to the beautiful you 7

2.8K 168 6
                                    

Berhubung oshinya author ultah hari ini, jadi author juga updatenya hari ini deh heheheh (?)

selamat membacaaa ^^
_______________________________________

"Kamu kenapa ga main bareng ghaida aja? kamu suka basket kan?"

"Dulu aku sering latihan basket sama Papa di lapangan belakang rumah, tapi sekarang udah engga pernah latihan lagi nal"

hhhhh ia menghembuskan nafas kasar.

"Sekarang sih aku tertarik sama futsal" ucapnya mantab. Sontak membuatku menoleh ke arahnya.

"Kenapa? Emang ga boleh ya kalo aku suka sama futsal nal?" ucapnya seolah-olah mengerti arti dari pandangan heranku.

"Alasannya vin?"

"Karna kamu nal" ia menoleh padaku dengan tatapan yang intens.

"Hah?"

"Iya karna kamu kinal, karna kamu aku jadi...."

"Nay maaf lama, tadi antri di perpusnya hehe Ayo kita pulang" Veranda tiba-tiba muncul di hadapanku dengan nafas yang tersenggal.

Viny kini menunduk. Terlihat seperti orang kecewa. Ia menghembuskan kembali nafasnya kasar.

Aku beranjak dari tempat dudukku, menggapai tangan veranda lalu berpamit pada viny yang masih menundukkan kepalanya.

"eh iya gapapa ko ve. Aku sama ve pulang duluan ya vin"

"Hati-hati di jalan nal" ucap viny pelan.

_______________________________________________

Setibanya di rumah veranda, aku disuguhi pemandangan pohon cemara berukuran sedang di sudut ruang tamu dan satu pohon cemara yang lebih besar berada di sudut ruang keluarga. Kedua pohon cemara itu berdiri tegap dengan kokohnya, namun tak kulihat pernak-pernik benda berkilauan yang menghiasi pohon itu. Mungkin keluarga veranda belum menghiasnya.

Ya, lusa nanti adalah perayaan natal bagi umat kristiani, termasuk veranda dan keluarganya. Veranda memintaku untuk menemaninya saat malam natal. Dengan senang hati aku menerimanya, karena suatu kebahagiaan tersendiri bagiku saat menemaninya di hari yang ia anggap spesial. Ah iya, aku sampai lupa bahwa aku belum menyiapkan hadiah natal untuknya. Aku segera pamit dan meninggalkan rumah veranda.

Setengah perjalanan menuju rumahku, aku mengunjungi sebuah toko.

"Aduh, kira-kira hadiah apa ya yang cocok buat ve?" gunamku.

"Novel? ah veranda udah punya banyak novel kinal. ayo putar lagi otaknya, biar bisa mikir" batinku.

Aku berkeliling melihat-lihat seisi toko namun belum kutemukan barang yang cocok untuk aku berikan pada veranda.

"Nal ngapain di sini?"

"eh kamu. lagi nyari sesuatu"

"nyari apaan? aku bantu ya?"

"gausah vin, makasih ya" aku kembali sibuk dengan memutarkan pandanganku dan berjalan menuju ke lantai 2 toko.

"Nal tunggu"

"aku bisa cari sendiri vin, kamu gausah bantu"

"kamu perlu barang apa? biar aku yang ambilin. Ini toko papa aku, jadi aku tau seisi toko ini"

Spontan aku menoleh ke padanya, memandang matanya, mencari kebohongan dari sana, tapi sepertinya viny tak berbohong. Bukan tatapan kebohongan, tetapi tatapan tulus yang terpancar dari sorot mata seorang viny. Apa? Apa maksud viny memandangku seperti ini?  Indah.. mata indah itu...

To The Beautiful YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang