13th Chapter : Anna POV

29 3 0
                                    

----------

"Kau menyukai anak yg bernama Zyn itu ya?" ujar Jesselyn.

"Hah?hhmmm, i-iy-iya" ujarku dengan sedikit terbata-bata.

"Sudah kuduga" ujar Jesselyn.

"Bagaimana kau bisa tahu itu Jesselyn?" ujarku.

"Aku hanya menebaknya, oiya panggil aku Jess saja bias lebih mudah untuk diingat" ujar Jess sambil tersenyum kepadaku.

Aku berjalan berdampingan bersama Jess dan berjalan menuju ruangan tempat pelatihan.

Di dalamnya banyak perempuan yg sedang berlatih, ada yg sedang latihan meninju, menendang, bahkan bertarung satu sama lain.

"Apa kita akan berlatih disini?" ujarku

"Tentu saja" "ujar Jess.

Aku hanya diam sambil terus memerhatikan suasana sekitar.

"Apa kau pernah ikut bela diri?seperti Karate atau semacamnya?" ujar Jess.

"Dulu waktu SMP aku pernah ikut pelatihan Muay Thai" ujarku.

"Bagus kalo begitu, ayo ikut aku" ujar Jess sambil menarik tangan kiriku.

Aku terdiam dan tidak berontak saat Jess menarikku. Dia membawaku ke atas matras yg cukup besar dan menyuruhku untuk memukulnya.

"Pukul aku" ujar Jess.

"Aku tidak bisa" ujarku.

"Sudah cepat pukul aku sesuka hatimu" ujar Jess dengan nada yg sedikit berteriak.

"Aku tidak mau menyakitimu Jess" ujarku.

"Cepat pukul aku, jangan menjadi seorang perempuan Feminim karena apabila kau ada diluar sana perempuan yg Feminim akan lebih cepat mati dibandingkan perempuan yg tomboy!!!" ujar Jess dengan suara teriakannya sehingga membuat semua orang mendengar dan berhenti melakukan semua aktivitas mereka.

Aku hanya berdiri dan gugup saat semua orang melihat ke arahku dan Jess.

"Rupanya Jess yg awalnya perempuan baik dan ramah bisa berubah menjadi segalak dan menakutkan seperti ini" ujar salah satu orang yg berjarak 5 meter dariku.

"Cepat pukul aku! Jangan mengandalkan orang lain untuk melindungimu!!" ujar Jess dengan nada teriaknya lagi.

"Baiklah" ujarku pelan.

Kemudian aku memukulnya, namun pukulan ku dapat ditahannya dengan mudah.

"Pukulan ini tidak ada apa-apanya buatku" ujar Jess.

Aku menarik tanganku, tanganku terlepas dari genggaman Jess, lalu aku memukulnya lagi dengan sekuat tenagaku.

Namun hasilmnya sama saja, kali ini Jess menghindar dengan mudahnya. Dan disaat kesempatan itu dia memukul perutku sehingga membuatku sedikit mual.

"Uhhh..."

"Cepat bangun dan lawan aku" ujar Jess.

"Baiklah, aku akan serius kali ini" ujarku.

Jess hanya tersenyum melihatku. Kemudian dia mengarahkan kepalan tangannya ke wajahku namun dengan lincah aku menghindarinya dan disaat itu aku ingin memukul perutnya, tapi Jess berhasil menahan tanganku.

"Kau tidak bisa semudah itu melukai ku" ujar Jess dengan senyuman liciknya.

Kemudian Jess menarik tangannya dan memegam bahuku. Kali ini dia menekan perutku dengan lututnya.

Perutku terasa mual lagi, tapi disaat itu aku menahan kakinya, kemudian menariknya sehingga membuat Jess terjatuh.

Aku ingin memukul wajahnya lagipula ini kesempatan emas buatku, tapi aku menahannya dan berdiri menjauh dari Jess.

"Kenapa kau tidak memukulku?" ujar Jess.

"Aku hanya tidak ingin melawan musuh yg sedang lemah dan tidak adil bukan jika aku memukulmu dengan posisimu yg tadi?itu bukanlah gaya bertarungku" ujarku.

Jess hanya tersenyum, kemudian dia berlari ke arahku. Dia memukulku dengan banyak sekalu pukulan namun dengan lincahnya aku berhasil menghindarinya sekaligus mencari kesempatan untuk melawan balik.

"Taapppp"

Aku berhasil memegang kedua tangan Jess, disaat seperti itu aku melompat dan menendang badan Jess dengan kedua kaki ku aku menjadikan tangan Jess sebagai penopangku saat melompat.

Jess mundur beberapa langkah akibat tendangaku, sedangkan aku berdiri dengan senyuman puas karena sudah berhasil melawannya.

Namun ini belum berakhir, kali ini aku maju menghampiri Jess dan memukul kearahnya Jess berhasil menghindar namun tak semuanya berhasil dihindari dan disaat dia berhasil menghindar dia oangsung memukul wajahku.

Aku pun mundur beberapa langkah dan hampir jatub karena efek pukulan yg keras dari Jess.

Bibirku terasa ada yg mengalir, saat aku mengusapnya dan melihatnya ternyata itu darah, bibirku sedikit sobek karena pukulannya.

"Baiklah akan ku akhiri ini semua" ujarku.

Aku berlari kearah Jess, sedangkan Jess bersiap-siap menahan seranganku.

Kemudian aku melakukan Tackle namun aku tidak mengincar kakinya, aku melakukan hal yg sama seperti yg dilakukan Zyn kemarin.

Setelah melewati kedua kakinya, aku berdiri menariknya agar berbalik badan dan memukul wajahnya namun disaat dia mundur akibat pukulanku aku malah menahan dan menariknya lagi agar dia mendekat kepadaku, disaat dia sudah dekat aku langsung membalikkan badan menarik tangan kiri Jess lewat atas bahuku dan membantingnya.

"Ini sudah selesai Jess" ujarku.

Jess hanya tersenyum kecil, dan mulai berdiri dengan sedikit bantuanku.

Dan aku berhasil, semua orang bersorak dan bertepuk tangan kepadaku.

Aku tersenyum senang kepada mereka, tiba-tiba ada yg menepuk bahuku.

Saat aku berbalik badan aku melihat Jess yg tersenyum juga padaku.

"Kau hebat Anna, ayoo ikut denganku dan akan kuobati lukamu itu" ujar Jess.

"Terimakasih" ujarku.

Aku dan Jess berjalan meninggalkan ruangan itu, namun semua orang masih menatapku dengan kagum.

"Kemana kita akan pergi?" ujarku.

"Mengobati lukamu diruangan medis" ujar Jess.

Aku dan Jess akhirnya berjalan menuju ruangan medis, namun di perjalanan aku melihat Zyn dan ayahku yg berjalan ke laboratorium.

Namun Zyn penuh dengan darah.

"Apa yg dia lakukan?" ujarku dalam hati.

Namun saat itu juga Jess menarikku dan mulai mengobati luka ku, sehingga membuatku taj dapat melihat keadaan Zyn lagi.

"Semoga dia baik-baik saja" gumam batinku.

The Vynixs-Hunter Corps : Find The Q-Virus[Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang