"Bagaimana keadaannya?" Ucap seorang pria besar yang duduk layaknya seorang raja.
"Situasinya sangat buruk tuanku, setengah dari orang kita berhasil dibunuh mereka." Jawab seorang pria berambut panjang yang berlutut dihadapannya.
"Hmm. Sepertinya kita kedatangan tamu yang cukup berbahaya." Jawabnya sambil tersenyum memerhatikan sebuah pohon tinggi yang berada jauh didepannya.
Disisi lain, Naru yang sedang membidik pria yang dianggap sebagai Bos itu pun terkejut dan mengurungkan niatnya tuk menembak. Naru sadar bahwa keberadaannya telah diketahui orang itu. Dan menghubungi para rekannya tuk berkumpul di titik yg telah ditentukan.
Sementara itu, Bos itu pun berdiri dan meminta sesuatu.
"Rachel, berikan aku sebuah batu yang cukup besar." Ucap Bos itu.
"Batu, untuk apa Tuan Morgan?" Tanya pria berambut panjang yang bernama Rachel dengan bingungnya.
Morgan pun tersenyum kecil dan berkata, "Tentu saja, untuk mengusir seekor burung yang tidak mengerti tata krama."
Rachel yang masih tidak mengerti ucapan Tuannya itu pun hanya menurut. Dia mengambil sebuah batu yang besar dan memberikannya pada Morgan. Dia pun menerimanya dan siap untuk melemparkan batu itu ke arah pohon tempat Naru bersembunyi. Batu itu dilempar, dengan cepat melesat mengarah tepat pada Naru.
Sementara itu, seorang gadis kecil dengan rambut merah seperti darah terus menebas setiap musuh yang mendekatinya. Meski lawannya telah tewas, dia terus menerus menusuknya sambil tertawa dengan lepasnya seraya berkata, "Mati kau! Mati! Mati! Mati! Mati!". Hal itu membuat lawannya yang lain merasa takut dengannya dan kehilangan fokus pada keadaan sekitarnya hingga kepala mereka ditembak satu persatu oleh seorang gadis berambut biru gelap dengan memegang dua handgun disetiap tangannya.
"Voca, dia sudah tak bernyawa. Untuk apa kau terus menusuknya." Ucap gadis berambut biru gelap tersebut.
"Rasanya aneh Mama Tsuki, mereka tak pernah bersuara saat aku terus menyiksanya. Apa ini yang dimaksud kematian?" Jawab gadis berambut merah yang bernama Voca.
"Ah~ itulah kematian Voca. Maka dari itu, hentikan apa yang sedang kau lakukan—"
BOOMMMM!!!
Suara ledakan keras terjadi, secara spontan semuanya melihat kearah ledakan tersebut. Dan kelimanya, Shota, Scythe, Emiya, Voca dan Tsuki pun terkejut. Karena ledakan tersebut berasal dari Pohon Tinggi tempat Naru bersembunyi.
"Naru!!!" Ucap kelima orang itu tanpa sadar, meskipun lokasi mereka berbeda.
Disisi lain, Morgan pun mulai bergerak dan menyuruh kelima bawahan terkuatnya tuk mengalahkan rekan Naru. Morgan pun tersenyum kecil seraya menggumam,
"Saatnya tuk menyapu bersih para serangga dari wilayahku ini."
____________________________________________________________
END OF PROLOG PART 2.
NEXT, CHAPTER 1: WHITE VS WHITE.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zeireikai AO - The Absolute Order (ch01)
FantasyZeireikai AO - The Absolute Order Sinopsis: Nexodia, sebuah Negeri yang terisolasi. Dimana sang pemimpin Negeri tersebut, Liner mengizinkan pembunuhan sebagai suatu hal yang wajar dan tidak dianggap sebuah kriminal. Beberapa Organisasi pun terbentuk...