Wanita memang makhluk yang lemah lembut. Bukan berarti lemah! Mereka hanya lebih banyak menggunakan perasaan. Karena seorang wanita memang memiliki sifat lembut. Untuk itu mereka mencari pasangan yang dapat-
Summer mematikan layar televisinya. Ia menghela napas bosan dan melempar remotte tv di sofa. Hari minggu memang sangat sempurna untuk bermalas-malasan. Itu hal yang ia lakukan setelah membersihkan apartemen kecilnya itu.
"Kenapa sangat membosankan?" Keluh Summer. Ia merentangkan tubuhnya diatas sofa merah panjangnya. Sesekali ia melihat ponselnya. Tidak ada pemberitahuan pesan sama sekali. Summer mendengus pelan.
Kemana Ashton? Geramnya pelan. Ia segera ingat. Ashton bukan siapa siapa Summer. Ia tidak bisa begitu saja marah pada lelaki itu. Summer mengambil ponselnya dan membuka pesan. Jarinya mengetik beberapa kata lalu ia hanya menggenggam ponselnya.
"Selamat pagi Tuan irwin"
Mungkin itu cukup untuk membuat Ashton senang? Mungkin, semoga saja. Beberapa detik kemudian ponsel Summer berdering. Dengan cepat Summer membuka ponselnya.
"Haha selamat pagi juga! Buka pintumu, kau mau membiarkan aku kedinginan?"
Summer mengangkat alisnya bingung. Ia segera berdiri dan menuju pintu utama. Bagaimana bisa Ashton berkata seperti itu? Aneh, pikir Summer.
Gadis itu cepat-cepat membuka pintu dan disitu berdirilah lelaki memakai celana hitam dan kaos hitam. Ia membawa kantong yang kelihatan berat. Summer mengusap belakang lehernya dan tersenyum kikuk.
"Hai Summer!" Sapa lelaki itu dengan semangatnya yang khas.
"H-hai Ashton. Ayo masuk" ajak Summer dengan kikuk. Ashton mengangguk dan masuk ke dalam. Mengikuti Summer yang sudah masuk duluan ke dalam rumahnya.
"Aku membawa makanan untukmu. Kau sudah makan?" Tanya Ashton meletakkan kantong belanja
"Kebetulan, aku belum makan." Jawab Summer sambil pura-pura menyibukkan diri.
"Bagus, kalau begitu ayo kita masak." Ajak Ashton dengan semangat. Summer berhenti bergerak dan melihat ke arah Ashton dengan bingung.
"Kau...mau memasak?" Tanya Summer.
"Hey! Memangnya kenapa? Kenapa kau terlihat kebingungan?" Protes Ashton yang kini mengeluarkan bahan-bahan makanan.
"Tunggu!" Pekik Summer pelan. "Sejak kapan kau membeli semua bahan makanan?!" Tanya Summer.
Ashton hanya kebingungan melihat gadis di depannya itu dan kembali melanjutkan aktivitasnya. Summer masih bingung karena dahulu saat dia masih tinggal bersama, Ashton tidak pernah mau sedikit pun masak. Dia selalu memberi alasan yang terkadang tidak logis. Dapat dikatakan bahwa Ashton tidak suka memasak.
"Baiklah, ini aneh." Gumam Summer. "Sejak kapan Ashton suka memasak?"
"Hey! Aku mendengarnya." Protes Ashton.
Summer hanya tertawa kikuk lalu ia mendekati Ashton. "Baiklah kita memasak."
"Hore! Kalau begitu aku akan duduk menung-" Summer segera menarik kerah baju Ashton.
"Siapa bilang kau duduk manis Mr.Irwin. Kau harus tanggung jawab." Summer tersenyum manis dan Ashton hanya pasrah.
Mereka pun memulai aktivitas memasak mereka dengan penuh kehangatan dan candaan di pagi menjelang siang ini. Summer yang memotong sayuran, Ashton yang mengaduk bahan-bahan lain. Semuanya sibuk dengan pekerjaannya sendiri sampai tanpa sadar.
"Aww." Terdengar suara rintihan kecil. Ashton berhenti melakukan aktivitasnya dan mendekati Summer.
"Ada apa?"
