8

344 51 3
                                    

"Ada sebuah cerita, aku tidak tau apakah cerita itu dapat akhir bahagia atau tidak." Ucap seorang gadis berwajah Asia sambil memegang tangan seorang anak kecil berambut pirang dan mata biru yang menatapnya serius.

"Dulu, ada sepasang kekasih mereka selalu bertemu di sebuah pondok dekat pantai. Konon katanya mereka itu tinggal di tempat yang berbeda. Sang lelaki seorang manusia, dan sang perempuan seekor mermaid."

Anak kecil itu kini memandangnya dengan berbinar-binar. "What next mama? How can they meet each other?"

"Mermaid itu konon dapat dengan mudah menjadi manusia jika di daratan. Ia tidak boleh kena air. Jika kena, maka dia akan berubah menjadi mermaid. Lelaki itu selalu mengajaknya berjalan di pinggir pantai. Mereka benar-benar saling mencintai. Sampai pada suatu hari, si mermaid ini mengatakan bahwa dia bukan mermaid biasa. Si lelaki tidak mengerti apa yang kekasihnya maksud itu. Si mermaid menjelaskan bahwa ia sebenarnya adalah seorang putri di negerinya. Semenjak saat itu mereka menjadi jarang bertemu. Setelah itu mama tidak tau apa yang terjadi selanjutnya."

Anak kecil itu kecewa. Tetapi ia tersenyum dan memeluk gadis itu dengan penuh kasih sayang. "Mama, aku mau punya kekasih cantik seperti mermaid." Ucap anak itu berbinar-binar.

"Hus, kau terlalu kecil untuk itu sayang." Jawab gadis itu lembut.

"Benar, kau masih terlalu kecil kesayangan papa." Ucap seorang lelaki yang mirip dengan anak kecil itu. Hanya yang membedakan adalah sebuah tindikan di bibirnya.

Gadis dan anak kecil itu segera melihat ke sumber suara dan tersenyum lebar. "PAPA!" Teriak anak itu lalu berlari memeluk lelaki itu.

"Hey, jagoan. Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya lelaki itu sambil menggendong anak kecil yang memeluknya itu.

"Mama baru saja bercerita! Kali ini tentang mermaid papa." Jawab anak itu kalem. Lelaki itu menatap gadis dihadapannya sambil tersenyum.

"Wow, papa tidak tahu kalau mamamu ini bisa bercerita." Ejek lelaki itu dan menatap gadis itu dengan jail.

"Oh, Luke berhentilah menggodaku. Kau ingat kan saat aku kecil mamaku selalu memberiku sebuah cerita?" Protes gadis itu. Lelaki yang dipanggil Luke pun terkekeh pelan.

"Ya ya baiklah aku mengakui itu Summer sayang. Anak kita saja sangat senang mendengar cerita darimu." Puji Luke. Gadis yang dipanggil Summer itu kini tersenyum bangga. Lalu Luke memeluk Summer serta anak kecil itu bersamaan.

"Seandainya, kita benar-benar bisa seperti itu." Ucap Luke pelan.

"Apa maksudmu?" Tanya Summer bingung. Tiba-tiba ruangan itu berubah menjadi gelap gulita. Anak kecil itu tiba-tiba menghilang dari pelukan Luke.

"Apa yang terjadi?! Luke! Dimana Alvero?" Tanya Summer panik.

"Alvero? Siapa dia?"

"Anak kita! Kau pikir siapa lagi?! Dan kenapa ruang santai kita menjadi gelap?" Tanya Summer panik. Luke terdiam. Sorot matanya sedih dan terpukul.

"Luke?" Panggil Summer pelan. "Sebenarnya... apa yang terjadi?"

Luke menghela napas, lalu memeluk summer erat. Ia menangis dalam pelukan orang yang ia sayang. "Ya tuhan, Luke ada apa denganmu? Kau baik-baik saja?" Tanya Summer mencoba setenang mungkin.

"A-aku...aku merindukanmu.... sangat merindukanmu..." ucap Luke lirih. Summer memeluk Luke dengan erat sambil mengusap rambutnya dengan penuh kasih sayang.

"Aku juga sayang, aku juga merindukanmu."

"Maafkan aku.."

"Untuk apa?"

The Only Reason [Sequel of Amnesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang