Bagian 19

33.5K 1.7K 26
                                    

Happy Reading !

Adit dan Tata memasuki pusat perbelanjaan dengan berjalan beriringan. Mereka berniat berbelanja baju untuk ibu hamil karna Tata merasa bajunya sudah banyak yang tidak muat akibat berat badannya yang bertambah.

"Apa hari ini kau tidak sibuk tumben sekali mengajakku ke mall?" Tanya Tata.

Adit tersenyum kecil kemudian mengangguk. "Ya, aku sedang tidak sibuk."

Tata mengangguk. Kedua matanya menatap baju-baju bayi yang begitu lucu.

"Adit baju itu lucu." Tunjuk Tata kepada salah satu baju bayi yang terpajang di salah satu toko perlengkapan bayi.

Adit mengikuti arah pandang Tata.
"Kau mau itu?"

Tata mengangguk dengan antusias.

"Ya sudah ayo kesana." Adit dan Tata masuk ke dalam toko tersebut.

"Mbak saya mau lihat baju yang itu." Penjaga toko yang di ketahui bernama Jenny tersenyum ramah. Kemudian di ambilnya baju itu.

"Ini harganya berapa mbak?" Tanya Tata dengan antusias.

"Tiga ratus ribu mbak." Ujar Jenny.

"Ya sudah saya ambil yang ini mbak."

Jenny mengangguk. Kemudian membawa baju bayi tersebut ke kasir.

Setelah membayarnya di kasir. Keduanya beranjak menuju kafe. Tata yang gampang lelah meminta untuk beristirahat sejenak sebelum pulang. Mereka memesan mochacino pada pelayan kafe.

"Terimakasih untuk hari ini" ujar Tata dengan senyuman yang tersungging di bibirnya.

Adit hanya menangguk dan tersenyum kecil.

"Kemarin Arkan datang ke kantor." Gumam Adit.

Tata membelakkan matanya. "Untuk apa dia datang ke kantormu?"

"Menjelaskan kalau istriku tidak sedang berselingkuh."

Tata menganga dia tidak menyangka Arkan akan mendatangi kantor sang suami hanya untuk menjelaskan kejadian di hari itu.

Adit tersenyum melihat ekspresi Tata. "Maaf kemarin aku sempat marah dan berfikir macam-macam tentangmu dan Arkan." Ujar Adit, kali ini suaranya lebih pelan.

Tata menggeleng. "Tidak apa-apa aku bisa mengerti. Aku juga minta maaf karna mengira kau selingkuh dengan Yuna."

Adit tersenyum kemudian mengacak-ngacak rambut Tata.
"Berarti kita impas."

Tata memberenggut dengan kesal. "Kau merusak tatanan rambutku." Ujar Tata sambil merapikan rambutnya.

"Permisi mbak mas, ini pesanannya." Kata seorang pelayan perempuan yang menyajikan pesanan mereka di atas meja.

Adit tersenyum ke arah pelayan itu. "Terimakasih ya mbak."

******

"Bagaimana kalau kita jalan kaki saja" gumam Tata ketika mereka sudah sampai di dalam mobil.

Adit menganga mendengar ucapan sang istri.
"Kau bercanda, rumah kita masih jauh."

Tata mengerucutkan bibirnya.
"Aku tidak bercanda. Ayolah!"

Tata merengek sambil memandang Adit dengan pandangan memohon.

Adit memutar bola matanya. "Udara di luar dingin, tidak baik untuk ibu hamil."

Tata menghela nafas. Suasana hatinya seketika berubah mendengar penolakan Adit.

Adit yang menyadari perubahan di wajah Tata akhirnya menyerah.
"Baiklah ayo kita jalan kaki."

Thalita Wedding StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang