Happy Reading !!
Adit duduk di ruang tunggu dengan perasaan gelisah. Dia meremas rambutnya dengan frustasi. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Dia sudah lalai menjaga istri dan calon anaknya. Seharusnya tadi dia menahan Tata agar tidak keluar dari ruangannya. Adit mengusap wajahnya dengan gusar, dia menggeram ketika mengingat wajah kesakitan Tata. Yuna benar-benar sudah keterlaluan, sepertinya wanita itu tidak mengindahkan peringatan Adit.
"Tenanglah pak, saya yakin ibu Tata pasti baik-baik saja." Disa yang dari tadi diam akhirnya membuka suara. Dia merasa tidak tega melihat wajah atasannya yang begitu terlihat khawatir.
"Aku takut terjadi sesuatu dengan mereka." Ujar Adir tanpa mengalihkan pandangannya.
"Bapak harus tenang, saya yakin tidak akan terjadi apa-apa dengan mereka berdua." Ujar Disa mencoba menenangkan sang atasan. Disa juga ikut merasakan kecemasan yang dirasakan Adit. Dia berharap semoga istri atasannya itu baik-baik saja.
"Suami ibu Tata." Suara seorang suster menginterupsi percakapan mereka berdua.
Adit bangkit dari duduknya menghampiri suster tersebut dengan perasaan cemas.
"Bagaimana kondisi istri saya sus?" Tanya Adit.
"Istri anda meminta anda menemaninya didalam."
Adit mengangguk lalu mengikuti langkah suster tersebut. Nafas Adit tercekat ketika sampai di dalam dan melihat sang istri yang sedang berjuang menahan rasa sakit. Dengan perlahan Adit menghampiri Tata.
"Sayang, aku ada disini." Ujar Adit dengan setengah berbisik. Ia kemudian mengulurkan tangannya menggenggam jemari sang istri.
"Adit" Ujar Tata dengan suara parau. Tata menggenggam tangan Adit dengan begitu erat, seolah mencari kekuatan.
"Bertahanlah sayang, kau wanita yang kuat." Adit memandang mata sayu Tata, pandangan mereka berdua sama-sama menyiratkan ketakutan yang amat sangat. Jari jemari Adit melingkupi tangan mungil Tata, mereka berdua sama-sama saling menguatkan satu sama lain.
Adit memejamkan matanya ketika melihat Tata meringis kesakitan, wajah Tata terlihat begitu pucat. Pemandangan di hadapannya membuat Adit memalingkan wajah tak tega melihat kondisi sang istri. Bahkan saat ini Adit merasakan dirinya gemetaran, ketakutan yang amat sangat mulai menelusup ke dalam jiwanya. Berbagai pikiran buruk mulai memenuhi benaknya ketika melihat darah yang mengalir di paha sang istri. Menghela nafas panjang, Adit mencoba menenangkan diri dia harus percaya bahwa semua akan baik-baik saja.
Sedang Tata, ia merasakan pandangannya kembali menggelap di saat kontraksi itu datang lagi, membuat seluruh tubuhnya merasakan sakit yang teramat. Dahinya mengkerut pertanda bahwa ia sedang menahan rasa sakit. Bahkan Tata sampai harus menggigit bibir bawahnya agar tidak berteriak kesakitan. Adit yang melihatnya dengan reflek meremas tangan Tata, mencoba memberikan kekuatan kepada sang istri. Dengan pelan Adit mengusap peluh yang mengucur di dahi Tata. Kesakitan yang saat ini di rasakan sang istri entah kenapa membuat dirinya juga ikut merasakan sakit yang sama.
Sedang para dokter masih terus berusaha menghentikan pendarahan Tata."Adit aku takut." Gumam Tata dengan suara lemah.
"Jangan takut sayang, aku ada disini. Semua akan baik-baik saja." Ujar Adit dengan sepenuh hati.
"Bayinya.."
"Sttt..dia akan baik-baik saja." Adit semakin mengeratkan genggaman tangannya. Dia sendiri juga ketakutan. Takut terjadi sesuatu terhadap calon anaknya.
Air mata Tata lolos begitu saja, dia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri jika sampai terjadi sesuatu dengan banyinya. Tak henti-hentinya Tata berdoa untuk keselamatan calon anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thalita Wedding Story
RomanceThalita Meyda Zahira wanita berumur 24 tahun yang memutuskan menutup diri semenjak kekasihnya Bima meninggal. Sang Mama yang khawatir akan kondisinya berniat menjodohkannya dengan Aditya Handoko. Pria berumur 26 tahun yang berkepribadian dingin dan...