Author POV
Memasuki bulan kedua di musim kemarau yang kebetulan berkenaan dengan jadwal libur semester genap.
Dinginnya udara pagi yang menusuk tulang tak mengurungkan niat seorang gadis untuk menghirup udara segar di balkon kamar. Senyum simpul tercipta walau angin pagi tanpa permisi menerpa wajah manisnya itu. Tak seperti biasanya ia berdiri di balkon, memandang keadaan sekitar di pagi hari. Bodoh pikirnya, kala menyesali dirinya akan nikmat Tuhan yang selalu ia lewati pada pagi hari-hari sebelumnya. Kembali bibirnya menyimpulkan senyum, senyum yang berbeda dari sebelumnya -senyum getir, penuh penyesalan. Pemandangan senja pagi hari ini terlihat sangat indah, dan mungkin setiap hari selalu indah, namun sayang, karena hal itu sering terabaikan oleh sang gadis begitu saja-membuatnya lupa dan mensyukuri akan keindahan ciptaan dan ke-Agung-an Sang Pencipta.
"Ve? Ternyata kamu di sini, aku nyariin kamu tau.." seseorang muncul dari balik pintu kamar dengan rambut yang sedikit berantakan dan suara parau, tangan kirinya mengucek-ngucek kedua matanya, membuat gadis di hadapannya berbalik dan tersenyum geli.
"Ngapain kamu di sini? Ayo masuk. Hiiiiii dingiiinn tau ve" tukas gadis bersuara parau menggidigkan tubuh tegapnya.
"Bawel" singkat ve.
"Ayo ve masuk, di sini dingin"
Nihil, hanya gelengan kepala yang ve lakukan, tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya. Veranda hanya menjawab dengan tatapan yang sedari tadi tak lepas dari kinal.
Kinal mendelik kesal. Kedua telapak tangannya bergesekan, sesekali ia meniupnya, mencoba mengusir udara dingin. Matanya sesekali melirik veranda, mencoba mencari perhatian terhadapnya, dan berharap gadis di hadapannya akan peka pada kode yang ia lakukan.
Sementara bibir veranda masih mengatup. Bukan tak mau menjawab perkataan kesayangannya itu, Veranda hanya senang melihat kinal mengembungkan pipinya.
Lucu.
Veranda berpura-pura memasang ekspresi sedatar mungkin, padahal ia sedang menahan tawa terhadap ekspresi kesal kinal.
Masih belum ada peningkatan reaksi dari veranda. Kinal berdecak kesal.
"Ck, ga mau nurut nih ya. Di sini dingin ve, kalo kamu kedinginan ntar sakit gimana?"
"Gampang, tinggal ke dokter" jawab singkat ve.
"Ooohh.. Okeee..." ucap kinal tersenyum jahil, berjalan mendekat pada ve dengan sedikit pincang-akibat cedera engkel yang belum juga pulih.
"Ma-mau ngap-pain?" ve sedikit panik, berjalan mundur hingga tubuhnya menumbruk pagar pembatas balkon yang ada di belakangnya. Sementara kinal masih tersenyum jahil dan mulai tiba di hadapan veranda, dekat sekali.
Kinal menggenggam kedua tangan veranda erat, lalu menggesek-gesekannya dengan kedua tangannya, lalu sesekali menghembuskan udara hangat dari mulutnya pada kedua tangan veranda yang sedang ia ganggam, kembali mencoba mengusir hawa dingin sama seperti yang ia lakukan beberapa saat lalu.
Kinal lalu mengecup punggung tangan ve, dan tersenyum lebar. Manis. Seketika wajah veranda memanas. Veranda yakin, kinal melihat pipinya memerah saat ini.
"Kalo kamu ga mau ngangetin badan di dalem kamar, tolong izinin aku yang ngangetin kamu di sini" jelas kinal lalu menarik kesayangannya ke dalam dekapannya. Jika saja wajah veranda sedang tak terbenam di leher kinal, kinal pasti melihat pipi veranda memerah untuk yang kedua kalinya di pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
To The Beautiful You
Fanfictionketika cinta terlarang memaksa diri ini untuk menjalaninya, apa yang harus aku lakukan? cast: Jessica Veranda, Devi Kinal Putri Selamat membacaaaaa ^^ by: bebybung, an admirer :)