"Siapa sebenarnya kau ini?"
Voca melangkah perlahan, dengan berselimut api mendekati Rachel yang mematung melihatnya.
"Bagaimana ini? Sepertinya dia juga pengguna sihir, kalau begitu aku menjaga jarak dengannya pun percuma," dalam hati Rachel berpikir keras.
Bermodal kemampuan bertarung jarak dekat dan sepasang tangan cyborg, dia pun berpikir, "Walaupun dia bisa juga bertarung jarak dekat, akan tetapi kemampuannya masih jauh di bawahku."
"Maka dari itu," dia pun menggunakan akselarasinya dan melesat menghadapi Voca dari dekat seraya berkata, "Aku akan menyerangmu dengan cepat!"
Tiba-tiba sebuah api membentuk dinding yang menghalangi mereka berdua. Dinding api tersebut dibuat oleh Voca yang ternyata untuk menghalau serangan Rachel.
Langkah serangan Rachel pun terhenti, "Sial! Sihirnya ternyata lebih merepotkan dari yang kukira."
Tanpa Rachel sadari, sebuah belati muncul di balik dinding api dan melesat ke arahnya.
Tanpa pikir panjang, Rachel pun mencoba tuk menerjang dinding api tersebut dan melewati belatinya. Akan tetapi, sesaat belati itu dia hendak lewati, tiba-tiba benda tajam itu pun meledak menghempaskan Rachel yang tak menyadari hal itu sama sekali.
Rachel jatuh tersungkur, sedangkan dinding api tersebut masih menyelimuti Voca hingga tak terlihat.
"Ternyata belati itu sudah dipasang mantra olehnya. Seharusnya aku menyadari sejak awal," dalam hati Rachel bergumam.
Rachel pun memukul keras tanah yang dia pijak hingga retak, lalu dia mengambil dan mengangkat bongkahan tanah yang cukup besar.
"Bagaimana dengan yang ini!" kemudian dia berteriak dan melemparkannya ke Voca.
Bongkahan batu besar itu pun melayang mengarah ke dinding apinya, lagi-lagi sebuah belati muncul melesat mengarah batu tersebut dan meledak. Batu itu pun hancur menjadi sekumpulan bongkahan kecil.
Tidak sampai di situ, atau memang sudah sejak awal berencana seperti itu. Rachel mengambil sebuah batu kecil bekas bongkahan batu besar yang diledakkan Voca lalu dengan sekuat tenaga melemparnya ke dinding api tersebut.
Batu kecil itu melesat cepat mengarah ke dinding api, tak diduga ternyata batu kecil itu bisa menembus dinding api milik Voca hingga pada akhirnya dinding tersebut pun menghilang.
"Oke, jika dindingnya menghilang berarti aku berhasil melukai dia," ucapnya dalam hati lalu berjalan cepat mendekati Voca untuk menyerangnya.
Namun dia berhenti seketika menyadari bahwa Voca sama sekali tak terluka. Justru dia terkesima melihat bentuk Voca kali ini.
Voca memakai sebuah zirah dari api, namun bukan itu yang membuat Rachel terkejut.
Rachel hanya tidak menduga sebelumnya, bahwa api tersebut sama sekali tidak melindungi Voca sepenuhnya. Justru zirah api yang terpasang di tubuh Voca itu melukai dirinya sendiri.
Sekujur tubuh Voca terluka kecuali wajahnya, akan tetapi tak lama setelah itu sebuah cairan merah magenta keluar dari mulutnya dan mengalir jatuh ke tanah. Voca sendiri seolah tidak merasakan apapun seperti rasa perih atau sakit, mungkin karena memang dia tidak memiliki kesadaran saat ini makanya dia bisa melampaui batas kekuatannya.
Namun ini sama saja.
"Seperti berniat untuk mati," gumam Rachel tercengang.
Tak lama setelah itu, Rachel pun tertawa lepas. Baru pertama kali dia menghadapi lawan yang tangguh seperti Voca. Dan dia sepertinya sangat senang bisa mengerahkan segala kemampuannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zeireikai AO - The Absolute Order (ch01)
FantasiaZeireikai AO - The Absolute Order Sinopsis: Nexodia, sebuah Negeri yang terisolasi. Dimana sang pemimpin Negeri tersebut, Liner mengizinkan pembunuhan sebagai suatu hal yang wajar dan tidak dianggap sebuah kriminal. Beberapa Organisasi pun terbentuk...