Epilog

16K 1.1K 348
                                        


_ EPILOG_

Caller : Jung Chang Min

Hyesung orang yang biasa di panggil SIN itu menoleh kearah sang adik yang berhenti di belakangnya tiba-tiba. Mereka sudah terlambat untuk penerbangan mereka menuju Jepang malam itu. Dan sekarang sang adik menambah emosinya sedikit meninggi.

"Junki, cepatlah!" gumamnya sebisa mungkin untuk menahan emosinya.

Junki yang semula menunduk, segera mengangkat kepalanya dan memasukkan ponselnya ke dalam sakunya.

"Hyung, He is gone. Kim Jaejoong."

~~~ * ~~~

Dia yang selalu menyendiri

Dia yang selalu kesepian

Dia yang selalu menyalahkan dirinya

Dia yang bernama Kim Jaejoong

Dan dia yang kini hanya tinggal sebuah nama yang bertuliskan di batu nisan marmer hitam berukiran dengan tinta berwarna putih. Di sekelilingnnya tertata rapi beberapa karanggan bunga. Tak banyak, mereka hanya tidak tahu jika hari ini adalah hari perpisahan dengan lelaki cantik itu. Perpisahan untuk waktu yang sangat lama. Perpisahan yang tidak akan pernah ada lagi pertemuannya. Sekalipun di kehidupan selanjutkan. Mereka tidak akan pernah mengenal lagi orang yang bernama Kim Jaejoong, begitu juga sebaliknya, belum tentu seorang Kim Jaejoong akan hidup di kehidupan selanjutnya, bukan?

Tidak ada satupun yang berbicara. Semuanya seaakan lumpuh menatap batu nisan itu dan sebuah fotonya. Fotonya saat ia menginjakkan kaki di universitas tiga tahun lalu. Ini sangat menyedihkan, bahkan mereka sama sekali tidak memiliki satu fotopun tentangnya. Hanya sebuah foto hitam putihnya yang mengenakan seragam universitasnya. Terlebih tidak ada senyuman di sana. Seakan mata bulatnya menatap lurus kearah kamera dan memperlihatkan kesepian yang selama ini ia sembunyikan.Yang menambah rasa sesak menyergapi keluarga itu.

Wanita cantik itu semakin mengeratkan pelukannya pada guci yang berisi setengah dari abu anak sulungnya. Ya, keterlambatan memang membuat hati mereka terbuka seutuhnya. Terbuka untuk menerima orang yang tidak akan pernah bisa kembali.

Mereka ingin menyimpannya di rumah. Hanya itu satu-satunya cara pengakuan dosa yang bisa mereka lakukan pada lelaki cantik yang kini sudah tidak ada lagi di depan mata mereka. Tidak bisa lagi mereka lihat.

Yunho pria bermata bak musang itu sejak tadi sama sekali tidak mengubah posisinya, ia berlutut sambil mengelus-elus pelan nisan itu. Menatap nama itu. Dan terus mengingat wajahnya. Wajah terakhirnya. Mulutnya membeku. Ia ingin berteriak memanggil nama itu. Tapi mulutnya sama sekali tidak mau terbuka. Terkunci.

Tapi ia tahu, itu semua percuma. Percuma jika orang itu sama sekali tidak akan pernah bisa mendengarnya.

Satu pun tidak ada yang memanggil Yunho untuk segera pergi dari tempat itu. Semuanya jatuh dalam kesedihan yang mungkin akan memakan waktu yang sangat lama untuk melupakannya.

"Hyung, Jaejoong hyung."

Suara parau Jaejun memecahkan keheningan tiba-tiba. Lelaki cantik itu berdiri di belakang Yunho sambil menatap lurus ke foto Jaejoong, kembarannya.

"Kenapa kau meninggalkanku?"

Semuanya terdiam. Sepertinya Jaejun mewakili pertanyaan yang ingin sekali mereka ucapkan saat itu.

"Kapan kau akan kembali? Aku akan menunggu. Berapa lama kau akan pergi?"

Junsu semakin menenggelamkan kepalanya di pelukan Yoochun yang memeluk erat kekasihnya.

I Want You To Know Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang