11

1.4K 42 0
                                    

Samuel Pov

Sungguh hangat hati ku jika dapat melihat kedua adik ku bahagia begitu pun juga keluarga. Melihat kita semua bisa berkumpul kembali ada ibu bapak boy baby om cahyo tante silvi dan membicarakan apa yang telah terjadi dan rencana apa yang akan kita siapkan untuk hari esok. Itu adalah suatu kebahagiaan untuk diri ku sendiri.

Biarlah orang lain mau bilang aku lelaki es lah tau mereka mau bilang aku lelaki cemen itu tidak masalah yang terpenting adalah kebahagiaan keluarga besar ku.

Semenjak baby sakit aku merasa gagal karna tidak bisa mempertahankan kebahagian yang selalu terjaga dari kakek nenek ku. Melihat salah satu dari mereka sakit saja aku sudah mengutuk diri ku sendiri karna tidak bisa menjaga kebahagiaan itu.

Sekarang baby sudah semakin membaik dan aku mengharapkan bahwa baby sembuh sekarang juga. Karna bagaimana pun juga aku takut kalau prediksi dokter itu benar benar terjadi. Aku yakin akan mengutuk diri ku sendiri. Tapi dari hari ke hari aku melihat baby benar benar sudah sembuh bahkan dia tidak pernah mengeluh sakit lagi. Tapi tetap saja ada rasa ketakutan di hati ku. Bisa saja kan suatu saat itu terjadi? Tidak menutup kemungkinan kan? Tapi aku tetap optimis. Aku masih berantem dengan fikiran dan hati ku. Tapi biarlah begitu.

Aku menatap boy yang tertidur sambil memeluk baby sangat bahagia bahkan disaat mereka tertidur saja mereka tersenyum tapi senyum baby seperti ada yang kurang. Aku merasa iri karna melihat baby dipeluk oleh boy. Dan aku memutuskan untuk naik ketempat tidur dan membaringkan tubuh ku di samping baby dan aku memeluk kedua adik ku ini. Tiba tiba aku melihat senyum baby makin berkembang. Aku sangat merasakan nyaman dan hangat di hati ku. Aku bangun dari tidur ku, aku mencium kedua kening adik ku lalu aku kembali ke posisi tidur ku tadi dan tak lama aku memejamkan mata ku yang semakin berat untuk membuka mata ku.

Aku sudah terbangun sebelum matahari muncul. Aku melihat ke kiri ku ternyata ke dua adik ku itu masih di alam mimpi. Aku langsung membangunkan boy.

"Boy.. boy.. boy.. boy bangun pindah kekamar" aku membangunkan boy dengan mengguncangkan badannya dengan hati hati takut baby bangun

"Engh.. kenapa kak? Aku masih ngantuk" ucap boy sambil mengucek matanya yang masih terpejam itu

"Ayo pindah dulu ke kamar sebelum baby bangun" ucap ku sambil mengguncangkan badannya boy karna dia belum bangun

"Ah.. iya iya kak yaudah kak muel duluan aja" ucap boy yang sekarang sudah bangun dan duduk di tempat tidur dengan sesekali menguap

"Awas ya sampai tidur lagi ya gua guyur pake air es mau?" Ucap ku penuh menekanan agar boy bangun

"Aduh kak boy bisa demam kalo gituin lagi ka, kakak mau di omelin ibu lagi? Ngurusin aku lagi? Enggak kan? Kalo enggak jangan gitulah kasianni aku lah kak" ucap boy dengan mata penuh memohon. Iya juga sih aku gak mau diomelin ibu lagi kayak waktu itu 3 hari 2 malam aku diomelin ibu terus menerus tanpa putus dan ditambah harus ngurusin boy yang lagi demam karna kelakuan ku mengguyur boy dengan air es dan berujung aku harus ngurusin dia sampe dia sembuh waktu itu aku ngurus boy karna demamnya aja udah 4 hari terus 3 harinya untuk memastikan bahwa boy itu benar benar sembuh kurang sabar apa aku jadi kakak yang harus ngurusin bayi besar seperti boy itu melebihi baby sister sangat menyebalkan.

"Ogah gua ngurusin lu lagi. Mending gua ngurusin baby aja dah lucu imut gemesin bisa bikin gua ketawa lah elu apa apa nyusahin. Untung waktu itu gua sabar dan baik hati mau ngurusin elu, kalo gak bisa bisa lu udah gak ada di dunia sekarang. Udah ayo keluar" ucap ku sambil menarik telinga boy

"Aduh.. kak sakit sumpah" ucap boy sambil mengusap telinganya yang merah yang baru saja aku lepas tanganku karna sekarang posisi dia sudah berdiri di samping tempat tidur baby sesekali aku melihat baby takut baby bangun untungnya baby tidak terganggu dengan suara aku dan boy

"Yaudah ayo kita keluar" ucap ku sambil melangkah menuju tempat ridur baby dan mengecup keningnya begitu pun boy lalu kami berdua keluar dari kamar baby dan menutup pintu kamar baby dengan hati hati agar tidak menimbulkan suara sedikit pun.

"Kak boy tidur kamar kak muel ya, males jalannya jauh" ucap boy dengan muka melasnya

"Cih alesan bilang aja karna males tidur sendiri jelas jelas kamar kita ada di samping kamar baby. Emang sejauh mana sih kekamar lu? Jauh banget ya sampe harus dikamar gua?" Jawab ku dengan tatapan malas ke boy

"Hehehe itu kakak tau alesan boy" ucap boy sambil menampilkan giginya yang putih dan rata itu

"Jadi boy boleh tidur dikamar kakak gak?" Tanya boy lagi dan ku balas dengan deheman lalu kami masuk kekamar ku dan langsung tidur.

----------------------------------------------------------------------

Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Silahkan di vote atau di comment. Thanks.

I Promise [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang