04 - Mad Scarlet

184 13 9
                                    

(Character in Pic: Voca "The Mad Scarlet")

(Source Pic: Megurine Luka -Vocaloid- / credit to the Artist!)

***

Suasana hening seketika saat Voca sanggup bangkit kembali dari pukulan keras lawannya. Disisi lain, lawannya hanya terdiam memperhatikannya meskipun terlihat jelas keningnya mengerut tanda tidak menyukai hal tersebut. Sementara itu Tsuki merasa tertekan karena tak dapat membantu Voca dengan keadaan fisiknya yang melemah hingga staminanya pun nyaris habis dan tak sanggup tuk bergerak.

Pria itu pun mulai fokus mengarah pada Voca dan menatap matanya yang juga tengah menatapnya.

"Kakak, bolehkah aku mengetahui namamu?"

"Voca..."

"Aku Tania. Akan kuingat nama kakak sebagai kenangan terakhir kita."

"Eh?" Serentak Voca dan Tsuki pun tercengang. Sedang Tania sendiri pun terkejut dengan reaksi mereka.

Mungkin wajar saja jika Voca dan Tsuki tercengang. Karena sejak awal mereka mengira bahwa lawan yang dihadapinya ini seorang Pria. Tak ada dugaan sama sekali mengenai gender lawannya ini. Hingga saat dia menyebut namanya yang terbilang feminim sekali. Suasana yang mulanya menegangkan pun berubah menjadi canggung. Mereka tidak tahu harus bereaksi seperti apa dan bagaimana. Disisi lain Tania juga hanya terdiam melihat reaksi mereka yang aneh.

"Anu, apa ada yang aneh denganku?" Tanya Tania yang selang beberapa saat lalu hanya terdiam.

"Kau ini perempuan?" Secara spontan pertanyaan itu keluar dari bibir Tsuki.

"Eh, memangnya sejak awal kalian pikir aku ini apa?"

Voca tersenyum, tanpa penyebab yang jelas dia tertawa. Sangat lepas dia tertawa hingga Tania dan Tsuki heran dibuatnya.

Beberapa selang kemudian tawanya pun mereda, dan kembali menatap Tania sambil berkata diselingi dengan cekikikan yang dia coba tahan, "Aku tahu kenapa Mama bertanya seperti itu padamu, Tania."

Tania memiringkan kepalanya tanda tak mengerti maksud Voca. Lalu Voca melanjutkan ucapannya,

"Itu karena dadamu yang rata seperti papan, Tania. Hahahaha."

Tania terdiam seketika mendengarnya, disisi lain Voca tertawa terbahak-bahak dan tak sanggup lagi menahannya.

"Tania, harusnya kau—"

Dalam sekejap mata, Tania berada dihadapan Voca mengacungkan handgun tepat dikepalanya. Secara spontan Voca menghindari arahan handgun tersebut. Namun Peluru melesat lebih cepat, dan mengenai rambutnya yang terurai. Voca pun kembali menjaga jarak dengan Tania yang sudah masuk mode serius.

"Kak Voca, sepertinya serangga yang aku incar sudah mulai meremehkanku." Ucapnya dengan suara yang terdengar melecehkan.

Voca melirik rambut panjangnya, dia menggertakkan giginya seraya melihat rambut belakangnya rusak. Matanya pun melototi Tania dengan amarah yang telah membakar pikirannya. Rambut memang sebuah mahkota bagi wanita, terutama bagi Voca yang menyukai gaya rambutnya dan telah merawatnya sejak insiden saat itu.

Pijakannya bertumpu kuat pada kaki kanannya yang menekan tanah hingga berbekas begitu dalamnya.

"Mati kau!"

Voca melemparkan salah satu belatinya dan meluncur cepat mendekati Tania. Disisi lain, Tania sudah bersiap tuk menghadapi laju belati dan serangan beruntun Voca.

Tania dengan mudah menangkis laju belati tersebut, meskipun lajunya cepat namun arah belati itu hanya lurus hingga tidak sulit bagi Tania tuk menangkisnya. Akan tetapi, serangan kedua inilah yang harus Tania waspadai.

Zeireikai AO - The Absolute Order (ch01)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang