bonus part

4.8K 421 5
                                    

Jiae menunggu Mingyu dengan kesal didepan kedai ice cream. Laki-laki itu tidak keluar juga. Jiae melirik arlojinya "kalau sampai dalam 5 menit Mingyu tidak keluar, akan kutinggal"

Jiae mengibaskan rambutnya karena panas "wah lihat siapa yang saat ini sendiri". Jiae menoleh ke kirinya dan melihat Yeonji bersama Arka dan juga Mina bersama seorang laki-laki.

Jiae hanya memandang mereka malas dan kemudian melirik arlojinya lagi. Arka masih mencintai gadis didepannya ini, tapi Yeonji bisa saja mencelakai Jiae kapanpun.

"Bagaimana rasanya menjadi sendiri Jiae?" Tanya Yeonji sinis. Jiae menatap Yeonji malas "kalau kalian menghampiriku hanya karena itu, lebih baik pergi saja" kata Jiae.

Ia kemudian berbalik pergi "Jiae!! Tunggu!" Teriak Mingyu. Untung Jiae belum berjalan "yak! Lama sekali!" Bentaknya kesal.

Mingyu tersenyum tanpa dosa sambil menyodorkan 1 cup ice cream vanilla. "Maaf, di dalam ramai" kemudian ia melirik keempat manusia itu.

"Hai Mingyu" sapa Mina. Jiae menaikkan sebelah alisnya. Mingyu tersenyum "hai juga Mina, lama tidak bertemu ya?" Balas Mingyu.

Mina tersenyum lalu memperkenalkan ketiga orang lainnya. Mingyu tersenyum "oh kau kenal dengan Jiae ya?" Tanya Yeonji. Mingyu mengangguk "dia kekasihku, kuharap kalian tidak mencari gara-gara dengannya" kata Mingyu dengan senyum manis.

Yeonji dan Mina terdiam dan mengangguk kaku lalu keempatnya pergi. Jiae meremas kaleng soda-nya yang sudah kosong. Ia kemudian melemparkannya ke kepala Yeonji.

Kemudian ia menarik Mingyu pergi dengan cepat seolah tidak terjadi apa-apa. Mingyu tertawa "kau tau aku dulu juga pernah kena lemparan kaleng tau didekat cafe-mu"

"Jinjja?!" Mingyu mengangguk. Kemudian Jiae mengambil kaleng bekas milik Mingyu dan meremasnya. Ia kemudian melemparkannya ke kepala Mingyu.

"Aw!!"

"Hey! Berarti yang dulu kena lemparanku itu kau?!" Tanya Jiae kaget. Mingyu mengusap kepalanya "oh jadi kau yang melemparnya! Sini kau!"

Jiae berlari menjauh dari Mingyu dengan tertawa. Hanya dengan Mingyu, Jiae bisa merasakan apa itu bahagia. Jiae bisa merasakan rasanya dicintai lagi. Hanya bersama Mingyu.



Beberapa bulan sebelumnya

"Ya tuhan, ampuni hambamu ini" gumam Wonwoo. Ia menggonceng Mingyu dengan takut. Bukan takut Mingyu bakal terjatuh, tapi takut Mingyu melakukan hal-hal aneh yang membahayakan motor kesayangannya.

Sementara laki-laki yang tengah di goncengnya itu hanya bergumam sambil tersenyum tidak jelas. Dan sedari tadi ia hanya menggumamkan nama Jiae. Temannya ini memang tidak waras.

Wonwoo hanya bisa menggeleng sambil memanjatkan doa selama perjalanan.

Namun sepertinya ia sedang sial, motornya tiba-tiba mati di tengah jalan. Wonwoo membulatkan matanya "loh loh, kenapa ini?! Mingyu! Kau melakukan apa?!"

Mingyu hanya tersenyum bodoh "babo! Dia sedang mabuk, tidak bisa kutanyai" sungut Wonwoo. Ia lantas menyuruh Mingyu turun lalu menggiring motornya ke trotoar.

Ia mulai mengecek motornya, sementara Mingyu terduduk di trotoar sambil memeluk sebuah tiang listrik "Hyein! Apa yang kurang dariku eoh?! Aku kurang tampan?! Aku tidak pintar?! Hyein..."

Wonwoo hanya bisa menghela nafas melihat sikap temannya ini. Kasian sih, tapi perasaan malu lebih mendominasi karena mereka mulai jadi pusat perhatian.

Ternyata Wonwoo kehabisan bensin. Ia menghela nafas lagi lalu duduk di sebelah Mingyu "yaa! Dengar, bensinku habis, jadi kita akan pulang sambil berjalan kaki, oke?!"

Mingyu mengangguk lalu Wonwoo membantu Mingyu berdiri "jangan cium gadis sembarangan lagi! Atau kau kutinggal disini" sekali lagi Mingyu mengangguk.

Wonwoo mendorong motornya dengan terpaksa, sementara Mingyu berjalan disebelahnya dengan sempoyongan. Wonwoo tak henti menoleh kearah Mingyu, takut ia akan melakukan hal yang sama seperti tadi.

Untungnya jarak apartment mereka tidak terlalu jauh, jadi dalam waktu 15 menit mereka sudah tiba di apartment mereka.

Wonwoo memarkirkan motornya lalu membuka tempat untuk pengisian bensin.

Bensisnya memang benar-benar habis tak tersisa "shit, bagaimana besok aku ke sekolah? Aish, kalau bukan karena dia habis ditolak mungkin aku sudah mencabik-cabik bocah ini" gerutu Wonwoo.

Mingyu tiba-tiba memegangi mulutnya. Ia berjalan mendekati Wonwoo dan...

Mingyu muntah di tempat bensin motor Wonwoo. Kedua mata laki-laki itu membulat sempurna "Mingyu..."

Sayangnya Mingyu sudah terjatuh di sebelahnya. Wonwoo mengepalkan tangannya kesal. Ia menendang-nendang rumput di depannya "KIM MINGYU!!! ASTAGAAA, MOTOR BERHARGAKU!! Tuhan, naik apa besok hambamu ini" rengek Wonwoo.

Ia menatap Mingyu miris. Untung saja Hyein menolaknya, kalau tidak sudah habis dia hari ini.

Dasar Kim Mingyu, pasti kelakuannya aneh-aneh saat mabuk. Wonwoo hanya bisa meratapi motornya yang bernasib naas. Setidaknya ia tidak ditolak seperti Mingyu.

You 🔅kmg✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang