Tepat jam 6 malam Tata sudah menyiapkan berbagai macam masakan di atas meja makannya. Orangtuanya hari ini akan datang berkunjung, ia sudah sangat merindukan mereka karna kesibukannya menjadi ibu rumah tangga, ia tak sempat pergi berkunjung."Akhirnya selesai juga, semoga hasil masakannya tidak mengecewakan." Tata tersenyum lalu mengusap peluh yang hampir jatuh di keningnya. Dia merasa sangat puas dengan hasil masakannya. Tak sia-sia dirinya berkutat di dapur sejak tadi sore.
Tata melirik jam dinding yang sudah menunjukkan angka 6. Sudah saatnya dia mandi, sebentar lagi pasti orang tuanya datang.
Tepat saat dirinya beranjak dari dapur, pintu rumahnya terbuka menampilkan sosok Adit yang sepertinya sangat lelah. Dilihat dari raut wajahnya yang nampak kusut.
"Kau sudah pulang?" Tata menyambut Adit dengan senyum manisnya, mengambil tas dan jas yang Adit pegang. Sebagai istri yang baik tentu saja ia harus melayani sang suami, bukan?
"Iya." Jawab Adit dengan tak berminat.
"Kamu sebaiknya langsung mandi, aku siapkan air panasnya ya?"
Lelaki itu menganggukkan kepala. Hari ini dia sungguh lelah dan ingin cepat mandi untuk menghilangkan rasa penatnya. Otot-ototnya sudah terasa sangat kaku. Ia kemudian mengikuti langkah sang istri memasuki kamar.
1 jam kemudian sepasang suami istri itu sudah selesai membersihkan diri. Mereka duduk di ruang tamu menanti kedatangan orang tuanya. Tak lama kemudian ada suara deru mobil yang berhenti.
Segera saja mereka keluar rumah untuk menyambut kedatangan orang tuanya.
"Tata, Mama kangen banget loh." Linda memeluk Tata merasa sangat merindukan anak semata wayangnya itu.
Tata mengurai pelukannya, memandang sang mama dengan sorot kerinduan.
"Kenapa baru mengunjungi Tata Ma?""Kamu ini, seharusnya bukan orang tua yang mengunjungi anaknya. Pertanyaan itu seharusnya ditujukan untuk kamu, mentang-mentang sudah punya suami terus Mama sama Papa di lupain." Linda pura-pura marah sambil terus mengomel.
"Sudah-sudah Ma tuh liat, malu sama mantu kita." Wijaya menyela pembicaraan Linda, kemudian melirik Adit, "Apa kabar nak?" Wijaya memeluk Adit.
"Baik Pa, Papa dan Mama gimana kabarnya?"
"Mama sama Papa baik kok nak."
Linda juga memeluk Adit, dia sangat menyayangi menantunya ini. Sudah lama dia ingin mempunyai anak laki-laki."Ayo masuk Ma Pa." Mereka berempat memasuki rumah, Adit menggiring mereka ke meja makan.
Linda memandang takjub berbagai makanan yang tertata rapi diatas meja.
"Ini kamu yang masak Ta?" Ia bertanya seolah tak percaya kalau Tata yang memasak semua makanan ini."Iyalah Ma, Tata kan sekarang sudah pinter masak." Jawab Tata dengan bangga.
"Wahhh anak Mama sekarang hebat ya." Linda dengan hebohnya memuji Tata.
"Iya dong Ma. Ayo kita makan, cobain masakan Tata."
Mereka kemudian mencicipi masakan Tata, Linda tak henti-hentinya memuji Tata yang menurutnya banyak kemajuan dalam hal memasak. Jika dilihat saat ini Adit dan Tata seolah keluarga bahagia yang sedang tidak ada masalah, namun itu hanyalah kedok mereka agar orang tuanya tak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka.
"Bagaimana pekerjaanmu Dit? Apa kamu sudah memikirkan kata-kata Papa tempo hari?" beberapa hari yang lalu Wijaya berkunjung ke kantor Adit.
"Maaf Pa, sepertinya dalam waktu dekat ini Adit belum bisa, pekerjaan Adit di kantor tidak bisa Adit tinggalkan." Jawabnya dengan merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thalita Wedding Story
RomanceThalita Meyda Zahira wanita berumur 24 tahun yang memutuskan menutup diri semenjak kekasihnya Bima meninggal. Sang Mama yang khawatir akan kondisinya berniat menjodohkannya dengan Aditya Handoko. Pria berumur 26 tahun yang berkepribadian dingin dan...