14-Pria Brengsek.....

5.7K 678 148
                                    

Cek cek cek..
Baca part ini harus tarik napas dalam-dalam ya . Sepertinya lapak ini akan penuh dengan  caci maki....  Jadi silahkan dibaca dan dinikmati dulu ya setelah itu saya akan dengan senang hati membaca komentar kalian.
Jangan lupa tinggalin jejak ya....

==##==

Dia, ah dimana dia yang dulu? Aku menemukannya sekarang namun aku sedang mencari dia yang dulu.

Dimana aku yang selalu ada di matanya. Dia ada namun semuanya hilang, semuanya yang dulu hanyalah tinggal kenangan.

Dia yang selalu sabar menghadapi aku, memelukku saat menangis, mengalah saat ku mulai meronta.

Aku merindukannya yang selalu mendengar keluh kesahku, bukan membiarkanku

Aku merindukannya yang merindui aku bukan mengabaikanku

Aku merindukannya yang rela mempersempit jarak hanya agar bisa bertemu denganku

Aku merindukannya yang sangat bahagia ketika bertemu

Aku merindukannya yang meminta waktu berhenti ketika kita menghabiskan waktu bersama

Aku merindukan dan sangat merindukan dia yang dulu

Jemari tanganku berdentang sembari menatap langit kota Jakarta, pikiranku masih menebak alasan mengapa Rega datang mengunjungi apartemennya. Seharusnya aku tidak perlu heran karena apartemen tersebut adalah memang miliknya namun masih terdapat sebuah tanda tanya besar ketika mengetahui bahwa Rega masih menjejakkan langkahnya untuk kembali kesana.

Apa yang harus aku lakukan? Aku bergegas merapikan meja kerjaku sebelum mengambil tas dan kunci mobilku. Aku memutuskan untuk kembali ke apartemen itu. langkah kakiku malam ini menggerakkan hatiku untuk bergerak menuju ke sana. Berharap adanya keajaiban yaitu kehadirannya di sana.

Kurasakan ada yang berbeda ketika aku melangkah masuk menuju apartemen ini, hal pertama yang aneh adalah ketika aku menghirup udara nikotin yang kian kental ketika aku semakin dekat melangkah. Segera kupercepat langkah, melepas heels yang kugunakan kemudian menyusul masuk.

Rega!

Kali ini tebakanku tepat, ketika kumelihatnya berdiri di balkon dengan batangan beracun itu. Muncul rasa kecewa ketika mengingat Rega masih membiasakan kebiasaan buruknya itu.

"Rega...." panggilku mendekat.

Rega spontan terkejut kemudian mengamatiku lekat, seutas seringai dingin muncul di wajah tampannya. Kuakui sifat Rega dalam menguasai pertahanan dirinya tidak sepertiku yang mudah meledak.

"Mengapa kamu selalu muncul di hadapanku?"

Senyumanku memudar ketika mendengar nada dingin dari perkatannya. "Kamu merawat apartemen ini dengan baik dan aku yakin kehadiranmu tidak dibutuhkan lagi di sini."

Gengaman jemariku mengerat ketika mendengar pengusiran darinya. "Ga, aku mohon dengarkan aku."

Kulihat ia mendesis kemudian mematikan sisa batang rokoknya sebelum berjalan melewatiku masuk menuju ke arah ruang tengah. "Apa kamu tidak punya telinga? Bukankah aku sudah mengatakan bahwa kehadiranmu tidak dibutuhkan lagi disini?"

Aku berjalan mendekatinya kemudian menarik lengannya paksa sehingga tubuhnya yang tinggi menjulang menghadap ke arahku.

"Kenapa kamu berubah Ga? Kamu bukan Rega yang aku kenal dulu."

"Apa perlu aku jelaskan semuanya? Semuanya telah berubah dan aku tidak ingin mengingat masa lalu yang menyedihkan itu," desisnya tajam namun sekalipun tatapannya tidak tertuju padaku.

InfinityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang