_Part 12_
Sedari tadi Junsu hanya menatap ke arah lantai yang ada di ruangan itu. Otaknya berpikir sangat keras menerima kenyataan yang sangat membuatnya terkejut."Apa-apa yang sebenarnya terjadi?" tanyanya datar. Mata sipitnya itu tiba-tiba saja berubah mendatar.
Changmin dan Mr. Park hanya diam. Bingung harus memulai semuanya. Sementara Yoochun hanya menatap kedua orang itu secara bergantian.
"Aboji, ada apa sebenarnya ini? Apa ada yang kau sembunyikan dariku?" Tanya Yoochun menatap kecewa ke arah sang ayah.
Mr. Park hanya menatap Jaejoong dari kaca besar itu. Tanpa menoleh ke arah sang putra.
"Aku tidak bisa memberitahumu. Akan menjadi sangat sulit jika aku memberitahumu." jawabnya.
"Sejak tadi aku bertanya. Ada apa ini?! Dan apa yang membuatnya seperti itu?!" pekik Junsu. Semuanya mengabaikannya dan ia sudah kehilangan kesabarannya mendengar kalimat-kalimat yang sama sekali tidak bisa ia mengerti.
"Sebuah peluru bersarang di kepalanya sejak tiga tahun lalu."
Junsu terperangah dan menatap ke arah dokter yang baru saja keluar dari ruangan Jaejoong. Kim Jeong Hoon.
Apa lagi ini? Peluru? Bagaimana mungkin!? Pikir Yoochun dan Junsu.
"Tiga tahun lalu, kami membiarkan peluru itu tetap berada di kepalanya karena nyawanya akan terancam jika kami mengeluarkannya. Peluru itu sudah menginfeksi otak dan sarafnya."
"Dan Jaejoong tidak akan bisa melewati natal tahun ini." tambah Dokter bermarga Kim itu.
Junsu terdiam. Masih berusaha untuk mengerti arti dari kalimat dokter itu. Ia hanya menatap tajam kearahnya. Merasa tidak terima dengan kalimat itu.
"Tidak. Kau berbohong. Aku yakin kalian semua hanya berbohong! Yoochun ayo, kita pergi!" kata Junsu bangkit dari tempat duduknya mendahului Yoochun.
"Aboji, kau berhutang penjelasan yang sangat banyak padaku."
*****
"Bagaimana perasaanmu?" Tanya Yunho sambil mengelus rambut Jaejun.
"Aku ingin pulang." jawab lelaki cantik itu tanpa menatap wajah Yunho.
"Hey, kau mengabaikanku?" goda Yunho.
"Yunho."
"Hm,"
"Bisakah kau tidak berpura-pura? Aku ingin kau jujur dengan perasaanmu."
Yunho terdiam. Ia tidak ingin menyakiti Jaejun, hanya itu.
"Aku mencintaimu."
"Aku tahu, kau tidak!" sahut Jaejun memekik yang kali ini menatap ke arah Yunho yang menatapnya dengan ekspresi yang belum pernah ia lihat.
"Aku sudah memutuskannya. Hari itu aku tidak bertemu dengan siapapun." Datarnya.
Jaejun mengerutkan keningnya. " Benarkah?" tanyanya ragu.
Yunho mengangguk. "Jangan lagi melakukan hal bodoh. Jangan membuatku khawatir lagi." lirih Yunho.
Jaejun mengangguk sembari terisak pelan. Ia sangat senang, Yunho memilihnya. Ia tahu jika Yunho belum mencintainya,tapi ia yakin jika Yunho akan mencintainya suatu hari nanti. Mereka akan terus bersama setelah ini dan itu akan membuatnya semakin mudah untuk menumbuhkan cintanya di hati Yunho.
"Aku ingin kita bertunangan di Jeju."
"Baiklah." jawab Yunho tersenyum. "Tunggu!" hardik Yunho saat Jaejun ingin memeluknya. Lelaki tampan itu nampak merogoh sesuatu dari saki jaketnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You To Know
FanfictionI just want you to know, 1.The Bitter Truth 2.The Reason 3. Hope and Answer Dan ingatlah, 'Aku mencintaimu melebihi rasa cinta yang pernah kau berikan padaku dan rasa cinta yang dia berikan padamu.' Warning: Prepare Your Self. This my no 1 ang...