Chapter 1 'Tears Drop'

48 5 0
                                    

Cerita dimulai dimana saat bumi yang memiliki tingkat kejahatan yang tinggi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cerita dimulai dimana saat bumi yang memiliki tingkat kejahatan yang tinggi. Tidak ada kedamaian, yang ada hanyalah kerusakan yang dilakukan oleh manusia. Kamisama [dewa] yang awalnya hanya mengamati dari surga mengutus para manusia terpilih untuk meminimalisir kejahatan di bumi. Mereka dibagi tugas dalam menjaga Harapan, Keputus-asaan, Kehidupan, Kematian, Mimpi, Ikatan dan Cinta dan masing-masing mendapatkan sebuah buku bernama...

*KAMISAMA NOTE

-

-

"Ka-Kamisama, kumohon bunuhlah orang ini!"

"Kau yakin? Tapi, kau harus membalasnya dengan nyawa-mu sendiri"

"EH?" Bayangan hitam yang mengarahkan Sycthe ke seseorang dan menebas kepalanya. Percikan darah pun membasahi tubuh gadis kecil itu. Sang gadis menyengir dan mengelap bekas darah dari wajahnya.

Sambil menatap kesal, "Tch, manusia kotor. Lagi-lagi aku harus mengotori tangan dan wajah-ku" Ia terus memandangi mayat yang kepalanya telah lepas.

("Kapan aku akan terbebas oleh takdir ini...?")

Tes tes! Bunyi tetesan darah yang masih mengalir di tangannya. Gadis kecil itu berjalan dengan tatapan yang kosong. Bunyi ponsel membuyarkan lamunannya. Di buka Hp-nya dan mendapati tulisan dengan nama,"Paman Mori"

"Paman? Ada apa?"

"...-"

"Hah? Sekarang?"

"Ta-... AH!!! AKU TAHU!!! DIAMLAH TUA BANGKA!!"

...PRAK! Bunyi suara HP yang ia hempaskan ke tanah. Gadis itu sekejap mata menghilang dari pandangan. Tak ada satupun jejak yang menjelaskan keberadaan gadis itu disana bahkan pembunuhan itu. Semua terjadi seakan tak terjadi apa-apa.

-

...Buuk! Bunyi dari pintu yang ia tendang sekuat tenaga. Para Docile yang sedang makan terkejut saat mendapati gadis itu berdiri dengan wajah yang kesal. Sekuat tenaga, ia berteriak "PAMAN MORI!! DIMANA KAU??!!"

"I-Itu....-"

"SHINIGAMI-sama!!!"

"Se-Selamat datang Shinigami-sama!!"

"Biarkan kami membawa sabit-mu...-"

"Tidak usah" Namun terlambat. 2 orang Docile yang memegang sabit [Scythe] itu dalam sekejap isi kepalanya pecah dan mati. Beberapa darah mereka mengenai baju gadis itu. Anehnya, perasaan kesal gadis itu menghilang dan meninggalkan segaris senyuman di wajahnya.

"Hahaha.... Sudah kubilang tidak usah, tapi masih saja menentang. Asal kalian tahu, sabit-ku ini memiliki mantra racun yang mana hanya Shinigami saja yang bisa menyentuhnya. Jika kalian tidak mau mati, lebih baik jauhi sabitKU!"

Dengan langkah tak berdosa, sang Shinigami berjalan melewati kerumunan Docile yang ketakutan dan menjauhi Sabit yang ia tinggalkan di samping kedua mayat itu. Buuk! Lagi-lagi pintu itu ia tendang tanpa mengetuk terlebih dahulu. Ketika pintu itu terbuka, terlihat lah seorang pria paruh baya yang sedang duduk menikmati teh-nya. Shinigami berjalan cepat menghampirinya hingga saat berada di dekat pria itu, ia mengarahkan tendangan berputar ke arah pria itu. Namun dalam sekejap pria itu menghindari tendangan mematikannya. Shinigami terdiam sejenak lalu menyengir, "Heh...!"

"Kau masih bisa bergerak juga, Tua bangka!" Ledek Shinigami lalu melompati sofa dan berguling-guling di atasnya.

"Jangan meremehkan-Ku. Walau umur ku sudah 100 tahun pun, aku akan tetap bergerak" Pria yang bernama Mori itu menyodorkan kue dan teh. Namun Shinigami hanya menyentuh kue saja. Dengan wajah imut saat memakan kue, Shinigami itu bertanya, "Jadi apa maksudmu memanggilku? Jangan katakan kau hanya ingin bertemu dengan ku saja, ya!"

"Tentu saja itu tujuan lain-ku. Namun kali ini ada hal yang ingin ku bicarakan dengan serius"

("Tumben. Biasanya dia selalu menunjuki wajah bodoh-nya")

"Jadi...?"

"Apa kau ingin berhenti menjadi dewa kematian[shinigami]? Jika kau ingin, aku akan memberi-mu penawaran.!" Shinigami terdiam sejenak menanggapi pembicaraan serius Paman Mori. Beberapa detik kemudian, dia tertawa, "Jangan membohongi-ku! Lagi pula aku bukan-lah dewa, di dunia ini hanya ada satu dewa. Kita hanyalah pesuruh-nya"

"Uhm... benar juga yah... Tapi bukan itu yang ku maksud..."

"...-"


"Apa kau ingin berganti dari dewa kematian menjadi dewa cinta?"


                                                                                                 ---

Kamisama NoteWhere stories live. Discover now