13 - Epilogue

176 10 1
                                    

Naru tak melawan, sama sekali tak ada niat tuk melawan gadis yang ia panggil 'Haruka' secara tidak sadar. Sekilas Naru memperhatikan raut wajah gadis bersurai kuning tersebut, penuh kebencian atas dirinya itu sudah terpampang jelas dari tatapan mata merah tua yang sangat tajam.

"Ah, mungkin ini memang akhirku," pikir Naru seraya tersenyum. Ia hanya pasrah meski nyawanya terancam, seperti ada suatu hubungan di masa lalu di antara mereka hingga membuatnya dendam.

Segala macam ingatan Naru muncul kembali satu persatu, saat ia dilahirkan, dibesarkan hingga berada di dunia ini lalu satu persatu orang muncul dan menjadi temannya hingga tercipta suatu masalah hingga mereka pun berpisah dan akhirnya ia kembali mendapatkan sosok baru yang ia percaya.

Waktu melamban, secara pelan tapi pasti ayunan pedang Haruka mendekat pada leher Naru, ia pun hingga akhir tak berniat tuk melawan, bahkan menghindarinya. Hingga seseorang di antara mereka pun mencoba tuk merubah alur kisah ini.

Gadis pendek bersurai hitam panjang hingga pinggul dengan noda merah di ujung rambutnya, Latrevia. Dia pun menghela nafasnya sejenak lalu berkata, "Aku yang akan repot jika kau mati saat ini, My Master."

Sesaat setelah itu, tiba-tiba mata biru Naru pun menyala. Dia mengaktifkan Anugerahnya dan kemudian ia berkata, "Emiya, lindungi aku."

Tak lama setelah itu, keadaan pun berubah secara drastis. Naru dan Haruka sama-sama tercengang menyaksikannya.

Emiya, melindungi Naru dan menerima serangan dari Haruka secara langsung. Pedang Haruka mengenai tubuh Emiya hingga membuat luka yang begitu dalam.

Naru dan Emiya jatuh tersungkur setelah itu, darahnya mengalir keluar membasahi pakaian Naru yang terguncang menyaksikan apa yang baru saja ia lakukan.

Naru, tanpa sadar memerintahkan Emiya tuk mengorbankan diri demi melindunginya.

Sementara itu, Haruka hanya terdiam berdiri di hadapan mereka seraya bergumam, "Absolute Order."

Beberapa saat kemudian, terdengar suara langkah kaki yang begitu berat dan tak lama setelahnya muncul dua orang baru yang tidak asing bagi Naru.

Masih dalam keadaan terguncang, Naru memperhatikan dua orang tersebut. Dia sangat mengenali mereka, itu karena mereka adalah sahabat Naru sebelumnya. Bahkan, mereka berdua adalah mantan anggota Zeireikai dan salah satunya merupakan tangan kanan Naru dahulu.

"Vhivie..." gumam lirih Naru seketika melihat seorang gadis bersurai abu pendek sebahu dengan eyepatch terpasang pada mata kirinya. Bola mata yang berwarna tosca balas menatap manik biru Naru yang terlihat bimbang.

Gadis yang bernama Vhivie itu tersenyum lalu memanggil nama Naru dengan tambahan 'Kakak'.

Di belakang Vhivie terdapat seorang dengan memakai pakaian zirah secara penuh berjalan mendekat. Tidak terlihat tampangnya yang ditutupi sebuah helmet, namun Naru bisa menyadari siapa orang dibalik baju zirah berwarna hitam tersebut.

Matanya membelalak, ia tidak menduga bahwa ia dapat bertemu dengannya secepat ini. Ada rasa kurang siap dari dirinya untuk menghadapi orang tersebut.

"Yan... sen," ucap lirih Naru melihat penampilannya yang berubah drastis.

"Tak kusangka kau dapat mengenaliku, Naru," jawab pria berzirah hitam yang diketahui bernama Yansen tersebut.

"Kak Vhie, tolong lakukan," ujar Yansen pada Vhivie.

Vhivie pun mengangguk lalu berjalan mendekati Naru. Namun bukan kepada Naru ia berhenti, melainkan kepada Emiya yang terluka parah. Vhivie mengambil sebuah kertas dari dalam sakunya, dan menghadapkannya pada bagian tubuh Emiya yang terluka, tak lama kemudian kertas tersebut pun bersinar.

Zeireikai AO - The Absolute Order (ch01)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang