit ini, eomma selalu berusaha berusaha untuk kembali tapi eomma tak bisa" aku meraih tubuh mungilnya memeluknya erat.
"Tak apa eomma, Taeoh mencintai eomma. Taeoh janji akan menjadi anak yang baik untuk Sulli eomma, Krystal eomma dan Appa" ucapnya.
"Maaf kan eomma" tangisku tak bisa kutahan dan aku mencium puncak kepala putraku.
"Tapi bolehkah aku meminta satu permohonan?" Ia melepaskan pelukkanku dan memandangku dengan tatapan lembutnya.
"Eomma akan selalu berusaha mengabulkan semua permintaanmu" aku memegang kedua pipinya menyalurkan rasa rinduku.
"Bolehkah aku memohon agar eomma tak mengambil appa dari Krystal eomma? Aku sangat mencintai Krystal eomma, aku tak ingin Krystal eomma bersedih" ucapnya perlahan.
Aku tersenyum kearahnya.
"Eomma tak akan melakukan itu Taeoh-ah, eomma tau Krystal adalah eomma terbaik yang dikirimkan oleh Tuhan untuk Taeoh yang tampan ini" aku mencubit pipinya pelan dan segera menghapus air mataku.
"Bagaimana jika kita menonton film sambil memakan semua makanan yang ada di lemari es?" Ucapku mencairkan suasana.
"Call" Taeoh segera menghampiri sofa membuatku tertawa akan tingkahnya.
***
Sudah 4 hari Taeoh berada diapartemenku, aku benar-benar menyesali mengapa aku bisa membiarkan anak keimut ini demi karirku.
"Sulli eomma! Kapan aku kembali? Aku merindukan eomma dan appa" Taeoh berlari kearahku yang sedang menyusun makanan di meja makan.
"Lusa atau mungkin beberapa hari lagi, eomma ingin melakukan banyak hal denganmu" ucapku sambil berjongkok menyamai tubuh Taeoh.
"Aku sudah bolos sekolah lama sekali, aku benar-benar merindukan semuanya" ia menatapku penuh harap.
"Apa kau tak merindukan eomma?" Aku menatap kekat kearahnya, baru aku sadari wajahnya kini terlihat pucat dan sesekali aku melihatnya batuk serta hidungnya seperti menahan sesuatu yg siap keluar.
"Taeoh sakit? Omo!" Seketika aku panik menyadari itu semua, aku tak pernah menghadapi orang sakit sebelumnya.
"Aku sering mengalami flu, eomma tak usah khawatir. Setelah meminum obat flu maka aku akan segera sembuh" Taeoh segera berlari kearah mogja, anjing yang kini membuat Taeoh betah berada disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eomma? [COMPLETE]
Fanfiction[private] Pelukan seorang eomma adalah hal yang wajar untuk anak usia 5 tahun namun tidak untuk Kim Taeoh. Hampir setiap minggu ayahnya harus disibukan untuk mencari baby sitter baru. Namun, bagi Taeoh ia tak membutuhkan seseorang yang membantunya d...