Waktu terus berlalu. Sudah satu bulan ini aku menjalani hukuman menjadi cleaning service sementara di sekolah, doaku selama ini terkabul juga. Bu Lidia tidak mengajarku lagi karena dia pindah mengajar di sekolah luar Jawa. Hatiku sangat senang karena hukumanku ini tidak berlaku lagi. Beberapa saat kemudian aku mendapatkan berita buruk dari teman Leo, dia tidak masuk hari ini karena sakitnya itu mengharuskan dia tidak masuk. Aku takut jika kemoterapi yang dijalaninya itu tidak berhasil.Pulang sekolah aku tidak langsung pulang, aku menyempatkan diri untuk ke rumah Leo. Ternyata Leo dirawat di rumah sakit. Kedengarannya kemoterapinya itu tidak berhasil. Ketika masuk ke ruang pavilium nomor 134. Leo tertidur lemas di atas kasur, wajahnya sangat pucat, badannya yang dulu agak gemuk sekarang menjadi kurus lebih kurus daripada aku, badannya ditempel banyak alat entah apa alat itu.
"Tante bagaimana keadaan Leo sekarang?" tanyaku kepada Tante Arum yang duduk di sebelah kasur tempat Leo tidur, wajahnya tampak takut kalau saja anak satu-satunya ini tidak akan membuka matanya lagi. "sudah 3 hari ini Leo dirawat di sini keadaanya makin buruk, sekarang sudah stadium 6 kamu sudah tahu kan kemo yang dijalaninya itu?" aku menganggukkan kepala. "kemonya hampir berhasil tapi entah mengapa keadaannya bisa langsung memburuk seperti ini, sungguh Tante takut kalau stadiumnya sudah di stadium akhir. Hanya bisa menunggu keajaiban yang membuatnya sembuh."
Leo sudah cukup berjuang, dia sudah mencerna kata-kataku itu. Tapi lagi-lagi dia menyerah. Mungkin dia sudah bosan meminum obat yang begitu banyaknya, harus mengalami pusing yang gak karuan, dan muntah-muntah yang mengharuskan dia untuk bolak-balik ke kamar mandi. Sebenarnya aku sedih kalau dia meninggalkanku, waktu itu aku hanya berbohong saja. "dokter bilang Leo harus segera dioperasi, namun resikonya mati di meja operasi. Operasi ini sudah Tante bicarakan sama Om. Om setuju, namun Leonya tidak mau dioperasi dia bilang lebih baik mati karena penyakitnya sudah di stadium akhir daripada harus di operasi dengan resiko mati di meja operasi."
"Tante harap kamu bisa membujuk Leo untuk mau dioperasi." Tante Arum berkata dengan penuh harap. Apakah aku bisa? Sedangkan Leo saja orangnya keras kepala.
"uuhh.. kalau saya tidak berhasil?" tanyaku ragu-ragu.
"pasti berhasil tidak mungkin tidak berhasil. Dari kecil kamu sudah menjadi penasihatnya. Kamu pasti bisa!" katanya menyemangatiku. Aku mengangguk, "akan aku coba."