Yuna sedang berdiri di jendela kamarnya dengan sebuah bingkai foto di tangannya. Ia memandangi foto tersebut dengan tatapan kecewa lalu melempar foto itu ke ranjang king sizenya."Kau lihat saja Dit, aku akan segera mendapatkanmu tak peduli dengan cara apapun." Yuna menampilkan seringainya.
Foto itu adalah foto Adit, Yuna dari dulu sudah menyukai Adit dan sudah satu tahun ini Yuna begitu gencar mendekati Adit. Dia tidak bisa menerima begitu saja kabar yang mengatakan bahwa Adit sudah menikah, bagaimana bisa Yuna tidak mengetahui kabar itu? Setau Yuna Adit selama ini tidak mempunyai kekasih atau bahkan dekat dengan seseorang. Adit termasuk laki-laki yang tidak mudah didekati, jadi bagaimana bisa Adit sudah menikah?
Sudah cukup selama satu tahun ini Yuna menghabiskan waktunya mengejar Adit tapi tak ada kemajuan sama sekali, dia benar-benar harus bertindak.
Yuna kemudian mengambil tasnya dan mencari taksi. Dia berencana menemui Adit, menanyakan langsung apa alasan yang membuat lelaki itu tiba-tiba menikah. Setelah 30 menit Yuna sampai di kantor Adit, disana sudah ada Disa yang pasti melarangnya masuk. Yuna tidak ingin membuang waktu dengan meladeni Disa, jadi ia melenggang begitu saja tanpa memperdulikan Disa.
Adit yang sibuk dengan berkas-berkas di tangannya mendongak melihat Yuna yang berdiri di depan mejanya. Lelaki itu mendengus kasar melihat kedatangan Yuna. Dia benar-benar tidak punya waktu untuk meladeni wanita itu sekarang. Saat ini berkas-berkas yang ada di tangannya lebih penting.
"Ada apa? Sudah ku bilang kan, kalau tidak ada sesuatu yang penting jangan menemuiku." Ujar Adit dengan dingin.
"Ada sesuatu yang penting yang harus aku bicarakan."
Adit mendongak menatap Yuna dengan kening mengkerut.
"Apa itu?""Aku tidak bisa membicarakannya disini. Bagaimana kalau kita membicarakannya di kafe?"
"Aku tidak punya banyak waktu Yuna, cepat katakan."
"Ayolah Dit, aku janji setelah ini aku tidak akan mengganggumu lagi."
Mendengar kata-kata Yuna membuat fokus Adit sepenuhnya ke arah wanita itu.
"Bisa ku pegang janjimu?"Ia tertarik dengan perkataan Yuna karna selama ini dia sudah sangat jengah dengan sikap Yuna yang selalu mengganggunya.
"Aku berjanji Dit, setelah ini aku tidak akan mengganggumu lagi."
"Baiklah kalau begitu."
"Aku tidak bawa mobil, bolehkah aku menumpang mobilmu?"
"Ya."
Yuna mendengus mendengar jawaban Adit. Selalu saja begitu, Adit tidak akan banyak mengeluarkan kata-kata jika dia merasa tidak penting, untung saja Yuna sudah terbiasa.
Setelah sampai di kafe, Yuna kemudian memesankan Adit minuman.
"Hei kau, aku butuh bantuanmu." Yuna menyodorkan beberapa lembar uang kepada salah seorang pelayan.
"Apa yang bisa saya bantu?" Tanya sang pelayan yang melihat lembaran uang di tangannya.
"Taruh obat ini di minuman itu." Yuna menyerahkan obat kepada pelayan tersebut.
"Maaf nyonya, kalau boleh tau obat apa ini? Saya tidak ingin mengambil resiko." pelayan itu takut obat yang disodorkan Yuna berbahaya.
"Kau tenang saja, ini hanya akan membuat kesadaran seseorang hilang untuk beberapa waktu. Aku bisa menjamin ini tidak berbahaya, kalau kau tidak percaya kau baca saja." pelayan itu kemudian mengangguk dan menjalankan perintah Yuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thalita Wedding Story
RomanceThalita Meyda Zahira wanita berumur 24 tahun yang memutuskan menutup diri semenjak kekasihnya Bima meninggal. Sang Mama yang khawatir akan kondisinya berniat menjodohkannya dengan Aditya Handoko. Pria berumur 26 tahun yang berkepribadian dingin dan...