"A-ashton.... t-tanganku....t-tanganku.." ucap Summer gemetaran.
"A-apa yang terjadi?!" Tanya Ashton panik.
"T-tanganku....POTONG!" Pekik Summer lalu ia menunjukkan sebuah tangan kanan dibawah. Ashton teriak histeris dan segera lari ke ruang tamu untuk menghubungi 911.
"Ashton! J-jangan telpon 911. Aku mohon."
"TAPI TANGANMU POTONG SUMMER. YA TUHAN, APA YANG HARUS AKU LAKUKAN, ITU MENGERIKAN SUMPAH! ITU SANGAT MENGERIKAN. KU MOHON! YA TUHAN! AKU TAKUT!" Teriak Ashton sambil gemetaran. Summer terdiam sebentar dan akhirnya ia tertawa terbahak-bahak. Ashton yang bingung melihat Summer tertawa hanya diam.
"Oh, Ashton. Maafkan aku, aku hanya bercanda. Kau lihat?" Summer mengeluarkan tangan aslinya dan ia kembali tertawa terbahak bahak.
"Itu tidak lucu Summer Wang!" Protes Ashton. Summer masih tertawa.
"Oh tuhan maafkan aku hahahaha"
"Aku serius.... kau jahat Summer." Protes Ashton.
"Ya aku tau hahaha, makanya aku mau minta maaf ahahaha"
"Kumohon berhenti tertawa."
"Haha maaf aku sedang mencoba."
"Summer!"
"Hahahahahaha"
Ashton mendelik kesal dan menghela napas. Ia ingat dengan kata-kata Luke soal bagaimana Summer bercanda. Ashton duduk dan diam. Summer mendekati Ashton masih dengan tawanya yang belum berhenti.
"Maafkan aku Ashton." Ucap Summer masih dengan tawanya yang belum berhenti.
"Sumpah, itu sangat tidak lucu, Summer. Bagaimana kalau itu benar-benar terjadi?! Aku tidak ingin kehilangan kau." Gumam Ashton. Kini Summer berhenti tertawa. Raut wajahnya pun kini mengatakan bahwa ia merasa bersalah.
"Oh, Ashton. Maafkan aku... aku benar-benar minta maaf. Aku hanya.... hanya bosan... maaf.." gumam Summer lalu memeluk lelaki di depannya itu. "Jangan marah ya..."
Ashton hanya terdiam. Antara malu dan senang. Kini ia kebingungan, maafkan dia atau jangan dulu. Ashton menghela napas dan membalas pelukan Summer.
"Just, don't ever did that again. It's scary you know and your joke is not funny. It's really serious."
Summer mengangguk dan menatap Ashton. "Okay, aku berjanji tidak akab melakukannya lagi."
Ashton mengangguk senang. "Kalau begitu ayo kita lanjutkan masaknya." Ajak Ashton. Summer mengangguk dan kembali ke dapur untuk memasak.
HUVLA!
HAE! KEMBALI LAGI DENGAN SAYA HARUZUKI A.K.A HARU! NYAHAHAHA
AKHIRNYA SETELAH SEKIAN LAMA AKU MENGHILANG. AKHIRNYA AKU BISA UPDATE CHAPTER INI DENGAN ABSURB SEKALI. MAAFKAN CHAPTER INI GAJE BIN NYEBELIN KARENA KEBETULAN AKU LAGI STUCK. JADI JADI
APA KABAR KALIAN?! I MISS YOU
HARU BAKAL COBA BUAT UPDATE CHAPTER CHAPTER LAINNYA PER MINGGU ATAU KALAU HARU LAGI GA SIBUK AJA SIH.
YEP ITU AJA. DAN MAKASIH BANGET YANG UDAH BACA BOOK INI PADAHAL ABSURD BANGET SUMPAH. MAKASIH YAA MUACHSEE YOU!
Love,
HARU x
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Reason [Sequel of Amnesia]
FanfictionSummer Wang, gadis yang sedang terjatuh karena kehilangan seseorang yang berarti untuknya. Kehilangan hidupnya, Luke Hemmings yang pergi karena penyakit jantungnya yang sudah tidak bisa tertolong lagi. Setelah lelaki itu pergi sudah beberapa kali ga...