Kangennya ditabung dulu ya, besok pagi kita buka tabungan kangennya sayang :*
*sent*Satu menit, dua menit, tiga menit, sepuluh menit, tak ada jawaban dari veranda, bahkan kata read pun tak tampak. Aku hanya menimang-nimang smarthpone dengan tangan kiri dan aku terkejut kala smartphoneku itu bergetar.
Kesayangannya Kinay: Segimana marahnya aku sama kamu, aku tetep ga bisa benci sama kamu nay.. Maafin aku :(
Veranda memang orang yang sabar, pokoknya aku sayaaanngg banget sama dia!
Iya sayang, maafin aku juga ya. Yaudah sekarang kamu istirahat ya, besok aku jemput.
Kesayangannya Kinay: Yaudah iya aku tidur.. huft kenapa harus ngantuk sih aku? padahal masih kangen kamu naaayy :(
Yaudah sayang kalo ngantuk mah tidur aja. Selamat tidur kesayangannya kinay yang cantiiikk banget kaya bidadari, mimpi indah yaa, iloveyousomuch :*:*:*
*vn sent*Tak ada respon dari veranda, sepertinya dia sudah tidur. hhhh, Aku masih tak menyangka veranda menerima cintaku dan kini kami menjalani status hubungan berpacaran. Aku benar-benar tak menghiraukan terlarangnya cinta ini, terlarangnya status hubungan ini, mengingat aku dan veranda adalah sesama... kalian tau lah ya, kami berdua sesama perempuan huft. Sesuatu yang sebenarnya tak ingin terjadi. Jika saja dulu aku tak terlahir seperti ini... ah tidak, aku tarik kembali kalimat terakhirku barusan, aku harus mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan padaku, sekalipun aku terlahir menjadi seorang perempuan, aku tak menyesalinya. Karena walaupun begini, aku dan veranda masih bisa bersatu meskipun dalam hubungan yang terlarang. Aku tak menyesali apa yang telah Tuhan berikan padaku, aku juga tak pernah menyesali perasaan terlarang yang aku miliki untuk veranda. Tuhan, aku mencintai veranda, aku hanya mencintainya bukan orang lain, maafkan perasaan terlang ini, maafkan hubungan terlarang ini, tapi tolong izinkanlah aku bahagia dengan caraku sendiri Tuhan, aku mencintainya, sangat. Akupun tertidur akibat terlalu keras berpikir.
___________________________________________
Author POV
Lenyap, hampir lenyap sudah cahaya sang rembulan bersama miliyaran bintang yang siap digantikan oleh kilauan sang fajar yang menyelimuti permukaan bumi yang indah di pagi ini.
Di sebuah kamar yang terletak di lantai 2 rumah megah, tengah duduk seorang gadis memeluk lutut di atas tempat tidur dengan suara isakkan tangis yang membuatnya sesenggukkan pertanda telah lama waktu yang ia gunakan untuk menangis di pagi hari ini. Tangis itu mengakibatkan matanya memerah, sembab dan kelopak mata yang menebal, serta kemerahan di hidungnya.
Sementara di lantai satu terdengar perkelahian adu mulut dua orang yang sedang berseteru mempertahankan argumen mereka masing-masing tanpa mau mendengar perkataan yang keluar dari lawan bicara, hanya bersikukuh dengan argumen yang mereka miliki di kepalanya.
Kedua tangan gadis yang sedari tadi memeluk lutut dengan isakkan yang belum mau lepas dari dirinya, kini meregang dan beralih untuk menutup kedua telinga miliknya.
"Tuhan, tolong, aku mohon hilangkanlah keadaan yang membuatku tertekan seperti ini Tuhan, aku mohon" lirih gadis itu dengan air mata yang tak ada hentinya mengalir keluar dari pelupuk mata sipit nan indah miliknya. Lalu ia mengambil posisi meringkuk di atas tempat tidur dengan bantal yang ia gunakan untuk menutup kedua telinganya erat, karena ia tak ingin mendengar kedua orang tuanya saling mengeraskan volume suaranya.
Dari luar kamar, masih dua orang yang berseteru keras mempertahankan argumen mereka masing-masing, tidak lain dan tidak bukan adalah kedua orangtua dari gadis yang meringkuk tadi. Memang, suasana seperti ini sering terjadi di keluarga gadis malang ini. Ia tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menangis dan menutup telinga kala mendengar kedua orangtuanya beradu argumen. Hanya ketakutan lah yang ada dalam dirinya, sangat takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
To The Beautiful You
Fanfictionketika cinta terlarang memaksa diri ini untuk menjalaninya, apa yang harus aku lakukan? cast: Jessica Veranda, Devi Kinal Putri Selamat membacaaaaa ^^ by: bebybung, an admirer :)