09 - Cross Eye

121 7 2
                                    

(Character in The Pic: Latrevia "Exodus Grimoire")

(I Don't Own The Copyright for This Art, Credit for The Artist =3= umm, Miku?)


Kali ini aku akan memakai PoV agar bisa dipahami lebih mudah lagi. Tapi kalau tetap tidak paham juga mungkin aku masih amatiran dalam membawakan cerita ya, hahahaha.


*****


Saat itu suasananya sungguh menghangatkan, baik dalam jiwa maupun dalam raga. Senyum mereka, canda dan tawa serta suara mereka masih terngiang dalam pikiranku. Lembut dan baik hati, namun sayang semuanya begitu cepat menghilang.

Awalnya aku tak mempunyai apa-apa kecuali sebuah liontin merah yang dalamnya terdapat foto yang menyerupai diriku. Aku hanya tahu namaku tanpa mengenal siapa raga yang kubawa ini, aku hampa dan tak merasakan apapun hingga kejadian itu pun terjadi.

Aku tanpa sadar telah membunuh orang, dan rasanya itu sangat menggairahkan. Diriku serasa lebih hidup saat membunuhnya, maka dari itu aku pun mulai membunuh dan membunuh siapapun yang mengangguku dan membuatku muak.

Namun semakin sering ku membunuh, rasa bosan pun muncul dalam perasaanku. Tapi saat aku berniat tuk berhenti, seketika itu juga aku berpikir, "Apa yang bisa kulakukan selain membunuh? Aku tak punya apa-apa lagi selain membunuh."

Pada akhirnya, aku pun tetap melanjutkannya tanpa berpikir tuk berhenti. Namun semua itu berubah saat mereka berdua datang, lalu memberiku tujuan baru untuk hidup dan bahkan memberikanku sebuah tempat yang begitu nyaman, yang biasa mereka sebut dengan 'Rumah'.

Meskipun segalanya telah berubah, aku akan tetap memegang kuat ajaran yang mereka berdua berikan padaku. Dan aku takkan mengganti tujuan hidupku yang diberikan olehnya, oleh seorang yang kupanggil ayah.

"Yaitu melindungi orang yang kucintai."


*****


* POV: Voca *


Gelap, aku tidak bisa melihat apapun. Di mana aku? Apa yang kulakukan di sini?

O iya, Mama! Aku harus menyelamatkan Mama! Tapi aku ini di mana?!

Apa aku sudah mati? Tidak! Aku takkan sudi mati di tangan dia!

Kekuatan, aku ingin kekuatan yang lebih dari ini! Aku harus lebih kuat lagi agar bisa mengalahkannya!

"Naru!" teriakku menyebut nama orang yang kubenci saat itu.

"Kenapa kau sangat terobsesi dengan kekuatan?" seketika itu ku menoleh ke belakangku, terdapat sosok Naru berdiri tak jauh dariku.

"Tidak! Aku tidak lagi terobsesi oleh kekuatan! Aku hanya membutuhkannya!" jawabku secara jujur padanya. Itu semua kulakukan demi mendapatkan kekuatan yang lebih kuat lagi darinya, meski ku harus memelas padanya.

"Kau sudah mencapai batasmu, tak ada lagi kekuatan yang bisa kuberikan padamu, Voca," jawab Naru begitu tenangnya meski menyadari keadaanku yang sedang panik. Dia sudah pasti mengetahui keadaanku dan Mama yang sedang kritis.

Tapi.

"Kenapa..."

"Kenapa kau tidak memberikannya?"

"Apa karena aku sangat membencimu? Hingga kau tak sudi meminjamkan kekuatanmu padaku?"

Aku tahu, dia banyak memikirkan sesuatu hal yang tak pernah ia ceritakan pada aku, bahkan dengan yang lainnya. Terutama saat Ayah pergi meninggalkan kami.

Zeireikai AO - The Absolute Order (ch01)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang